Gambaran Umum Lokasi Penelitian Hubungan Pencahayaan Alami dengan Keluhan ISPA pada Balita

BAB IV HASIL PENELITAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lingkungan Pintu Angin merupakan salah satu lingkungan yang terdapat di Kelurahan Sibolga Hilir. Lingkungan Pintu Angin berada di daerah pinggir pantai atau pesisir laut, dengan ketinggian dari air laut 6 meter. Lingkungan Pintu Angin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Lingkungan Panomboman, Mela 2. Sebelah Timur : Pegunungan, Bukit Barisan, Kelurahan Angin Nauli 3. Sebelah Selatan : Lingkungan Simare-mare 4. Sebelah Barat : Teluk Tapian Nauli Berdasarkan data penduduk tahun 2012, jumlah penduduk Pintu Angin 3596 jiwa, 787 KK. Rata-rata setiap rumah tangga terdiri dari 5 orang anggota keluarga. Jumlah penduduk dengan rincian : 1. Penduduk dengan jenis kelamin laki-laki 1851 jiwa 2. Penduduk dengan jenis kelamin perempuan 1745 jiwa Mayoritas tingkat pendidikan penduduk adalah tamat SLTA, yaitu sebanyak 829 orang. Dan sebagian besar penduduk bermatapencaharian dari hasil laut. Rumah Nelayan di Lingkungan Pintu Angin berada disepanjang daerah pinggir pantai, berbentuk panggung dan dibangun di atas air tepi laut, dengan bahan bangunan mayoritas bersifat nonpermanen, berjumlah 186 rumah. Universitas Sumatera Utara

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi karakteristik responden yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan kondisi fisik rumah, yaitu ventilasi, pencahayaan alami, kelembaban, lantai, dinding, langit-langit rumah, serta keluhan ISPA.

4.2.1. Tingkat Pendidikan Responden

Gambaran tingkat pendidikan responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini. Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Tingkat Pendidikan Jumlah Orang 1. Tidak SekolahTidak Tamat SD 7 9,5 2. SD 18 24,3 3. SLTP 15 20,3 4. SLTA 33 44,6 5. PT 1 1,3 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut tingkat pendidikan di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar adalah SLTA, yaitu sebanyak 33 orang 44,6 dan persentase paling kecil adalah perguruan tinggi, yaitu sebanyak 1 orang 1,3.

4.2.2. Pekerjaan Responden

Gambaran pekerjaan responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.2. berikut ini.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Pekerjaan Jumlah Orang 1. PNS 2 2,7 2. PegawaiKaryawan Swasta 1 1,3 3. Wiraswasta 6 8,1 4. Nelayan 23 31,1 5. Ibu Rumah Tangga 42 56,8 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden menurut pekerjaan di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar adalah Ibu Rumah Tangga, yaitu sebanyak 42 orang 56,8 dan persentase paling kecil adalah PegawaiKaryawan Swasta, yaitu sebanyak 1 orang 1,3.

4.2.3. Karakteristik Balita

Gambaran karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini. Tabel 4.3. Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Jenis Kelamin Jumlah Orang 1. Laki-laki 41 55,4 2. Perempuan 33 41,3 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa karakteristik balita berdasasarkan jenis kelamin, persentase paling besar adalah jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 41 orang 55,4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Distribusi Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Umur bulan Jumlah Orang 1. 0-12 bayi 8 10,8 2. 12-35 batita 36 48,7 3. ≥36-59 30 40,5 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa, karekteristik balita berdasarkan umur, persentase paling besar adalah balita berumur 12-35 bulan batita, yaitu sebanyak 36 orang 48,7.

4.2.4. Kondisi Fisik Rumah Responden

Gambaran distribusi frekuensi kondisi fisik rumah responden meliputi ventilasi, pencahayaan alami, kelembaban, lantai, dinding dan langit-langit rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

4.2.4.1. Ventilasi Rumah

Gambaran distribusi frekuensi ventilasi rumah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut ini. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Ventilasi Rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Ventilasi Hasil Ukur luas lantai Jumlah Total Rumah 1. Memenuhi Syarat ≥ 10 - 15 43 43 58,1 2. Tidak Memenuhi Syarat 10 dan 15 15 24 7 31 41,9 Total 74 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa jumlah ventilasi rumah responden di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar adalah memenuhi syarat dengan hasil ukur ≥ 10 -15 dari luas lantai, yaitu sebanyak 43 rumah 58,1. Data hasil ukur ventilasi rumah dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 58.

4.2.4.2. Pencahayaan Alami Rumah

Gambaran distribusi frekuensi pencahayaan alami rumah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini. Tabel 4.6. Gambaran Distribusi Frekuensi Pencahayaan Alami Rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Pencahayaan Alami Hasil Ukur Lux Total Rumah 1. Memenuhi Syarat 60-120 29 39,2 2. Tidak Memenuhi Syarat 60 45 60,8 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.6. di atas dapat diketahui bahwa jumlah pencahayaan alami rumah responden di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar adalah tidak memenuhi syarat dengan hasil ukur 60 Lux, yaitu sebanyak 45 rumah 60,8. Data hasil ukur ventilasi rumah dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 60.

4.2.4.3. Kelembaban Rumah

Gambaran distribusi frekuensi kelembaban rumah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kelembaban Rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Kelembaban Hasil Ukur Total Rumah 1. Memenuhi Syarat 40-70 32 43,2 2. Tidak Memenuhi Syarat 40 42 56,8 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.7. di atas dapat diketahui bahwa jumlah kelembaban rumah responden di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar tidak memenuhi syarat dengan hasil ukur 40, yaitu sebanyak 42 rumah 56,8. Data hasil ukur ventilasi rumah dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 62.

4.2.4.4. Lantai Rumah

Gambaran distribusi frekuensi lantai rumah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Lantai Rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Lantai Jenis Lantai Total Rumah 1. Memenuhi Syarat Kedap air 27 36,5 2. Tidak Memenuhi Syarat Tidak kedap air 47 63,5 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa jumlah lantai rumah responden di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar tidak memenuhi syarat yang terbuat dari bahan tidak kedap air, yaitu sebanyak 47 rumah 63,5. Data hasil ukur ventilasi rumah dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 64. Universitas Sumatera Utara

4.2.4.5. Dinding Rumah

Gambaran distribusi frekuensi dinding rumah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9. berikut ini. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Dinding Rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Dinding Jenis Dinding Total Rumah 1. Memenuhi Syarat Kedap air 27 36,5 2. Tidak Memenuhi Syarat Tidak kedap air 47 63,5 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat diketahui bahwa jumlah dinding rumah responden di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar tidak memenuhi syarat yang tidak kedap air, yaitu sebanyak 47 rumah 63,5. Data hasil ukur ventilasi rumah dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 66.

4.2.4.6. Langit-langit Rumah

Gambaran distribusi frekuensi langit-langit rumah responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut ini. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Langit-langit Rumah di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Langit-langit Jenis Lantai Jumlah Total Rumah 1. Memenuhi Syarat Ada, Rapat 25 25 33,8 2. Tidak Memenuhi Syarat Ada, Tidak Rapat 7 49 66,2 Tidak Ada 42 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.10. di atas dapat diketahui bahwa jumlah langit-langit rumah responden di Lingkungan Pintu Angin, persentase paling besar tidak memenuhi syarat yaitu ada langit-langit, rapat sebanyak 7 rumah, tidak ada langit- Universitas Sumatera Utara langit sebanyak 42 rumah, total sebanyak 49 rumah 66,2. Data hasil ukur ventilasi rumah dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 68.

4.2.5. Keluhan ISPA pada balita

Gambaran kejadian ISPA pada balita pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.11. berikut ini. Tabel 4.11. Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Keluhan ISPA Jumlah Rumah 1. Ada 41 55,4 2. Tidak ada 33 44,6 Total 74 100 Berdasarkan tabel 4.11. di atas dapat dilihat bahwa persentase paling besar adalah balita yang memiliki keluhan ISPA, yaitu sebanyak 41 orang 55,4. Keluhan ISPA pada balita berdasarkan jenis kelamin dan umur balita dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut ini. Tabel 4.12. Keluhan ISPA pada Balita Berdasarkan Jenis Kelamin Balita di Lingkungan Pintu Angin Keluahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Keluhan ISPA pada Balita menurut Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki 22 2. Perempuan 19 Berdasarkan tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas balita yang memiliki keluhan ISPA berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 22 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Keluhan ISPA pada Balita Berdasarkan Umur Balita di Lingkungan Pintu Angin Keluahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Keluhan ISPA pada Balita menurut Umur Jumlah 1. 0-12 bulan bayi 5 2. 12-35 bulan batita 18 3. ≥36-59 bulan 18 Berdasarkan tabel 4.13. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas balita yang memiliki keluhan ISPA memiliki umur diatas 12 bulan, yaitu umur 12-35 bulan, sebanyak 18 orang, dan ≥36-59 bulan, sebanyak 18 orang.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat adalah analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara kondisi fisik rumah nelayan, yaitu ventilasi, pencahayaan alami, kelembaban, lantai, dinding, langit-langit rumah dengan keluhan ISPA pada Balita. Uji statistik yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah Chi-square dengan derajat kepercayaan 95 ∝ = 5. Berdasarkan hasil uji statistik akan diperopleh nilai p. Untuk nilai p 0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti.

4.3.1. Hubungan Ventilasi Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di

Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 Hubungan Ventilasi Rumah dengan Keluhan ISPA pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.14. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Hasil Analisis Ventilasi Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Ventilasi Keluhan ISPA Total p-value Ya Tidak n n N 1. Memenuhi Syarat 20 46,5 23 53,5 43 100 0,07 2. Tidak Memenuhi Syarat 21 67,7 10 32,3 31 100 Total 41 55,4 33 44,6 74 100 Berdasarkan tabel 4.14. dapat diketahui bahwa hasil penelitian yang didapatkan dari variabel ventilasi dari 43 rumah yang memiliki ventilasi yang memenuhi syarat sebanyak 20 orang 46,5 yang memiliki keluhan ISPA dan 23 orang 53,5 yang tidak memiliki keluhan ISPA, sedangkan dari 31 rumah yang ventilasi yang tidak memenuhi syarat sebanyak 21 orang 67,7 memiliki keluhan ISPA dan 10 orang 32,3 yang tidak memiliki keluhan ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,07, jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan p0,05 maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara ventilasi dengan keluhan ISPA.

4.3.2. Hubungan Pencahayaan Alami Rumah dengan Keluhan ISPA pada

Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 Hubungan Pencahayaan Alami Rumah dengan Keluhan ISPA pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.15. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Hasil Analisis Pencahayaan Alami Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Pencahayaan Alami Keluhan ISPA Total Ya Tidak p-value n n n 1. Memenuhi Syarat 11 37,9 18 62,1 29 100 0,015 2. Tidak Memenuhi Syarat 30 66,7 15 33,3 45 100 Total 41 55,4 33 44,6 74 100 Berdasarkan tabel 4.15. dapat diketahui bahwa hasil penelitian yang didapatkan dari variabel pencahayaan alami bahwa dari 29 rumah yang memiliki pencahayaan alami yang memenuhi syarat sebanyak 11 orang 37,9 memiliki keluhan ISPA dan 18 orang 62,1 yang tidak memiliki keluhan ISPA, sedangkan dari 45 rumah yang pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat sebanyak 30 orang 66,7 memiliki keluhan ISPA dan 15 orang 33,3 yang tidak memiliki keluhan ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,015, jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan p0,05 maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pencahayaan alami pada rumah dengan keluhan ISPA.

4.3.3. Hubungan Kelembaban Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di

Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 Hubungan Kelembaban Rumah dengan Keluhan ISPA pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.16. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16. Hasil Analisis Kelembaban Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Kelembaban Keluhan ISPA Total Ya Tidak p-value n n n 1. Memenuhi Syarat 13 40,6 19 59,4 32 100 0,026 2. Tidak Memenuhi Syarat 28 66,7 14 33,3 42 100 Total 41 55,4 33 44,6 74 100 Berdasarkan tabel 4.16. dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang didapatkan dari variabel kelembaban bahwa dari 32 rumah yang memiliki kelembaban yang memenuhi syarat sebanyak 13 orang 40,6 memiliki keluhan ISPA dan 19 orang 59,4 yang tidak memiliki keluhan ISPA, sedangkan dari 42 rumah yang pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat sebanyak 28 orang 66,7 memiliki keluhan ISPA dan 14 orang 33,3 yang tidak memiliki keluhan ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,026, jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan p0,05 maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kelembaban pada rumah dengan keluhan ISPA.

4.3.4. Hubungan Lantai Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di

Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 Hubungan Lantai Rumah dengan Keluhan ISPA pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.17. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Hasil Analisis Lantai Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Lantai Keluhan ISPA Total Ya Tidak p-value n N n 1. Memenuhi Syarat 16 59,3 11 40,7 27 100 0,613 2. Tidak Memenuhi Syarat 25 53,2 22 46,8 47 100 Total 41 55,4 33 44,6 74 100 Berdasarkan tabel 4.17. dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang didapatkan dari variabel lantai bahwa dari 27 rumah yang memiliki lantai yang memenuhi syarat sebanyak 16 orang 59,3 memiliki keluhan ISPA dan 11 orang 40,7 yang tidak memiliki keluhan ISPA, sedangkan dari 47 rumah yang lantai yang tidak memenuhi syarat sebanyak 25 orang 53,2 memiliki keluhan ISPA dan 22 orang 46,8 yang tidak memiliki keluhan ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,613, jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan p0,05 maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara lantai rumah dengan keluhan ISPA.

4.3.5. Hubungan Dinding Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di

Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 Hubungan Dinding Rumah dengan Keluhan ISPA pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.18. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18. Hasil Analisis Dinding Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Dinding Keluhan ISPA Total Ya Tidak p-value n N n 1. Memenuhi Syarat 17 63,0 10 37,0 27 100 0,322 2. Tidak Memenuhi Syarat 24 51,1 23 48,9 47 100 Total 41 55,4 33 44,6 74 100 Berdasarkan tabel 4.18. dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang didapatkan dari variabel dinding bahwa dari 27 rumah yang memiliki dinding yang memenuhi syarat sebanyak 17 orang 63 memiliki keluhan ISPA dan 10 orang 37 yang tidak memiliki keluhan ISPA, sedangkan dari 47 rumah yang memiliki dinding yang tidak memenuhi syarat sebanyak 24 orang 51,1 memiliki keluhan ISPA dan 23 orang 48,9 yang tidak memiliki keluhan ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,322, jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan p0,05 maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara dinding rumah dengan keluhan ISPA.

4.3.6. Hubungan Langit-langit Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di

Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 Hubungan Langit-langit Rumah dengan Keluhan ISPA pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.19. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19. Hasil Analisis Langit-langit Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2013 NO. Langit-langit Keluhan ISPA Total Ya Tidak p-value n n N 1. Memenuhi Syarat 17 68,0 8 32,0 25 100 0,119 2. Tidak Memenuhi Syarat 24 49,0 25 51,0 49 100 Total 41 55,4 33 44,6 74 100 Berdasarkan tabel 4.19. dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang didapatkan dari variabel dinding bahwa dari 25 rumah yang memiliki dinding yang memenuhi syarat sebanyak 17 orang 68 memiliki keluhan ISPA dan 8 orang 32 yang tidak memiliki keluhan ISPA, sedangkan dari 49 rumah yang memiliki dinding yang tidak memenuhi syarat sebanyak 24 orang 49 memiliki keluhan ISPA dan 25 orang 51 yang tidak memiliki keluhan ISPA. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,119, jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan p0,05 maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara dinding rumah dengan keluhan ISPA. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN 5.1. Hubungan Ventilasi Rumah dengan Keluhan ISPA pada Balita Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan uji Chi square didapatkan nilai p = 0,07 lebih besar dari nilai ∝ = 0,05, maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ventilasi rumah dengan keluhan ISPA pada balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi 2012, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara luas ventilasi rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Responden dalam penelitian ini sebagian besar sudah memiliki luas ventilasi yang memenuhi syarat. Ventilasi yang dimaksud adalah lubang angin, pintu dan jendela rumah. Akan tetapi dalam pelaksanaannya responden jarang membuka jendela rumah. Dimana faktor lain yang berkaitan dengan kejadian ISPA adalah kebiasaan penduduk membuka jendela pada pagi hari, karena membuka jendela rumah akan melancarkan pertukaran udara, sinar matahari masuk kedalam rumah dan mempengaruhi kelembaban udara dalam rumah. Sejalan dengan pendapat Hartono 2002 salah satu cara efektif mencegah penyakit ISPA adalah ventilasi rumah yang memenuhi syarat dan selalu membuka pintujendela terutama pagi hari. Menurut Chandra 2007 ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, yaitu menjaga aliran udara di dalam rumah tetap segar dan membebaskan udara ruangan dari bakter-bakteri. Ventilasi yang tidak memenuhi syarat akan menyebabkan Universitas Sumatera Utara kelembaban udara di dalam ruangan naik, dimana kelembaban ini merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri. Menurut Slamet 2009 penyakit saluran pernapasan dapat mudah menular akibat ventilasi yang tidak memadai. Rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan, tetapi apabila penggunaannya baik, maka dapa terjadi gangguan kesehatan.

5.2. Hubungan Pencahayaan Alami dengan Keluhan ISPA pada Balita

Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan uji Chi square didapatkan nilai p = 0,015 lebih kecil dari nilai ∝ = 0,05, maka dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara pencahayaan alami rumah dengan keluhan ISPA pada balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga. Hal ini sejalan dengan penelitian Oktaviani 2009, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pencahayaan alami pada rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa resiko balita terkena ISPA akan meningkat jika pencahayaan alami pada rumah tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan pencahayaan alami yang berasal dari sinar matahari mengandung sinar ultraviolet dapat membunuh bakteri-bakteri pathogen. Kurangnya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah menyebabkan tingginya kelembaban rumah dan menjadi media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Pencahayaan alami yang masuk ke dalam rumah berkaitan dengan luas ventilasi dan kebiasaan penduduk membuka jendela. Sebagian besar responden Universitas Sumatera Utara memiliki pencahayaan alami rumah yang tidak memenuhi syarat, penyebabnya adalah responden jarang membuka jendela rumah dikarenakan jarak rumah yang berdekatan, sehingga sinar matahari terhalang masuk ke dalam rumah. Sesuai dengan pendapat Azwar 2002 cahaya berperan sebagai germicid pembunuh kuman atau bakteri. Cahaya matahari banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam rangka menciptakan kesehatan yang lebih sempurna, seperti membiarkan cahaya matahari pagi masuk ke dalam rumah, karena cahaya matahari pagi tersebut banyak megandung sinar ultraviolet yang dapat mematikan kuman. Salah satu faktor yang memengaruhi ada atau tidaknya cahaya atau penerangan dalam ruangan adalah terhalang atau tidaknya pancaran cahaya dari sumber ke ruangan. Menurut Chandra 2007 rumah sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit- bibit penyakit.

5.3. Hubungan Kelembaban dengan Keluhan ISPA pada Balita

Dokumen yang terkait

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

3 41 187

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

1 3 8

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

0 0 55

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

3 14 6

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga Tahun 2016

0 0 53

4. Nelayan 5. Pedagang 6. Ibu Rumah Tangga 7. Lain-lain - Hubungan Kondisi Fisik Rumah Nelayan dengan Keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga Tahu

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sehat 2.1.1. Defenisi Rumah Sehat - Hubungan Kondisi Fisik Rumah Nelayan dengan Keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Lingkungan Pintu Angin, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota

0 0 18

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH NELAYAN DENGAN KELUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI LINGKUNGAN PINTU ANGIN KELURAHAN SIBOLGA HILIR KECAMATAN SIBOLGA UTARA KOTA SIBOLGA TAHUN 2013 SKRIPSI

0 0 16