KegunaanPenelitian Penyuluhan Pertanian EVALUASI PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) DI KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

commit to user 4 Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan program Prima Tani dilihat dari komponen context kontek? b. Bagaimana pelaksanaan program Prima Tani dilihat dari komponen input masukan? c. Bagaimana pelaksanaan program Prima Tani dilihat dari komponen process proses? d. Bagaimana pelaksanaan program Prima Tani dilihat dari komponen product hasil?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui pelaksanaan program Prima Tani dari komponen context konteks. b. Mengetahui pelaksanaan program Prima Tani dari komponen input masukan. c. Mengetahui pelaksanaan program Prima Tani dari komponen process proses. d. Mengetahui pelaksanaan program Prima Tani dari komponen product hasil.

D. KegunaanPenelitian

Kegunaan penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Bagi Pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memutusakan kebijakan selanjutnya. c. bagi penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan penilitan sejenis. commit to user II. LANDASAN TEORI

A. Penyuluhan Pertanian

Menurut Tjondronegoro dalam Sastraatmaja 1993, penyuluhan adalah usaha pendidikan non formal yang merupakan perpaduan dari kegiatan menggugah minat atau keinginan, menimbulkan swadaya masyarakat, menyebarkan pengetahuan atau ketrampilan dan kecakapan, sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku sikap, tindakan, dan pengetahuan. Menurut Mardikanto 1996, penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi biasanya untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan yang luas. Disamping itu juga memiliki sifat progressif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap sesuatu inovasi baru serta terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan atau keuntungan, maupun kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan mereka tadi. Jadi penyuluhan pertanian tujuannya adalah perubahan perilaku bertambahnya kesanggupan keluarga-keluarga tani sasaran, sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih beruntung usahataninya dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan keluarga tani maju itu. Bila keluarga tani itu maju, maka kaum taninya juga akan dinamis, yaitu tinggi reseptivitasnya dan penuh responsif terhadap hal-hal yang baru. Bila kum tani dinamis dan kaum lainnya juga demikian, maka masyarakat luas akan besar kesadarannya untuk masalah-masalah sosial Wiriaatmadja, 1973. Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua kelompok yang aktif. Di satu pihak adalah kelompok penyuluh dan yang kedua adalah kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu membawa sasaran penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan. Sedangkan yang 5 commit to user 6 disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan pertanian Sastratmadja, 1993. Menurut Kartasapoetra 1991, efektivitas penyuluhan yang dapat mencapai efisiensi dalam mewujudkan perubahan perilaku, tingkat kehidupan para petani di pedesaan, harus dilakukan sebagai berikut : a. Penarikan minat Isi penyuluhan pertanian hendaknya bersifat menarik, yang berhubungan langsung dengan kegiatan usahatani dan menarik minat agar dapat dimanfaatkan oleh petani. b. Mudah dan dapat dipercaya Apa yang disampaikan dalam penyuluhan pertanian obyek atau materi mudah dimengerti, nyata kegunaannya dan menarik kepercayaan para petani bahwa benar segala yang telah diperlihatkan, diperdengarkan diajarkan dapat dilakukan para petani dan benar-benar dapat meningkatkan hasil dan kesejahteraannya. c. Peragaan disertai sarananya Penyuluhan harus disertai dengan peragaan yang didukung dengan sarana atau alat-alat peraga yang mudah didapat, murah dan mudah dikerjakan oleh para petani apabila mereka terangsang mempraktekkannya. d. Saat dan tempatnya harus tepat Kegiatan penyuluhan kepada para petani tidak dapat dilakukan sembarang waktu terutama pada tingkat permulaan, pada tingkat-tingkat sebelum mereka terangsang, timbul kesadarannya. Para penyuluh harus pandai memperhitungkan kapan mereka itu bersantai atau ada dirumah, kapan biasanya mereka itu berkumpul dan dimana kebiasaan itu dilakukannya. Dalam tujuan penyuluhan pertanian dibedakan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan pertanian jangka pendek yaitu untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan usaha tani petani di pedesaan. Perubahan-perubahan yang commit to user 7 dimaksud adalah dalam bentuk pengetahuan, kecakapan, sikap, dan motif tindakan petani. Tujuan penyuluhan pertanian jangka panjang yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tani, atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin Samsudin, 1982. Menurut Asngari dalam Ikbal Bahua 2009, penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Pambudi, menyatakan bahwa penyuluhan pertanian sangat penting dalam perannya sebagai jembatan bagi golongan ekonomi lemah. Penyuluhan diharapkan dapat menghasilkan sumberdaya produksi, modal kerja, prasarana pokok disamping layanan umum lain yang dibutuhkan golongan penduduk miskin agar dapat turut serta dalam kegiatan ekonomi B. Adopsi Inovasi Adopsi adalah proses sejak pertama kali seseorang mendengar hal yang baru sampai orang tersebut mengadopsi hal baru tersebut. Inovasi dapat berupa sesuatu yang benar-benar baru atau sudah lama tetapi masih dianggap baru oleh petani. Keputusan menerima inovasi ini merupakan proses mental, yang terjadi sejak petani sasaran tersebut mengetahui suatu inovasi sampai menerima atau menolaknya dan kemudian mengukuhkannya Ibrahim, et all, 2003. Adopsi dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan suatu ide, alat-alat, atau teknologi “baru” yang disampaikan berupa pesan komunikasi lewat penyuluhan. Manifestasi dari bentuk adopsi inovasi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metode, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikannya Susanto, 1977. Komunikasi untuk inovasi harus dianggap sebagai intervensi yaitu pelayanan yang biasanya disediakan atau diberikan oleh pelaksana-pelaksana tertentu pemerintah atau organisasi non pemerintah untuk mendapatkan hasil. Bahkan apabila hasil tidak selalu dapat dirinci secara detail, tujuannya commit to user 8 tetap ada berupa tingkat yang lebih abstrak contohnya untuk memperlancar inovasi. Selanjutnya lingkungan yang telah berorientasi pada komunikasi dalam inovasi dapat dianggap sebagai bentuk komunikasi yang lebih persuasif dan partisipatif Cees Leuwis, 2004. Masyarakat akan berpartisipasi dalam suatu inovasi apabila mereka merasa aktivitas tersebut penting. Cara agar hal ini dapat diterima secara efektif adalah masyarakat sendiri dapat menentukan suatu kegiatan dan menentukan seberapa penting hal tersebut bagi mereka dari pada orang luar mengatakan apa yang harus mereka lakukan. Salah satu kunci dalm suksesnya mengatur suatu komunitas adalah pemilihan suatu inovasi Jim Ife, 1995. Salah satu faktor yang menetukan keberhasilan adopsi inovasi adalah ketersediaan inovasi teknologi spesifik lokasi yang bermutu pada setiap subsistem agribisnis. Said et al. 2001 mengatakan teknologi perannya sangat strategis dalam mentransformasi input menjadi output pada subsistem on- farm, off-farm hulu maupun pada off-farm hilir. Penelitian terbaru yang dilakukan pada petani Amerika Latin memusatkan pada hipotesis orang-orang yang mengadopsi inovasi sangat lamban karena sikap mereka yang tradisioanal. Dikemukakan bahwa tidak masuk akal bagi petani untuk mengadopsi gagasan karena mereka tidak memiliki sumber daya yang memadai sehingga pihak lain mendapatkan keuntungan dari inovasi ini dan bukan petaninya sendiri Van den Ban dan Hawkins, 1999. Adopsi merupakan suatu proses perubahan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Penerimaan mengandung pengertian tidak sekedar tahu tetapi sampai benar-benar dapat menerapkannya dengan tepat dalam kehidupan dan usaha taninya, biasanya dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh orang lain Mardikanto, 1993. Inovasi secara tersendiri menurut Rogers 1995 dapat didefinisikan sebagai inovasi merupakan sebuah gagasan, perbuatan, atau kebiasaan yang dianggap sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang. commit to user 9

C. Difusi Inovasi