PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI SEKOLAH DASAR.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS

KARANGAN DESKRIPSI DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

HILDA ASTARI FEBRIANTY NIM 1004114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

Pengaruh Model Pembelajaran Think-Talk-Write terhadap

Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi

di Sekolah Dasar

Oleh

Hilda Astari Febrianty

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Hilda Astari Febrianty Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

HILDA ASTARI FEBRIANTY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS

KARANGAN DESKRIPSI DI SEKOLAH DASAR DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I,

Dra. Hj. Reni Bakhraeni, M.Pd. NIP. 19511115 197003 2 001

Pembimbing II,

Drs. H. Nana Ganda, S.H, M.Pd. NIP. 19591109 198803 1 004

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD

UPI Kampus Tasikmalaya,

Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001


(4)

v

Pengaruh Model Pembelajaran Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi di Sekolah Dasar

Hilda Astari Febrianty 1004114

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena terdapat kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi, diantaranya pada pengembangan gagasan, penyusunan dan pemilihan kata serta penggunaan EYD sedangkan sesuai yang tercantum di KTSP dalam Kompetensi Dasar, siswa kelas IV SD harus memiliki kompetensi dalam “Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan” (Mendiknas, 2006, hlm. 326). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write 2) Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write 3) Mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Lokasi dari penelitian ini adalah di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, dengan teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling jenuh yaitu mengambil keseluruhan dari siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja yang berjumlah 21 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Eksperimen dengan desain penelitian Pre-Eksperimen jenis “One-Group Pretest-Postes Design”.

Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut 1) Kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dilihat dari perolehan hasil Pre-Test yang menunjukan rata-rata nilai siswa adalah 19,33 dan dari perhitungan interval kategori terdapat 5 orang siswa yang berada pada kategori tinggi, 10 orang siswa pada kategori sedang dan 6 orang siswa pada kategori rendah. 2) Kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dilihat dari perolehan hasil Post-Test yang menunjukan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 28,76 dan dari perhitungan interval kategori terdapat 8 orang siswa yang berada pada kategori sangat tinggi, 11 orang siswa pada kategori tinggi, dan 2 orang siswa pada kategori sedang. 3) Pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dilihat berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan uji Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.


(5)

v

ABSTRACT

This study was conducted because there are difficulties of students in writing essays description, including the development of ideas, formulation and choice of words and the use of EYD while as stated in the Basic Competence SBC, fourth grade students must have competency in the "Prepare a simple essay about a variety of topics with attention to the use of the spelling "(Ministry of Education, 2006, p. 326). The objectives of this study were 1) to describe the ability of fourth grade students of SDN 2 Cintaraja in essay writing descriptions before applied learning model Think-Talk-Write 2) to describe the ability of fourth grade students of SDN 2 Cintaraja in essay writing descriptions as applied learning model Think -Talk-Write 3) Finding the effect of the application of learning models Think-Talk-Write the students' skills in essay writing descriptions.

The location of this research is in SDN 2 Cintaraja Singaparna District of Tasikmalaya, the sampling technique is saturated sampling technique that is taking the whole of the fourth grade students of SDN 2 Cintaraja in totaling 21 people. The research method used is a design research methods research experiments with pre-experiment type "One-Group Pretest-Postest Design".

The results of the study are as follows 1) The ability of fourth grade students of SDN 2 Cintaraja in essay writing descriptions before applied learning model Think-Talk-Write seen from the acquisition of Pre-Test results that show the average score was 19.33 and the students of the calculation interval there are 5 students who are in the high category, 10 students in the middling category and 6 students in the low category. 2) The ability of fourth grade students of SDN 2 Cintaraja in essay writing descriptions as applied learning model Think-Talk-Write seen from the acquisition of the Post-Test results show that the average student score was 28.76 and there is a category of the calculation interval 8 students who are at very high category, 11 students in the high category, and 2 students in the middling category. 3) The effect of the application of the learning model Think-Talk-Write the students' skills in writing essays description seen by the results of calculations using Paired T-Test or Test T for two samples which are interconnected. From these results, it can be seen that there is an influence of the use of learning model Think-Talk-Write the students' skills in writing essays description in fourth grade student SDN 2 Cintaraja Singaparna District of Tasikmalaya.


(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8

1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 8

2. Menulis Karangan Deskripsi ... 10

3. Model Pembelajaran ... 13

4. Model Pembelajaran Think-Talk-Write ... 14

B. Kerangka Pemikiran ... 17

C. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 20


(7)

C. Metode Penelitian ... 22

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 26

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Analisis Data ... 37

2. Uji Asumsi Dasar ... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN ... 87 RIWAYAT HIDUP


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1Hasil Uji Validitas Instrumen... 27

3.2 Reliability Statistics ... 29

3.3Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 29

3.4Interval Kategori ... 32

4.1Rambu-Rambu Interval Kategori Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 37

4.2Interval Kategori Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 40

4.3Hasil Pre-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 40

4.4Data Statistik Pre-Test ... 42

4.5Distribusi Frekuensi Interval Kategori Pre-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 43

4.6Hasil Post-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi .... 44

4.7Data Statistik Post-Test ... 45

4.8Distribusi Frekuensi Interval Kategori Post-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 46

4.9Perbandingan Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 48

4.10 Perbandingan Data Statistik Pre-Test dan Post-Test ... 49

4.11 Perbandingan Distribusi Frekuensi Interval Kategori Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 50

4.12 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Kesesuaian dengan Tema ... 52

4.13 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Kesesuaian dengan Judul ... 54

4.14 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Kesesuaian dengan Objek yang Digambarkan ... 55

4.15 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Penciptaan Kesan Pembaca ... 57


(9)

4.17 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Pemilihan Kosakata ... 60

4.18 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Struktur Kalimat ... 62

4.19 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Penggunaan Huruf Kapital ... 64

4.20 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Penggunaan Tanda Baca... 65

4.21 Nilai Gain Pre-Test dan Post-Test Aspek Kerapihan Tulisan ... 67

4.22 Uji Normalitas Pre-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 69

4.23 Uji Normalitas Post-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 70

4.24 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 72

4.25 Paired Samples Correlations ... 73


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Alur Kerangka Berpikir ... 18

2.2 Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 18

3.1Desain Penelitian ... 22

4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Interval Kategori Pre-Test ... 43

4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Interval Kategori Post-Test ... 47

4.3 Grafik Perbandingan Hasil Pre-Test ke Post-Test ... 49

4.4 Grafik Perbandingan Distribusi Frekuensi Interval Kategori Pre-Test ke Post-Test ... 51

4.5 Grafik Nilai Gain Aspek Kesesuaian dengan Tema ... 53

4.6 Grafik Nilai Gain Aspek Kesesuaian dengan Judul ... 55

4.7 Grafik Nilai Gain Aspek Kesesuaian dengan Objek yang Digambarkan .... 57

4.8 Grafik Nilai Gain Aspek Penciptaan Kesan Pembaca ... 58

4.9 Grafik Nilai Gain Aspek Urutan Berpikir ... 60

4.10 Grafik Nilai Gain Aspek Pemilihan Kosakata ... 62

4.11 Grafik Nilai Gain Aspek Struktur Kalimat ... 63

4.12 Grafik Nilai Gain Aspek Penggunaan Huruf Kapital ... 65

4.13 Grafik Nilai Gain Aspek Penggunaan Tanda Baca ... 66

4.14 Grafik Nilai Gain Aspek Kerapihan Tulisan... 68

4.15 Grafik Data Pre-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 70

4.16 Grafik Data Post-Test Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi ... 71

4.17 Grafik Distribusi Frekuensi Interval Kategori Pre-Test ... 75


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.1 Kriteria Penilaian ... 88

1.2 Data Hasil Uji Instrumen ... 91

1.3 Data Hasil Uji Validitas ... 92

1.4 Contoh Perhitungan Uji Validitas Aspek 1 ... 93

1.5 Tabel Distribusi Nilai rtabel ... 95

1.6 Tabel Distribusi ttabel ... 96

1.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 98

2.1 Skor Pre-Test ... 107

2.2 Skor Post-Test ... 108

2.3 Karangan Hasil Pre-Test Siswa ... 109

2.4 Karangan Hasil Post-Test Siswa ... 112

3.1 SK Pengesahan Judul dan Pengangkatan Dosen Pembimbing Skripsi ... 116

3.2 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Kampus UPI Tasikmalaya ke Kantor Kesbang dan Politik ... 117

3.3 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Kampus UPI Tasikmalaya ke Dinas Pendidikan ... 118

3.4 Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Linmas ... 119

3.5 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya ... 120

3.6 Surat Ijin Penelitian dari UPTD Pendidikan Kecamatan Singaparna ... 121

3.7 Surat Keterangan Penelitian dari SDN 2 Cintaraja ... 122

4.1 Profil SDN 2 Cintaraja ... 124

4.2 Dokumentasi Uji Instrumen di SDN 1 Cintaraja ... 130

4.3 Dokumentasi Pre-Test di SDN 2 Cintaraja ... 131

4.4 Dokumentasi Post-Test di SDN 2 Cintaraja ... 132


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Menulis adalah salah satu bentuk dari kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung, yang peranannya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan ini sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menulis surat, menulis laporan, menulis buku dan sebagainya.

Di sekolah dasar, menulis termasuk ke dalam empat aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keempat aspek tersebut yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu aspek dari kemampuan berbahasa yang memiliki tingkatan paling tinggi adalah menulis, karena kemampuan ini tidak diperoleh secara alami dan tidak cukup hanya memerlukan teori tetapi juga praktik. Kemampuan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan baik setelah menguasai ketiga aspek kemampuan bahasa lainnya yaitu mendengarkan, berbicara dan membaca.

Salah satu kemampuan menulis yang dapat menentukan keberhasilan berbahasa siswa di sekolah dasar tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu Standar Kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam Mendiknas (2006, hlm. 326) adalah “mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.” Maka sesuai dengan Kompetensi Dasarnya dalam Mendiknas (2006, hlm. 326) yaitu “menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll).” Berdasarkan kompetensi yang dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka siswa di Kelas IV sekolah dasar dituntut untuk memiliki kemampuan menulis karangan. Salah satu jenis kemampuan menulis karangan yang harus dipelajari dan dimiliki siswa di sekolah dasar adalah menulis karangan deskripsi.


(13)

Karangan deskripsi adalah karangan hasil pengamatan seseorang melalui keseluruhan panca inderanya yang dituangkan dalam bentuk karangan. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tompkins (dalam Zainurrahman, 2011, hlm. 45) yang menyebutkan bahwa “tulisan deskriptif adalah tulisan yang seolah-olah melukis sebuah gambar dengan menggunakan kata-kata.”

Sedangkan menurut Semi (1966, hlm. 66) menjelaskan karangan deskripsi adalah

Tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.

Dengan demikian isi dari karangan deskripsi menjadikan seakan-akan pembaca melihat hal yang dilihat penulis, dapat mendengar hal yang juga didengar penulis, dapat merasakan hal yang juga dirasakan penulis, serta sampai kepada pemikiran dan kesimpulan yang sama dengan penulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu berdasarkan panca indera.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan fakta bahwa siswa di Sekolah Dasar khususnya siswa kelas IV di SD Negeri 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi yaitu dalam mengembangkan gagasan sehingga menyebabkan isi karangannya sangat pendek, siswa kesulitan untuk mendeskripsikan sesuatu ke dalam sebuah tulisan contohnya siswa hanya mendeskripsikan benda yang terlihat saja tanpa memberikan gambaran tentang benda tersebut, siswa kurang terampil dalam menyusun kalimat dan pemilihan kata contohnya terdapat kata-kata dalam bahasa Sunda yang dimasukan dalam karangan seperti kata balong, menyampeur dan sebagainya, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, contohnya dalam penulisan nama tempat dan nama orang masih menggunakan huruf kecil bukan menggunakan huruf kapital. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa, diperlukan suatu cara


(14)

3

sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut. Salah satu cara tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dalam menulis karangan deskripsi.

Model pembelajaran Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang diperkenalkan pertama kali oleh Huicker dan Laughlin. Dalam Huda (2013, hlm. 218) “model pembelajaran Think-Talk-Write digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan.” Menurut Huicker dan Lughlin dalam Maya (2012) menyatakan bahwa

Model pembelajaran Think-Talk-Write ini membangun pemikiran, merefleksi dan mengorganisasi ide-ide kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa disiapkan untuk menulis. Alur model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya sebelum mereka menulis.

Think adalah proses kegiatan berpikir siswa sebelum dia memulai kegiatan, Talk adalah kegiatan berbicara siswa melalui diskusi kelompok dan Write merupakan hasil dari pemikiran dan diskusi siswa yang dituangkan dalam sebuah tulisan. Terkait dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV Sekolah Dasar maka model pembelajaran Think-Talk-Write cocok digunakan, karena untuk mendeskripsikan suatu karangan dimulai dengan pengembangan suatu tema melalui proses berpikir, melakukan pengamatan, berdiskusi dan yang terakhir menuangkannya ke dalam tulisan. Dengan menerapkan model pembelajaran ini dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, siswa dapat mengembangkan gagasannya melalui kegiatan berpikir dan berdiskusi dan menuangkannya dalam bentuk karangan deskripsi sehingga hasil karangan deskripsi siswa menjadi optimal.

Berdasarkan pemaparan di atas, model pembelajaran Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Penelitian ini mencoba mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model


(15)

Pembelajaran Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi di Sekolah Dasar”

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan di atas, dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi telah ditemukan fakta bahwa masih terdapat banyak masalah yang dialami siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu dalam mengembangkan gagasan sehingga menyebabkan isi karangannya sangat pendek, siswa kesulitan untuk mendeskripsikan sesuatu ke dalam sebuah tulisan contohnya siswa hanya mendeskripsikan benda menurut warna atau bentuk saja dan tidak secara keseluruhan, siswa kurang terampil dalam menyusun kalimat dan pemilihan kata, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, contohnya dalam penulisan nama tempat dan nama orang masih menggunakan huruf kecil bukan menggunakan huruf kapital. Untuk itu dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dianggap mampu memberikan hasil yang optimal dalam menulis karangan deskripsi.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write?

3. Apakah terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.


(16)

5

2. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

3. Mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dalam rangka mengembangkan keilmuan dalam konteks variasi model pembelajaran khususnya model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini dibagi menjadi 4 yaitu bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah dan bagi peneliti itu sendiri.

a. Bagi siswa, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan agar kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write.

b. Bagi guru, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan agar guru dapat memiliki alternatif model pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi.

c. Bagi pihak sekolah, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadikan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru bahwa pembelajaran menulis khususnya menulis karangan deskripsi dapat menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.

d. Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah peneliti memiliki pengalaman dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan dapat mengetahui pengaruh dari penerapan model tersebut.


(17)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan dari peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi masalah penelitian memaparkan tentang masalah-masalah yang ditemukan oleh peneliti. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian memaparkan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian. Manfaat penelitian dilihat dari 2 aspek yaitu aspek teori dan praktis.

Bab II kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis. Kerangka pemikiran adalah tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian.

Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari setiap variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data penelitian yang berupa laporan secara rinci tahap-tahap analisis data serta teknik yang dipakai dalam analisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.


(18)

7

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.


(19)

20 BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti memilih lokasi penelitian di SDN 2 Cintaraja, yaitu sebagai berikut :

a. Setelah melakukan studi pendahuluan di SDN 2 Cintaraja ditemukan fakta bahwa siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi.

b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.

c. Lokasi tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Lalu Arikunto (2008, hlm. 173) menyebutkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh anggota dari suatu kelompok obyek atau subyek penelitian yang menempati suatu tempat dan ditetapkan peneliti untuk menjadi target yang akan dipelajari dan akan memberikan kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian.


(20)

21

2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

b. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Dalam proses penentuan sampel, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2012:124) “sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka sampel penelitian adalah semua siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

B.Desain Penelitian

Menurut Sukardi dalam Andri (2012, hlm. 28) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Menurut Sugiyono (2012, hlm. 108) “terdapat beberapa bentuk dalam desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu pre-eksperimen design, true-eksperimental design, factorial design, dan quasi eksperimental design.” Peneliti memilih desain penelitian pre-eksperimen dengan jenis “one-group pre-test – post-test design”.

Pada desain penelitian ini peneliti melakukan pre-test sebelum siswa diberikan suatu perlakuan dan post-test setelah siswa diberikan suatu perlakuan. Sehingga dari perbandingan pre-test dan post-test, hasil perlakuan dapat diketahui dengan tepat dan akurat. Dalam hal ini perlakuan digunakan untuk mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV.


(21)

O1 X O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

O1 = Hasil Pre-Test

O2 = Hasil Post-Test

X = Perlakuan

Dalam desain penelitian ini, observasi bertujuan untuk meengukur kemampuan siswa sebanyak 2 kali yakni observasi sebelum diberikan perlakuan (O1) yang biasa disebut dengan pre-test dan observasi sesudah diberikan perlakuan (O2) yang disebut post-test.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneliti memilih populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian yaitu keseluruhan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang.

2. Peneliti memberikan pre-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Pre-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi.

3. Peneliti memberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. 4. Peneliti memberikan post-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian dan telah diberikan perlakuan. Post-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi.

5. Peneliti melakukan uji statistik.

C.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.


(22)

23

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai

Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Terdapat berbagai jenis metode penelitian yang dapat digunakan. Seorang peneliti dapat memilih sebuah metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapainya. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap populasi atau sampel yang telah dipilih. Sehingga peneliti memilih jenis metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Peneliti memilih metode eksperimen karena penelitian ini akan mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write. Model pembelajaran ini digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

D.Definisi Operasional Variabel Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Sugiyono (2012, hlm. 61) juga menuturkan bahwa “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Think-Talk-Write


(23)

sedangkan variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Definisi dari kedua variabel diatas adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Think-Talk-Write

Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang dibangun melalui 3 tahapan yaitu berpikir, berbicara dan menulis. Model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari membuat siswa melakukan kegiatan berpikir setelah melakukan kegiatan membaca, tahap selanjutnya siswa berbicara atau berdiskusi dan berbagi ide dengan temannya sebelum siswa menulis. Kegiatan diskusi ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan kelompok yang terdiri dari 3-5 orang siswa yang heterogen. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi

Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah kemampuan siswa untuk memaparkan hasil pengamatan melalui panca inderanya dan dituangkan ke dalam sebuah karangan.

E.Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm, 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, peneliti menggunakan

instrumen tes.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan data akhir dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Sebelum siswa diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write siswa diberikan pre-test dan pada akhir proses pembelajaran diberikan post-test. Tes ini


(24)

25

berupa kemampuan untuk menulis sebuah karangan deskripsi. Teknik tes tersebut dilakukan dengan cara 2 tahap, yaitu :

a. Pre-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan

sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

b. Post-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan

setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi. Tes tulis berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi perlakuan (post-test). Bentuk tes yang diberikan dalam pre-test dan post-test berupa membuat sebuah karangan deskripsi dengan tema yang sama yaitu tema sekolah.

Untuk mempermudah mengukur kemampuan siswa dalam membuat karangan deskripsi, maka peneliti menyusun dan menggunakan instrumen berupa rubrik penelitian dalam bentuk kriteria penilaian. Rubrik penelitian ini dibuat dengan bimbingan dari ahli (dosen pembimbing). Sistem penskoran dalam rubrik menggunakan ratting scale, jadi bentuk instrument akan menghasilkan data interval. Interval jawaban yang digunakan peneliti mencantumkan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah, dengan ketentuan bahwa skor 4 diberikan jika seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 3 diberikan jika hampir seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 2 diberikan jika sebagian besar isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai dan skor 1 diberikan jika sebagian kecil isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai. (instrumen berupa kriteria penilaia).


(25)

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006, hlm. 168) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Peneliti menggunakan teknik Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product Moment untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Analisis pengujian instrument ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Koefesien korelasi item total dengan Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product Moment dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r hitung =

− − − } 2 2 2 2 ) ( }{( ) {( ) )( ( . Y Y n X X n Y X xy n Keterangan :

r hitung : Koefisien korelasi

∑X : Jumlah skor item

∑Y : Jumlah skor total (seluruh item) n : Jumlah responden

Peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu program Microsoft Excel 2007 untuk memudahkan dalam proses penghitungan. Kriteria pengujian validitas adalah membandingkan koefisien korelasi (r hitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (r tabel). Dengan kriteria “jika rhitung > rtabel maka intrumen valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrument tidak valid” (Riduwan, 2011, hlm. 98). Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :


(26)

27

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Aspek Penilaian

No.

r hitung r tabel Keterangan

1 0,614 0,413 Valid

2 0,478 0,413 Valid

3 0,772 0,413 Valid

4 0,621 0,413 Valid

5 0,482 0,413 Valid

6 0,496 0,413 Valid

7 0,478 0,413 Valid

8 0,565 0,413 Valid

9 0,687 0,413 Valid

10 0,753 0,413 Valid

Dari tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa semua aspek penilaian yang terdiri dari 10 kriteria semuanya valid. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Data diatas dikatakan valid karena pada aspek pertama yaitu aspek kesesuaian dengan tema didapatkan hasil rhitung 0,614 > rtabel 0,413 (Data perhitungan pada aspek pertama terlampir). Pada aspek kedua yaitu aspek kesesuaian dengan judul didapatkan hasil rhitung 0,478 > rtabel 0,413. Pada aspek ketiga yaitu aspek kesesuaian dengan objek yang digambarkan didapatkan hasil rhitung 0,772 > rtabel 0,413. Pada aspek keempat yaitu aspek penciptaan kesan pembaca didapatkan hasil rhitung 0,621 > rtabel 0,413. Pada aspek kelima yaitu aspek urutan berpikir didapatkan hasil rhitung 0,482 > rtabel 0,413. Pada aspek keenam yaitu aspek pemilihan kosakata didapatkan hasil rhitung 0,496 > rtabel 0,413. Pada aspek ketujuh yaitu aspek struktur kalimat didapatkan hasil rhitung 0,478 > rtabel 0,413. Pada aspek kedelapan yaitu aspek penggunaan huruf kapital didapatkan hasil rhitung 0,565 > rtabel 0,413. Pada aspek kesembilan yaitu aspek penggunaan


(27)

tanda baca didapatkan hasil rhitung 0,687 > rtabel 0,413. Dan yang terakhir aspek kesepuluh yaitu aspek kerapihan tulisan didapatkan hasil rhitung 0,753 > rtabel 0,413. Jadi sesuai dengan kriteria pengujian dengan teknik validitas Pearson Product Moment yaitu rhitung lebih besar dari rtabel (rtabel terlampir) keseluruhan aspek di atas dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen juga diperlukan untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa ”instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jadi uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui apakah instrumen akan tetap konsisten jika instrumen ini digunakan sebagai alat pengukuran beberapa kali. Uji reliabiltas instumen dilakukan untuk mendapatkan ketetapan dari intrumen sebagai alat pengumpul data.

Syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel adalah instrumen yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, maka diharapkan hasil penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

Reliabilitas intrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas intrumen. Meskipun instrumen valid umumnya pasti reliabel, namun pengujian reliabilitas tetap perlu dilakukan karena bila intrumen digunakan beberapa kali sebagai alat pengukuran akan menghasilkan data yang sama. Tingkat reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dilakukan uji reliabilitas instrumen. Dalam uji reliabiltas instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha, peneliti menggunakan metode ini karena metode ini diasumsikan sangat cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala seperti instrumen yang digunakan peneliti.

Rumus reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha menurut Arikunto (dalam Priyatno, 2010, hlm. 98) adalah sebagai berikut :


(28)

29

Keterangan

r11 = Reliabilitas instrumen k = Jumlah item

∑ ́ = Jumlah varians skor tiap – tiap item.

́ = Varians total

Untuk mempermudah penghitungan dari uji reliabitas dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu dengan program SPSS 18. Dengan kriteria bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi.

Hasil penghitungan pengujian reliabiltas yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,792 10

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada pada tabel Cronbach’s Alpha. bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Melalui penghitungan dengan bantuan program SPSS 18, peneliti mendapatkan hasil Alpha Cronbach sebesar 0,792.

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Item Soal Cronbach’s Alpha

if Item Deleted

Nilai Cronbach’s Alpha

Keterangan

1 0,771 0,792 Reliabel

2 0,785 0,792 Reliabel


(29)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

4 0,769 0,792 Reliabel

5 0,785 0,792 Reliabel

6 0,782 0,792 Reliabel

7 0,784 0,792 Reliabel

8 0,784 0,792 Reliabel

9 0,776 0,792 Reliabel

10 0,749 0,792 Reliabel

Dalam tabel 3.3 dipaparkan tentang hasil penghitungan Cronbach’s Alpha if Item Deleted. Setiap aspek dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil jika aspek pertama dihilangkan, maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,771 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedua yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketiga yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,47 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keempat yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,769 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kelima yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keenam yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,782 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketujuh yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedelapan yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesembilan yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,776 lebih rendah dari nilai


(30)

31

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesepuluh yang dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,749 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Sehingga dapat diketahui bahwa semua aspek penghitungan reliabel. Dikatakan reliabel karena setiap item pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted memberi nilai lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan.

G.Teknik Pengumpulan Data

Menurut Maman Abdurahman (2011, hlm. 38) “teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini peneliti memilih tes sebagai alat pengumpulan data karena sesuai dengan tujuan dan masalah dalam penelitian.

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” menurut Arikunto (2006, hlm. 192).

Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti memberikan tes yang berupa pre-test dan post-pre-test. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan deskripsi, peneliti memberikan pre-test sebelum melakukan suatu perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment), siswa diberikan post-test.

H.Teknik Analisis Data

Langkah yang ditempuh peneliti setelah mengumpulkan data adalah mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012, hlm. 335) menyatakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(31)

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik dan uji asumsi dasar. Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.

1. Analisis Statistik

Setelah peneliti memperoleh data, langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Untuk mendeskripsikan data dari sampel dan mencari perbandingan rata-rata data sampel atau populasi dengan tanpa membuat kesimpulan, peneliti menggunakan statistik deskriptif .

Dalam proses analisis deskriptif, peneliti mengolah data dari setiap variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 18. Sebagai pedoman penentuan interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin. Adapun interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (2006, hlm. 65) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Interval Kategori

No. Interval Kategori

1 X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2 ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3 ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang

4 ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah


(32)

33

Keterangan :

Xideal = Skor maksimal

ideal = Xideal Sideal = ideal

Setelah peneliti melakukan analisis data dengan statistik deskriptif, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”.

2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas

Dalam Kariadinata dan Abdurahman (2012, hlm. 177) “uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data.” Jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa datanya berdistribusi normal maka digunakan metode parametrik, dan jika sebaliknya maka metode alternatif yang bisa digunakan adalah statistik non parametrik.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 18 pada uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui nilai signifikansi hasil uji normalitas yaitu dengan melihat nilai yang berada pada kolom Asymp. Sig. Taraf signifikansi uji adalah α = 0,05. Kriterianya, jika signifikansi yang diperoleh > α, maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi normal. Cara penghitungan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 127) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18.

2) Masukan nilai pre-test siswa pada program SPSS 18.

3) Klik menu Analyze, kemudian klik Nonparametric Test, klik Legacy Dialogs dan klik 1-Sample K-S.

4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Test Variable List. Pastikan pada bagian Test Distribution pilihan Normal aktif.


(33)

5) Klik OK untuk melakukan uji normalitas pre-test siswa.

Setelah didapatkan hasil uji normalitas pre-test siswa, lakukan langkah yang sama untuk menguji normalitas post-test siswa dengan bantuan program SPSS 18.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi dari kedua data adalah sama atau tidak. Selain itu uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis paired t-test atau tes t untuk dua sampel yang saling berhubungan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 18 pada uji ANOVA.

Uji ANOVA merupakan pengujian dengan menganalisa varians. Secara harfiah ANOVA merupakan kependekan dari Analysis of variance atau dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan ANAVA ataun analisis varian. Terdapat 2 jenis uji ANOVA yang sering digunakan yaitu uji ANOVA satu arah dan uji ANOVA dua arah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji ANOVA satu arah yang digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang bersifat bebas satu sama lain.

Pada pengujian ini, hasil uji homogenitas dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikansi pada Sig. dalam tabel Test of Homogenity of Variance dengan taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Kriterianya, jika nilai signifikansi pada kolom Sig. > 0,05 maka kedua variansi yang diuji adalah sama atau homogen, sedangkan jika nilai signifikansi pada kolom Sig. < 0,05 maka kedua variansi yang berbeda. Cara penghitungan uji ANOVA satu arah dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 91) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18.

2) Masukan nilai pre-test dan post-test pada kolom 1 dan masukan kode 1 untuk pre-test dan kode 2 untuk post-test.

3) Klik menu Analyze, klik Compare Means, klik One-Way ANOVA. 4) Masukan variabel pre-test dan post-test pada kotak Dependent List.

5) Masukan variabel kelompok 1,2 pada kotak Factor. Kotak Factor digunakan untuk memasukan data kategori. Lalu klik menu Options.


(34)

35

7) Klik menu Post Hoc…

8) Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak dialog utama.

9) Klik OK untuk memproses uji ANOVA satu arah. c. Uji Hipotesis

Setelah peneliti menguji data dengan uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilakukan uji hipotesis antara dua variabel yang berbeda, yaitu antara kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

Dalam penelitian ini jika data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik menggunakan uji Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan. Namun apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik menggunakan Uji Wilcoxon. Untuk memudahkan penghitungan data, peneliti menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 18. Cara penghitungan uji Paired T-Test dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 77) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18.

2) Masukan data nilai pre-test dan post-test siswa pada dua kolom yang berbeda. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Compare Means, klik Paired-Samples T

Test.

4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Variable1 dan masukan variabel nilai post-test pada kotak Variable2.

5) Klik OK untuk memproses. 1) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV ditetapkan sebagai berikut:


(35)

a) Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

b) Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Setelah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut: H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2 Keterangan:

µ1 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan µ2 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan menggunakan ketentuan jika µ1 = µ2, maka H0 diterima, dan jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan dari kedua sampel tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.


(36)

82

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan mengenai kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, serta seberapa besar pengaruh dari penerapan kemampuan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat dilihat dari perolehan hasil pre-test. Pre-test menggambarkan kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil penghitungan kategori interval dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang tercantum pada tabel 4.5 dari 21 orang siswa didapatkan hasil bahwa terdapat 0 siswa pada kategori sangat tinggi, 5 orang siswa yang berada pada kategori tinggi, 10 orang sisa pada kategori sedang, 6 orang siswa pada kategori rendah dan 0 siswa pada kategori sangat rendah.

2. Kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat dilihat dari perolehan hasil post-test. Post-test menggambarkan kemampuan siswa setelah peneliti memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Berdasarkan hasil penghitungan kategori interval dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang tercantum pada tabel 4.7 dari 21 orang siswa didapatkan hasil bahwa terdapat 8 orang siswa yang berada pada kategori sangat tinggi, 11 orang siswa yang berada pada kategori tinggi, 2 orang siswa pada kategori sedang, 0 siswa pada kategori rendah dan 0 siswa pada kategori sangat rendah.


(37)

3. Dapat dilihat dari perbandingan kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write memperlihatkan peningkatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think-Talk-Write dapat memberikan pengaruh yang positif pada kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Selain itu, berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan uji Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,000, hal itu berarti bahwa H0 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga yang menjadi jawaban dari hipotesis penelitian adalah Ha. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan khususnya dalam menulis karangan deskripsi, maka peneliti sarankan sebagai berikut :

1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pembaharuan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat dikembangkan dengan baik. Dengan adanya berbagai keterbatasan, maka apa yang dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah hasil akhir. Adanya keterbatasan dan kekurangan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakan penelitian yang lebih lanjut, dengan harapan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi yang berbeda.


(38)

84

84

DAFTAR PUSTAKA A.Sumber dari Buku

Abdurahman, Maman. dkk. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Arifin, Johar. (2008). Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.

Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hatmi, Anggita Endah Dwi. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Model Think Talk Write dengan Media Visual pada Siswa Kelas IV SDN Pakintelan 03. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kariadinata, Rahayu dan Abdurahman, Maman. 2012. Dasar-dasar Statistik Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.

Kusmayadi, Ismail. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung : Grafindo Media Pratama

Mendiknas RI. (2006). Kurikulum 2006 Permendiknas RI No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Media Makmur Maju Mandiri.

Nustian, Handri. (2010). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik melalui Pembelajaran Kontruktivisme. (Skripsi). Universitas Siliwangi. Tasikmalaya


(39)

Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisis Statistik dengan SPSS. Yogyakarta : MediaKom.

Rahmat, Cece dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Hasil Belajar. Bandung : Andira.

Resmini, Novi. dan Churiyah, Yayah. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung : UPI Press.

Resmini, Novi. dkk. (2009). Pembinaan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rusli, Andri. (2012). Pengaruh Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi di Kelas V SDN Sirnasari Kota Tasikmlaya. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Tasikmalaya.

Semi, Atar. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Yulius, Oscar. (2010). Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta : Panser Pustaka


(40)

86

B.Sumber dari Internet

Maya. (2012). Pengertian dan Sintaks Model Pembelajaran TTW. [Online]. Tersedia di : http://maiamatheacer.wordpress.com/2012/07/21/pengertian-dan-sintaks-model-pembelajaran-ttw/. Diakses 06 November 2013


(1)

a) Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

b) Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Setelah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) ditetapkan, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut: H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1≠ µ2

Keterangan:

µ1 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan µ2 adalah kemampuan

siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan menggunakan ketentuan jika µ1 = µ2, maka H0 diterima, dan jika µ1≠ µ2, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan dari kedua sampel tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.


(2)

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan mengenai kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, serta seberapa besar pengaruh dari penerapan kemampuan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat dilihat dari perolehan hasil pre-test. Pre-test menggambarkan kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil penghitungan kategori interval dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang tercantum pada tabel 4.5 dari 21 orang siswa didapatkan hasil bahwa terdapat 0 siswa pada kategori sangat tinggi, 5 orang siswa yang berada pada kategori tinggi, 10 orang sisa pada kategori sedang, 6 orang siswa pada kategori rendah dan 0 siswa pada kategori sangat rendah.

2. Kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja dalam menulis karangan deskripsi setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat dilihat dari perolehan hasil post-test. Post-test menggambarkan kemampuan siswa setelah peneliti memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Berdasarkan hasil penghitungan kategori interval dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang tercantum pada tabel 4.7 dari 21 orang siswa didapatkan hasil bahwa terdapat 8 orang siswa yang berada pada kategori sangat tinggi, 11 orang siswa yang berada pada kategori tinggi, 2 orang siswa pada kategori sedang, 0 siswa pada kategori rendah dan 0 siswa pada kategori sangat rendah.


(3)

3. Dapat dilihat dari perbandingan kemampuan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write memperlihatkan peningkatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think-Talk-Write dapat memberikan pengaruh yang positif pada kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Selain itu, berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan uji Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,000, hal itu berarti bahwa H0 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga yang

menjadi jawaban dari hipotesis penelitian adalah Ha. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan khususnya dalam menulis karangan deskripsi, maka peneliti sarankan sebagai berikut :

1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pembaharuan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat dikembangkan dengan baik. Dengan adanya berbagai keterbatasan, maka apa yang dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah hasil akhir. Adanya keterbatasan dan kekurangan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakan penelitian yang lebih lanjut, dengan harapan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi yang berbeda.


(4)

84

DAFTAR PUSTAKA A.Sumber dari Buku

Abdurahman, Maman. dkk. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Arifin, Johar. (2008). Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.

Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Hatmi, Anggita Endah Dwi. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis

Karangan Deskripsi Melalui Model Think Talk Write dengan Media Visual pada Siswa Kelas IV SDN Pakintelan 03. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kariadinata, Rahayu dan Abdurahman, Maman. 2012. Dasar-dasar Statistik Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.

Kusmayadi, Ismail. Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung : Grafindo Media Pratama

Mendiknas RI. (2006). Kurikulum 2006 Permendiknas RI No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Media Makmur Maju Mandiri.

Nustian, Handri. (2010). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik melalui Pembelajaran Kontruktivisme. (Skripsi). Universitas Siliwangi. Tasikmalaya


(5)

Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisis Statistik dengan SPSS. Yogyakarta : MediaKom.

Rahmat, Cece dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Hasil Belajar. Bandung : Andira.

Resmini, Novi. dan Churiyah, Yayah. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung : UPI Press.

Resmini, Novi. dkk. (2009). Pembinaan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rusli, Andri. (2012). Pengaruh Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Kemampuan Siswa Menulis Karangan Narasi di Kelas V SDN Sirnasari Kota Tasikmlaya. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Tasikmalaya.

Semi, Atar. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Yulius, Oscar. (2010). Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta : Panser Pustaka Zainurrahman. (2011). Menulis Dari Teori Hingga Praktik. Bandung : Alfabeta.


(6)

B.Sumber dari Internet

Maya. (2012). Pengertian dan Sintaks Model Pembelajaran TTW. [Online]. Tersedia di : http://maiamatheacer.wordpress.com/2012/07/21/pengertian-dan-sintaks-model-pembelajaran-ttw/. Diakses 06 November 2013


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

0 11 158

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

MODEL KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE(TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DAN BERPIKIR KRITIS.

1 3 56

STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

0 2 10

PENGARUH MODEL THINK TALK WRITE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

1 1 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) - PENGARUH MODEL THINK TALK WRITE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository per

0 0 28