77 petugas perpustakaan juga sering memberikan motivasi serta nasihat
kepada siswa agar selalu rajin membaca buku di perpustakaan, melakukan promosi dan pengenalan perpustakaan kepada siswa-siswa baru, dan
petugas perpustakaan memberikan hadiah satu buah stiker kepada setiap siswa yang meminjam buku pada hari-hari tertentu dengan tujuan agar
siswa merasa senang meminjam buku di perpustakaan.
7. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Minat Baca
Siswa
a. Faktor pendukung
Terdapat faktor pendukung pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa, faktor pendukung tersebut diantarnya,
adalah dari segi jam buka perpustakaan. Dari hasil observasi peneliti menemukan bahwa Jam buka perpustakaan adalah menyesuaikan
dengan jam buka kelas yaitu jam 7. 00 dan tutup sesuai dengan jam pulang guru ataupun karyawan, jadi perpustakaan masih buka ketika
jam pulang sekolah. Jadi, dari jam buka perpustakaan tersebut merupakan salah satu pendukung dalam meningkatkan minat baca
siswa, siswa dapat berkunjung ke perpustakaan yang selalu buka mulai dari awal masuk sekolah dan sampai setelah waktu pulang sekolah.
Perpustakaan tercatat mempunyai koleksi koleksi buku sebanyak 986 judul dengan jumlah buku sebanyak 9560 eksemplar,
koleksi buku yang ada di perpustakaan sekolah tersebut masih ditambah lagi dengan adanya kunjungan dari perpustakaan keliling. Jadi, dari
78 banyaknya koleksi buku yang tersedia untuk dipinjam dan dibaca siswa
merupakan faktor pendukung dalam peningkatan minat baca siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas perpustakaan dan
guru kelas tentang faktor pendukung dalam meningkatkan minat baca siswa yaitu:
“Faktor pendukungnya ya mungkin dari banyaknya koleksi buku yang ada di perpustakaan ini mas, dari kondisi perpustakaannya juga bagus,
gedungnya gedung baru, dari segi kenyamanannya juga sudah nyaman,
bersih dan rapi” Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 4 yang sekaligus
sebagai koordinator perpustakaan berkata: “Keunggulan dari perpustakaan ini dapat kita lihat sendiri mas, buku-
bukunya sudah cukup lengkap dan banyak, kondisi ruangannya juga nyaman, kebersihan dan kerapiannya selalu dijaga, pelayanannya juga
ramah. Faktor pemberian motivasi dari guru juga berpengaruh mas, kalau siswa tidak dimotivasi dan tidak didorong untuk dibiasakan ke
perpustakaan ya percuma meskipun perpustakaan bagus mas. Ya bisa disaksikan sendiri guru-guru di sini juga sudah ada yang mengajak
siswa untuk belajar di perpustakaan, memberi tugas-tugas di perpustakaan, dan intinya guru harus selalu memberi dorongan kepada
siswa untuk dibiasakan ke perpustakaan” Berdasarkan hasil wawancara di atas, selain dari faktor koleksi
buku di perpustakaan yang sudah cukup lengkap, kondisi gedung yang baru dan bagus serta kondisi ruangan yang nyaman dan bersih
merupakan kelebihan dari perpustakaan, faktor pemberian motivasi ataupun memberikan dorongan oleh guru juga termasuk pendukung
dalam meningkatkan minat baca siswa.
79 b.
Faktor Penghambat Meningkatkan minat baca melalui peran perpustakaan selain
terdapat berbagai faktor pendukung dan terdapat pula faktor penghambat. Peneliti menemukan permasalahan di perpustakaan yang
menjadi penghambat dalam meningkatkan minat baca siswa melalui observasi dan hasil dari wawancara. Berikut ini hasil wawancara
dengan kepala sekolah: “Yang masih kurang dari perpustakaan misalnya dari pihak petugas
perpustakaan yang belum cukup ahli dibidang perpustakaan mas, si petugas pe
rpustakaan memang hanya lulusan SMA” Pernyataan tersebut didukung dari wawancara dengan petugas
perpustakaan yaitu: “Menurut saya siswa yang berkunjung ke perpustakaan ini masih
kurang banyak mas, jadi ketika ada waktu luang siswa hanya lebih memilih untuk bermain atau jajan di kantin dari pada membaca buku di
perpustakaan” Peneliti juga mengamati bahwa petugas perpustakaan sering
meninggalkan perpustakaan
untuk membantu-bantu
mengurusi keperluan sekolah seperti membantu ketika di sekolah sedang ada
kegiatan rapat guru-guru se gugus, membantu pekerjaan sekolah membuat kolam ikan dan tempat duduk di halaman sekolah. Jadi,
petugas perpustakaan meninggalkan ruangan perpustakaan melakukan pekerjaan sekolah tersebut. Siswa yang berkunjung ke perpustakaan
untuk meminjam atau mengembalikan buku menjadi tidak dilayani oleh petugas perpustakaan. Berkaitan dengan hal ini, dalam wawancara
petugas perpustakaan berkata:
80 “Saya pada awalnya bekerja di sekolah ini untuk membantu-bantu mas,
karena di perpustakaan tidak ada penjaganya saya juga ditugasi untuk menjadi petugas perpustakaan juga mas, jadi selain bertugas menjadi
petugas perpustakaan saya juga membantu ketika di sekolahan sedang
ada kegiatan” Program piket mingguan juga belum berjalan lancar. Hal ini
didukung dengan pernyataan petugas perpustakaan dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut:
“Dari piket mingguan pelaksanaannya masih kurang maksimal, setiap hari sebenarnya sudah dijadwalkan ada satu kelas yang piket di
perpustakaan tetapi kadang dilaksanakan kadang tidak”
Padahal maksud dari dibuatkannya jadwal piket di perpustakaan adalah bukan hanya untuk membersihkan ruangan perpustakaan saja,
tetapi juga agar siswa terbiasa ke perpustakaan sehingga menjadi tahu buku-buku yang sekiranya menarik untuk dibaca ketika siswa
membereskan, merapikan dan membersihkan buku-buku perpustakaan. Guru-guru kelas masih jarang yang mengujungi perpustakaan
untuk memberi contoh siswanya membaca di perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan sebagai tempat rekreasi pada kegiatan
pembelajaran juga masih kurang. Tentang hal ini petugas perpustakaan memberikan keterangan dalam wawancara, yaitu:
“Selama ini sih kalau untuk guru-guru masih jarang yang datang ke perpustakaan untuk memberi contoh kepada muridnya untuk membaca
buku” Pernyataan petugas perpustakaan tersebut didukung dari hasil
wawancara dengan guru kelas 3, yaitu:
81 “Kalau untuk saya sendiri, saya akui memang jarang sekali ke
perpustakaan sekolah, untuk guru-guru yang lain juga saya melihat sama saja, hanya pak Eri saja yang
terlihat sering ke perpustakaan” Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas perpustakaan,
kepala sekolah sebagai pembina perpustakaan, masih kurang rutin dalam memantau kegiatan perpustakaan. Petugas perpustakaan
menjelaskan bahwa dalam satu semester saja kepala sekolah hanya satu kali memantau kegiatan di perpustakaan, dengan hasil wawancara
sebagi berikut: “Kalau dari kepala sekolah memang sudah punya peran yang cukup
bagus ya, tapi kalau maslah pemantauan ke perpustakaan saya rasa masih kurang. Dalam satu semester beliau hanya memantau
perpustakaan satu kali.” Hal ini menyebabkan kepala sekolah menjadi kurang mengerti
dan memahami secara detail dan mendalam kegiatan yang ada di perpustakaan, padahal sebagai pemimpin pelaksana pembelajaran dan
Pembina perpustakaan, kepala sekolah memiliki peranan yang penting dalam
melakukan pengawasan
dan memberikan
ide, serta
mengupayakan terpenuhinya kebutuhan yang diperlukan oleh perpustakaan.
8. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa