31 kepercayaan diri dengan pola asuh orang tua etnis Jawa, dan subjek
penelitiannya adalah remaja yang bersekolah di MAN kodya Yogyakarta. Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini, peneliti ingin
mengkaji tentang pola asuh dalam keluarga jawa yang mana orang tuanya berprofesi sebagai seorang abdi dalem.
D. Kerangka Berpikir
Keluarga merupakan lingkungan yang penting dalam proses kehidupan seorang anak. Kehidupan anak yang mencakup aspek emosional, intelektual,
sosial maupun spiritualnya mulai dikenalkan dan ditentukan di dalam lingkungan keluarga. Keluarga dalam kehidupan masyarakat merupakan
sistem terkecil yang memiliki peran dalam kegiatan mengasuh anak. Kegiatan pengasuhan anak ini dilakukan oleh orang tua sebagai bentuk usaha untuk
membesarkan anak dan mendidik anak. Pada dasarnya, pengasuhan yang dilakukan dalam lingkungan keluarga
memiliki berbagai pola tertentu. Bentuk pola pengasuhan menjadi penting untuk diperhatikan mengingat bahwa pola pengasuhan anak akan
berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak di masa mendatang. Dalam skripsi ini, menggunakan teori dari Diana Baumrind 1971 yang membagi
bentuk pengasuhan menjadi tiga yaitu: bentuk pengasuhan otoritarian, permisif, dan otoritatif.
Bentuk pengasuhan otoritarian yaitu bentuk pengasuhan yang otoriter dimana orang tua memegang kendali penuh atas anaknya. Ciri dari bentuk
pengasuhan otoriter yaitu suka menghukum fisik maupun non fisik misalnya
32 memukul, komunikasi berjalan satu arah dimana orang tua menginginkan
anak menuruti permintaan orang tua tanpa harus banyak pertanyaan, membatasi tingkah laku anak dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan,
tidak ada kompromi, sering mengungkapkan kemarahan. Pengasuhan permisif yaitu bentuk pengasuhan orang tua yang memberikan kebebasan
kepada anak tentang keinginannya, namun kontrol orang tua rendah. Ciri dari pengasuhan permisif yaitu orang tua bersikap hangat, tidak menuntut, tidak
mengontrol perilaku anak, dan tidak menghukum. Pengasuhan otoritatif yaitu orang tua meghargai keputusan anak tetapi juga menerapkan batasan-batasan
tertentu. Ciri dari pengasuhan otoritatif yaitu orang tua bersikap hangat dan penyayang, mengkomunikasikan segala keputusan dengan anak, memberikan
kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihannya namun tetap dengan memberikan batasan.
Keanekaragaman pola pengasuhan anak tersebut pada dasarnya ditentukan oleh latar belakang kehidupan dari orang tua itu sendiri yang
meliputi latar belakang secara sosial maupun ekonominya. Hal ini dicontohkan pada ada keluarga petani, keluarga nelayan, keluarga pedagang,
keluarga guru, keluarga pegawai swasta, keluarga buruh, keluarga polisi TNI, keluarga abdi dalem dan lain sebagainya. Selain itu, faktor lain yang
mempengaruhi bentuk pola pengasuhan orang tua adalah faktor sosial budaya. Gaya pengasuhan orang tua kepada anak sedikit banyak juga
dipengaruhi oleh faktor budaya yang ada dalam masyarakat setempat. Seperti yang disampaikan oleh Suryabrata M. Idrus, 2012:4 yang mengungkapkan
bahwa corak hidup seseorang ditentukan oleh nilai kebudayaan mana yang
33 dominan, yaitu nilai kebudayaan mana yang olehnya dipandang sebagai nilai
yang tertinggi nilai yang paling bernilai, misalnya orang Jawa lebih dominan kepada kebudayaan Jawa, kebudayaan yang sudah mereka kenal
sejak kecil. Perbedaan latar belakang tersebut akan berpengaruh pada cara dan tugas ibu dan ayah mengasuh anak dan akan membentuk perilaku anak.
Dalam penelitian ini akan lebih difokuskan pada pola pengasuhan anak dengan budaya Jawa. Kebudayaan Jawa merupakan salah satu kebudayaan
yang unik dan seharusnya dilestarikan. Keberadaan Keraton Yogyakarta membuat Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, namun
sebagai salah satu kota yang dianggap masih kental dengan budaya Jawa. Bila membicarakan tentang Keraton Yogyakarta tidak lepas dari adanya abdi
dalem sebagai daya tariknya. Para abdi dalem dipandang sebagai sosok yang masih sangat lekat dengan budaya Jawa dengan berbagai keunikannya.
Namun pada kenyataannya, di masa kini budaya-budaya Jawa mulai terpengaruh dan bahkan mulai tergantikan dengan budaya-budaya lain karena
pengaruh perubahan sosial. Adanya pengaruh perubahan sosial membuat berbagai nilai-nilai dan
tradisi lama sedikit bergeser dan tergantikan dengan adanya penemuan- penemuan baru, termasuk dalam hal pengasuhan anak. Seiring berjalannya
waktu, bentuk pengasuhan anak dalam keluarga Jawa yang dulunya cenderung otoriter saat ini sudah mengalami perubahan yang lebih
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pola asuh orang tua yang salah seringkali justru malah membentuk karakter anak yang tidak sesuai, dan
jusstru memicu anak terbawa dalam kasus-kasus kenakalan remaja. Pola
34 pengasuhan yang terus berubah dari masa ke masa juga membawa pengaruh
dalam pembentukan karakter anak di masa kini. Apabila kembali melihat kepada kasus-kasus kenakalan anak terlebih
pengaruh globalisasi saat ini, sangat penting bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan nilai keagamaan. Nilai agama perlu
ditanamkan sejak dini agar anak tidak terbawa dalam arus globalisasi yang negatif, begitu juga dengan nilai budaya. Dalam pengasuhannya, orang tua
perlu memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya agar kebudayaan Jawa tidak hilang.Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengkaji lebih dalam
tentang bagaimana bentuk pengasuhan orang tua yang berprofesi sebagai abdi dalem dalam mengasuh dan mendidik anak di tengah fenomena perubahan
sosial yang terjadi saat ini. Dari pemaparan hal-hal tersebut, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar bagan 1. Bagan Kerangka Berpikir Keluarga
Abdi dalem Keluarga
Jawa Keluarga
Pola Asuh Anak
Mengajarkan Nilai dan
Norma Otoriter, Permisif,
Otoritatif
Perubahan Sosial
35
E. Pertanyaan Penelitian