18 2. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus sangat jarang apabila
pemasangan benar. 3. Tidak mencegah IMS termasuk HIVAIDS.
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan.
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas.
6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD.
7. Sedikit nyeri dan perdarahan spotting terjadi segera setelah pemasngan IUD, biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
8. Klien tidak dapat IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas. 9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan. 10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan normal. 11. Perempuan harus memeriksa posisi IUD dari waktu ke waktu.
2.2.9 Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat: 1. 2 sampai 4 hari setelah melahirkan.
2. 40 hari setelah melahirkan.
Universitas Sumatera Utara
19 3. Setelah terjadinya keguguran.
4. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid. 5. Menggantika metode KB lainnya.
2.2.10 Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
1. 1 bulan pasca pemasangan. 2. 3 bulan kemudian.
3. Setiap 6 bulan berikutnya. 4. Bila terlambat haid 1 minggu.
2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rendahnya Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD oleh Ibu Pasangan Usia Subur
2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diporoleh melalui mata dan telinga
Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang maka perilaku akan lebih bersifat langgeng Friedman, 2005. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan penggunaan alat kontrasepsi IUD di masyarakat. Dengan pengetahuan yang baik maka setiap ibu pasangan usia subur PUS akan mau ikut serta
menggunakan alat kontrasepsi IUD.
Universitas Sumatera Utara
20
2.3.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2007.
Allen, Guy and Edgley mengatakan bahwa sikap adalah suatu pola perilaku terdensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaiakan diri dalam
situasi sosial atau secara sederhana, sikap merupakan respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan Azwar, 2002.
Dalam bagian lain Allport 1954, menjelaskan bawa sikap itu mempunyai 3 tiga komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak tend to behove. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total
attitude. Dalam penentuan sikap ini yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
2.3.3 Dukungan Suami