Inflamasi Disfungsi Endotel Patogenesis Penyakit Oklusi Arteri perifer Peripheral Arterial Disease

Orang Afrika Amerika dan Hispanik dengan diabetes memiliki prevalensi PAD lebih tinggi dibandingkan kulit putih non-Hispanik ADA, 2003. Penting dicatat bahwa diabetes sangat berkaitan dengan terjadinya PAD di daerah femoral-popliteal dan tibial di bawah lutut, sedangkan faktor risiko lainnya misalnya, merokok dan hipertensi berhubungan dengan lokasi PAD yang lebih proksimal di pembuluh aorto-iliofemoral ADA, 2003.

2.3.3 Patogenesis Penyakit Oklusi Arteri perifer Peripheral Arterial Disease

PAD DM berpengaruh pada hampir semua pembuluh darah, dan ada keunikan dari pengaruh DM pada peristiwa aterotrombosis pembuluh darah perifer. Perubahan-perubahan metabolik pada diabetes akan berpengaruh pada perubahan struktur dan fungsi dinding arteri. Onset dari perubahan ini telah lebih dulu terjadi sebelum muncul klinis diabetes, jadi relatif sedikit pengetahuan biologi PAD pada pasien diabetes. Begitu pun, kelihatannya perubahan-perubahan aterogenik yang diamati pada penyakit aterosklerotik seperti pada pembuluh darah koroner dan karotis umumnya bisa juga diaplikasikan pada pasien PAD dengan diabetes ADA, 2003.

2.3.3.1 Inflamasi

Inflamasi telah terbukti sebagai marker risiko penyakit atero-trombosis termasuk PAD Beckman, et al. 2002. Meningkatnya C-reactive protein CRP berhubungan kuat dengan terjadinya PAD. Telah terbukti level CRP meningkat pada pasien dengan gangguan toleransi glukosa dan diabetes. CRP telah terbukti berikatan dengan reseptor endotel sehingga memacu apoptosis. CRP juga merangsang endotel untuk memproduksi procoagulan tissue factor, leucocyte adhesion molecule dan substansi kemotaksis dan menghambat produksi Nitric Oxide synthase endothelial eNOS sehingga tonus vaskular menjadi abnormal. CRP juga meningkatkan produk lokal yang mengganggu fibrinolisis seperti plasminogen activator inhibitor PAI-1 ADA, 2003; Creager, et al. 2003.

2.3.3.2 Disfungsi Endotel

Endotel yang berada pada permukaan pembuluh darah secara biologi adalah organ aktif. Endotel berperan menjaga keseimbangan antara trombosis dan fibrinolisis serta mempunyai peran utama pada interaksi lekosit dan dinding vaskular. Kelainan pada fungsi endotel akan memudahkan arteri mengalami aterosklerosis. Pada pasien diabetes, termasuk PAD menunjukkan kelainan pada fungsi endotel dan regulasi vaskular. Mediator disfungsi endotel pada diabetes sebenarnya banyak, tetapi yang terutama adalah gangguan pada bioavailabilitas NO. Hiperglikemia akan menghambat fungsi endotel NOS eNOS dan mendorong produksi ROS reactive oxigen species, yang mengganggu fungsi vasodilator endotelium. NO merupakan stimulus yang potensial untuk vasodilatasi, dan membatasi reaksi inflamasi melalui modulasi interaksi lekosit dan dinding vaskular. NO juga menghambat migrasi VSMC vascular smooth muscle cell juga proliferasi dan aktifasi platelet. Sehingga berkurangnya peran hemostasis normal NO endotel akan memacu terjadinya aterosklerosis dan konsekwensi komplikasi lanjut. Ada mekanisme lain yang mempengaruhi homeostasis NO termasuk diantaranya resistensi insulin, dan produksi FFA free fatty acid Steinberg, et al. 2002. Efek lain dari disfungsi endotel adalah aktifasi reseptor advanced glycation end products RAGE, sehingga meningkatkan inflamasi lokal dinding vaskular, diperantarai oleh meningkatnya produksi faktor transkripsi, nuclear factor- ĸB NF- ĸB dan activator protein 1 ADA, 2003.

2.3.3.3 Platelet