ideal Pendidikan Agama Islam; secara empirik di lapangan akhir-akhir ini banyak siswa tertentu belum menampilkan perilaku mulia dan terpuji sesuai akhlak Islam.
Apabila fenomena ini dibiarkan oleh sekolah khususnya, akan lahir kecenderungan perilaku siswa yang kasar, keras, dan kering dari nilai-nilai etika
agama, serta hilangnya rasa kemanusiaan, Sauri 2002: 8. Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan solusi alternatif terhadap pemecahan
masalah perilaku keberagamaan siswa yang belum konsisten menjalankan ajaran agama Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas pengembangan dan implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam sebagaimana dikemukan oleh para pemerhati
pendidikan Islam bahwa keberagamaan di kalangan kaum terpelajar dan para pelajar belum menunjukkan pengamalan ajaran agama sesuai tuntunan Islam,
bahkan mereka sebagamana dikemukakan Ali dan Asrori, 2008: 71 menyalahgunaan obat terlarang, minum minuman keras, serta tindak kekerasan
dan kriminal. Hasil penelitian Turmudhi Kedaulatan Rakyat, 4 Juli 2003 yang didasarkan pada teori Glock dan Stark Religion Society menunjukkan perilaku
keberagamaan siswa dalam memunculkan perilaku-perilaku positif kepada sesama manusia atau pro-sosial pro-social behavior – berbagi, bekerja sama,
menyumbang, menolong, berlaku jujur, berbuat dermawan, memelihara, merawat, dan memperhatikan hak orang lain kekuatan pengaruhnya belum signifikan.
Hasil studi pendahuluan berdasarkan wawancara dengan beberapa guru agama di MTsN dan SMPN di beberapa sekolah, mereka sependapat bahwa
perilaku keberagamaan siswa tertentu masih banyak dijumpai mengalami
masalah. Misalnya di antara siswa ditemukan pengamalan ajaran agama, stabilitas emosional, sosial, dan moral belum konsisten. Ketaatan menjalan ajaran agama
dijumpai siswa kadang-kadang taat dan kadang-kadang malas atau inkonsisten menjalan ibadah ritual seperti shalat lima waktu, dan puasa ramadlan masih ada
siswa yang belum melaksanakannya, termasuk kemauan mereka belajar Al- Qur’an masih rendah.
Berkaitan dengan masalah emosional yang dilakukan siswa tertentu misalnya masalah kecil seperti berbeda pendapat mudah konflik, dan mudah
marah, kurang toleran terhadap perbedaan karakter teman, dan sulit diatur. Komunikasi sosial yang ditampilkan siswa tertentu mereka mudah melawan
aturan sekolah misalnya membandel, sukar disiplin, berpakian tidak rapih dan bersih, datang ke sekolah sering telambat, membuang sampah tidak pada
tempatnya. Keadaan moralitas siswa belum menampilkan perilaku yang baik misalnya
di kelas sering terjadi kehilangan alat-alat tulis, berbicara suka mengeluarkan kata-kata yang kotor dan tidak terpuji dari pada mengucapkan kata-kata islami
seperti: Ya Allah, bertemu dan berpisah dengan guru dan teman mengucapkan Assalamu’alaikum; membaca Basmallah dan Hamdallah sebelum dan sesudah
mengerjakan pekerjaan,
apabila melakukan
kesalahan mengucapkan
Astaghfirullah dan yang lainnya. Tampilan perilaku keberagamaan siswa di atas belum menampilkan ketaatan beragama dan hubungan sosial kegamaan sesuai
ajaran Islam sebagai realisasi berhasilnya pengembangan dan implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Atas dasar ini studi dilakukan untuk mengungkap “Bagaimana pengembangan dan implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam dan
implikasinya terhadap perilaku keberagamaan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Negeri
. Siswa sebagai responden dalam penelitian ini dibatasi hanya siswa MTsN MTsN dan siswa SMPN SMPN
yang duduk di Kelas VIII dan Kelas IX semester genap tahun ajaran 20102011, dan untuk siswa SMPN dibatasi hanya siswa Muslim. Berdasarkan uraian tentang
latar belakang dan problematika sebagaimana di rumuskan di atas sebagai indikator penelitian ini diharapkan dapat muncul jawaban terhadap pertanyaan,
adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana mekanisme pengembangan kurikulum di MTsN dan SMPN? Dari rumusan masalah ini muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana prosedur pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam
di MTsN dan SMPN ? b.
Bagaimana keterlibatan guru dan administrator lainnya dalam
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTsN dan SMPN? 2.
Bagaimana dokumen kurikulum yang berlakukan di MTsN dan SMPN? Dari rumusan masalah ini muncul pertanyaan peneltian seperti berikut ini.
a. Bagaimana tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTsN dan
SMPN? b.
Bagaimana materi isi kurikulum di MTsN dan SMPN? c.
Bagaimana implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTsN dan SMPN?
3. Bagaimana implikasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTs Negri dan
SMPN terhadap perilaku keberaganaan siswa dalam menjalankan ibadah? Dari pertanyaan ini muncul indikator pertanyaan sebagai berikut.
a. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek kedisiplinan beribadah sesuai ajaran Islam di keluarga?
b. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTs dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan orang tua di rumah?
c. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan guru di sekolah ?
d. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan saudara di keluarga?
e. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan teman di masyarakat ?
f. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan orang lain yang lebih tua usianya dan tidak dikenal di masyarakat ?
g. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan yang lebih muda dikenal di masyarakat sekolah ?
h. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan yang lebih muda tidak dikenal di masyarakat.
i. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan yang berbeda agama di masyarakat sekolah ?
j. Terdapat perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan yang berbeda suku di masyarakat.
k. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan yang berbeda ras di masyarakat sekolah ?
l. Adakah perbedaan implikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa MTsN dan siswa SMPN pada aspek perilaku hubungan siswa dengan lingkungan fisik keluarga, sekolah dan masyarakat ?
4. Bagaimana sistem evaluasi dalam Pendidikan Agama Islam di MTsN dan
SMPN ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian