51
Kolaborasi peneliti dan guru sangat penting dalam menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi. Kemudian dilanjutkan dengan
proses perencanaan penelitian, memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitian yang
dilakukan.
B. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Manjung yang terletak di Dukuh Tuban, Desa Manjung, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Suasana sekolah nyaman dan mendukung proses belajar mengajar karena letaknya yang jauh dari jalan
raya sehingga tidak bising. Keadaan fisik sekolah baik, dan fasilitas memadai. Sebagian besar siswa berasal dari lingkungan sekitar sekolah.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Manjung, Ngawen, Klaten tahun ajaran 20122013. Jumlah siswa kelas IV adalah 32,
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas IV SD Negeri 1
Manjung yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Hal ini diketahui oleh peneliti dari wawancara terhadap guru dan
siswa. Objek dari penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika terkait pecahan. Peneliti bersama guru sepakat untuk
52
mengatasi masalah tersebut. Selain itu peneliti juga meminta persetujuan siswa untuk melakukan penelitian di kelas tersebut.
D. Desain Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas di SD 1 Manjung menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu menggunakan sistem spiral refleksi diri
yang dimulai dengan perencanaan planning, pelaksanaan tindakan action, observasi observation, dan refleksi reflection dalam suatu
spiral yang saling terkait. Untuk lebih jelasnya, berikut ini bentuk modelnya.
Keterangan:
Siklus I: 1. Perencanaan I
2. Tindakan dan Observasi I 3. Refleksi I
Siklus II: 4. Perencanaan II
5. Tindakan dan Observasi II 6. Refleksi II
Dan seterusnya
Gambar 1. Model Penelitian tindakan Kemmis Taggart Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama, 2010: 21
4 5
2
1
3
6
53
Pada gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua siklus. Untuk pelaksanaan penelitian ini, jumlah siklus bergantung kepada
permasalahan yang perlu diselesaikan. Keempat komponen dalam setiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Perencanaan planning
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan.
Tahap perencanaan dimulai dengan mengidentifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, serta merancang
tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamatan awal. b.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan
sekaligus jawaban dari rancangan tindakan. Pada tahap ini, pelaksana tindakan harus ingat dan mengacu pada apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan. Perubahan diperbolehkan asal tidak mengubah prinsip.
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh pengamat pada waktu tindakan sedang dilakukan. Pengamat melakukan pengamatan
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Pengamat mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data
yang akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya.