sedangkan variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
Definisi dari kedua variabel diatas adalah sebagai berikut : 1.
Model pembelajaran Think-Talk-Write Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang
dibangun melalui 3 tahapan yaitu berpikir, berbicara dan menulis. Model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari membuat siswa melakukan kegiatan
berpikir setelah melakukan kegiatan membaca, tahap selanjutnya siswa berbicara atau berdiskusi dan berbagi ide dengan temannya sebelum siswa menulis.
Kegiatan diskusi ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan kelompok yang terdiri dari 3-5 orang siswa yang heterogen. Dalam kelompok ini siswa diminta
membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi
Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah kemampuan siswa untuk memaparkan hasil pengamatan melalui panca inderanya dan
dituangkan ke dalam sebuah karangan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono 2012, hlm, 148 “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, peneliti menggunakan
instrumen tes .
Tes dalam penelitian
ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan data akhir dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Sebelum siswa
diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write siswa diberikan pre-test dan pada akhir proses pembelajaran diberikan post-test. Tes ini
berupa kemampuan untuk menulis sebuah karangan deskripsi. Teknik tes tersebut dilakukan dengan cara 2 tahap, yaitu :
a. Pre-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan
sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diberi perlakuan dengan
menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. b.
Post-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan
akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi. Tes tulis berupa soal penugasan
membuat sebuah karangan deskripsi ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni
sebelum diberi perlakuan pre-test dan sesudah diberi perlakuan post-test. Bentuk tes yang diberikan dalam pre-test dan post-test berupa membuat sebuah
karangan deskripsi dengan tema yang sama yaitu tema sekolah. Untuk mempermudah mengukur kemampuan siswa dalam membuat karangan
deskripsi, maka peneliti menyusun dan menggunakan instrumen berupa rubrik penelitian dalam bentuk kriteria penilaian. Rubrik penelitian ini dibuat dengan
bimbingan dari ahli dosen pembimbing. Sistem penskoran dalam rubrik menggunakan ratting scale, jadi bentuk instrument akan menghasilkan data
interval. Interval jawaban yang digunakan peneliti mencantumkan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah, dengan ketentuan bahwa skor 4
diberikan jika seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 3 diberikan jika hampir seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor
2 diberikan jika sebagian besar isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai dan skor 1 diberikan jika sebagian kecil isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai.
instrumen berupa kriteria penilaia.
F. Proses Pengembangan Instrumen