Scree Plot Component Matrix Rotated Component Matrix

59 Nilai eigenvalue menggambarkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari delapan variabel yang dianalisis, dan susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Tabel 4.11. Total Variance Explained Komponen Angka Eigenvalues Total Varians Kumulatif 1 2.080 41,603 41,603 2 1.092 21,843 63,445 3 0.749 14,975 78,420 4 0.646 12,919 91,330 5 0.433 8,661 100,000 Pada tabel 4.11 terlihat bahwa angka eigenvalue faktor 3 sampai faktor 6 sudah dibawah 1, maka dalam penelitian ini hanya 2 faktor yang terbentuk yang dapat dilihat pada angka eigenvalue yaitu faktor 1 dan faktor 2.

3. Scree Plot

Scree plot merupakan hubungan antara banyaknya faktor yang terbentuk dengan nilai eigenvalue dalam bentuk grafik. Pada sumbu x component number faktor 3 sudah di bawah 1 dari sumbu y angka eigenvalue. Hal ini menunjukkan bahwa 2 faktor adalah paling bagus untuk meringkas delapan variabel. Dapat dilihat grafik 4.1 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 60

4. Component Matrix

Tabel 4.12. Component Matrix Variabel Component 1 2 Pengetahuan 0.621 -0.460 Sikap 0.644 -0.091 Dukungan suamikeluarga 0.607 0.633 Dukungan tenaga kesehatan 0.788 0.352 Ekonomi -0.530 0.589 Tabel di atas menunjukkan nilai korelasi antara suatu variabel dengan 2 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada label tersebut adalah faktor loading, yang menunjukkan besar kolerasi antara suatu variabel dengan faktor 1 atau faktor 2. Proses penentuan variabel mana yang akan masuk ke dalam faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar kolerasi pada setiap baris. Component Number 5 4 3 2 1 Ei genv alu e 2.0 1.5 1.0 0.5 Scree Plot Universitas Sumatera Utara 61 Oleh karena itu, ada variabel seperti variabel ekonomi ibu PUS yang belum jelas akan dimasukkan faktor 1 atau 2, perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel akan dimasukkan ke dalam faktor 1 atau 2. Karena distribusi kurang menyebar pada faktor 1 dan faktor 2 maka perlu dilakukan rotasi faktor Rotated Component Matrix.

5. Rotated Component Matrix

Component Matrix hasil dari proses rotasi Rotated Component Matrix memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Terlihat bahwa faktor yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan faktor loading yang besar semakin diperbesar. Metode yang digunakan untuk melakukan rotasi pada penelitian ini adalah metode Varimax yaitu suatu metode orthogonal yang berusaha membuat sedikit mungkin variabel dengan muatan tinggi high loading pada satu faktor. Tabel 4.13. Rotated Component Matrix Variabel Component 1 2 Pengetahuan 0.138 0.760 Sikap 0.408 0.507 Dukungan suami 0.876 0.47 Dukungan tenaga kesehatan 0.815 0.202 Ekonomi 0.10 0.799 Dari hasil analisis faktor yang telah dilakukan, maka hasil akhir adalah : 1. Variabel pengetahuan, variabel ini termasuk faktor 2, karena faktor loading dengan faktor 2 paling besar 0,760. Universitas Sumatera Utara 62 2. Variabel sikap, variabel ini termasuk faktor 2, karena faktor loading dengan faktor 2 paling besar 0,507. 3. Variabel dukungan suami, variabel ini termasuk faktor 2, karena faktor loading dengan faktor 1 paling besar 0,876. 4. Variabel dukungan tenaga kesehatan, variabel ini termasuk faktor 2, karena faktor loading dengan faktor 1 paling besar 0,815. Dengan demikian, enam variabel telah direduksi menjadi 2 dua faktor, yaitu: 1. Faktor 1 : dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan. 2. Faktor 2 : pengetahuan, sikap, ekonomi.

4.3.3 Component Transformasion Matrix

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Suami dengan Peran Suami dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) pada Pasangan Usia Subur di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

3 80 152

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Alat Kontrasepsi Pria Di Desa Juhar Perangin-Angin Kecamatan Juhar Kabupaten Karo Tahun 2012

3 38 80

Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

5 89 45

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) TIDAK MEMILIH METODE KONTRASEPSI INTRA Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur ( Pus ) Tidak Memilih Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device ( Iud ) Di Desa Pucangan

0 3 16

PENDAHULUAN Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur ( Pus ) Tidak Memilih Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device ( Iud ) Di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 8

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) TIDAK MEMILIH METODE KONTRASEPSI INTRA UTERINE Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pasangan Usia Subur ( Pus ) Tidak Memilih Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device ( Iud ) Di Desa

0 0 15

Analisis faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) oleh ibu pasangan usia subur di Desa Sabungan Kecamatan Sungai kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014

0 0 38

Analisis faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) oleh ibu pasangan usia subur di Desa Sabungan Kecamatan Sungai kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014

0 0 31

Analisis faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) oleh ibu pasangan usia subur di Desa Sabungan Kecamatan Sungai kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014

0 0 13