PERAN WARGA SEKOLAH DALAM MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI GEMBONGAN.

(1)

i

PERAN WARGA SEKOLAH DALAM MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT

BACA SISWA DI SD NEGERI GEMBONGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Rakhmat Arif Hidayat NIM 10108244035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan padanya jalan menuju ke surga”.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Solichun dan Ibu Rochimah atas pengorbanan, doa, nasehat dan kasih sayang yang kalian berikan.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang saya banggakan. 3. Nusa, Bangsa, dan Agamaku.


(7)

vii

PERAN WARGA SEKOLAH DALAM MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT

BACA SISWA DI SD NEGERI GEMBONGAN Oleh:

Rakhmat Arif Hidayat NIM 10108244035

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa di SD N Gembongan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, subjek penelitian merupakan warga sekolah yang terdiri dari petugas perpustakaan, kepala sekolah, guru kelas 3, 4, 5, 6 dan tiga siswa dari setiap kelas 3, 4, 5, 6. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data digunakan uji kredibilitas dengan triangulasi metode dan sumber.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa SD N Gembongan yaitu: (1) petugas perpustakaan berperan memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu rajin membaca buku, memberikan pelayanan yang baik dan membuat jadwal piket perpustakaan bagi siswa, (2) kepala sekolah berperan menjalin kerjasama dengan perpustakaan keliling, menyediakan anggaran untuk pembaruan buku perpustakaan dan memberi motivasi kepada siswa, (3) guru kelas berperan memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran, (4) siswa memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan membaca dengan berkunjung dan meminjam buku. Hambatan dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa yaitu, tidak adanya tenaga ahli yang memenuhi kualifikasi sebagai pustakawan, belum adanya program-program yang rutin dilaksanakan untuk meningkatkan minat baca siswa, dan kurangnya pemantauan secara rutin dari kepala sekolah. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan minat baca siswa yaitu, buku-buku perpustakaan selalu diperbarui setiap tahunnya, bekerjasama dengan perpustakaan keliling, dan petugas perpustakaan berupaya menjadikan perpustakaan selalu dalam kondisi bersih, rapi dan nyaman.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul ”PERAN WARGA SEKOLAH DALAM MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD N GEMBONGAN” ini dengan lancar dan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk menempuh pendidikan di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi. 4. Ibu Unik Ambarwati, M. Pd. dan Bapak Agung Hastomo, M. Pd. selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir skripsi.

5. Bapak AM Yusuf, M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

6. Kepala sekolah SD Negeri Gembongan, Drs. Trisno Wardoyo yang telah memberikan izin untuk penelitian.


(9)

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perpustakaan Sekolah 1. Definisi Perpustakaan Sekolah ... 7

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 9

3. Pemanfaatan Perpustakaan sekolah ... 13

B. Minat Baca 1. Definisi Minat Baca ... 17

2. Tujuan dan Manfaat Membaca ... 19


(11)

xi

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Baca ... 26

5. Pentingnya Minat Baca Bagi Siswa ... 28

6. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 29

C. Peran Warga Sekolah dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 31

D. Pertanyaan Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 40

B. Tempat Penelitian ... 41

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 46

G. Penguji Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Perpustakaan SD Negeri Gembongan ... 50

2. Minat Baca Siswa di Perpustakaan ... 52

3. Kegiatan siswa Memanfaatkan Perpustakaan ... 54

4. Peran Kepala Sekolah dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 61

5. Peran Guru dalam Memanfaatkan Perpustakaan Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 66

6. Peran Petugas Perpustakaan dalam Memanfaatkan Perpustakaan Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 71

7. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 77 8. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa . 81


(12)

xii B. Pembahasan

1. Minat Baca Siswa di Perpustakaan ... 84

2. Kegiatan Siswa Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah ... 85

3. Peran Kepala Sekolah dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 87

4. Peran Guru dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 89

5. Peran Petugas Perpustakaan dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 91

6. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 92

7. Upaya untuk Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 96

C. Keterbatasan Penelitian ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(13)

xiii DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Pedoman Kegiatan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa . 36 Tabel 2. Pedoman Pustakawan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 37 Tabel 3. Pedoman Observasi ... 45 Tabel 4. Pedoman Dokumentasi ... 46


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Komponen dalam analisis data ... 47


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Display Data dan Triangulasi Data ... 104

Lampiran 2. Reduksi Data ... 113

Lampiran 3. Pedoman Observasi ... 116

Lampiran 4. Hasil Observasi ... 118

Lampiran 5. Catatan Lapangan ... 122

Lampiran 6. Pedoman Wawancara ... 129

Lampiran 7. Kisi-kisi Wawancara ... 130

Lampiran 8. Hasil Wawancara ... 135

Lampiran 9. Hasil Dokumentasi Penelitian ... 152


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan bertujuan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu mengembangkan kualitas, kecerdasan tinggi dan budi pekerti luhur. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Mengingat akan pentingnya peranan pendidikan dalam memajukan kehidupan Bangsa dan Negara, maka pemerintah mengupayakan agar setiap warga negaranya memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1, yang berbunyi: Setiap Warga Negara berhak mendapat pendidikan. Selanjutnya, untuk mewujudkan kualitas pendidikan secara maksimal maka diperlukan adanya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen penting bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Perpustakaan merupakan salah satu sarana sekolah yang berperan menjadi pusat informasi dan sebagai sumber belajar bagi warga sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah harus dikelola dengan baik agar benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar.

Perpustakaan sekolah menurut Suryosubroto (2002: 205) adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang


(17)

2

berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi, dalam rangka menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk proses belajar mengajar bagi guru dan siswa. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah harus di manfaatkan semaksimal mungkin pusat sumber informasi dan pusat sarana rekreasi edukatif yang menyenangkan bagi penggunanya terutama para siswa, sehingga diharapakan perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca. Ibrahim Bafadal (2008: 5) mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca. Membaca merupakan dorongan minat, kehendak orang dalam upaya mengetahui sesuatu atau memperoleh sesuatu yang merupakan kesenangan dan usaha untuk mengetahui sesuatu yang diketahui tersimpan dalam suatu sarana bacaan (Rimbarawa Kosam, 2006: 23). Perpustakaan sebagai pusat penyimpanan koleksi buku di sekolah merupakan tempat yang paling strategis bagi guru untuk membina dalam meningkatkan minat baca siswa. Guru mempunyai tanggung jawab untuk menumbuhkan minat siswa agar berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Selain guru yang mempunyai tanggung jawab untuk menumbuhkan minat baca siswa, kepala sekolah serta petugas perpustakaan juga harus mempunyai peran, andil dan strategi dalam ikut meningkatkan minat baca siswa.

Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun


(18)

3

dalam kualitas bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah. Oleh karena itu peran perpustakaan sekolah yang sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca (Darmono, 2004: 187). Perpustakaan merupakan institusi yang berperan dalam pengembangan minat baca adalah suatu hal yang wajar, melihat kenyataan bahwa perpustakaan ialah badan yang berhubungan secara langsung dengan berbagai jenis bahan bacaan. Semua bahan bacaan yang ada di perpustakaan bukan hanya sekedar untuk disimpan saja. Namun, lebih dari itu, bahan-bahan bacaan yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengguna perpustakaan.

Sejalan dengan uraian di atas, peneliti melakukan observasi di SD Negeri Gembongan kecamatan Sentolo. Pemilihan SD Negeri Gembongan dikarenakan SD ini merupakan gugus inti. Koleksi buku yang ada di perpustakaan tersebut juga sudah lengkap dibanding perpustakaan SD lain di sekitar SD Negeri Gembongan dan di perpustakaan tersebut sudah memiliki petugas khusus. Alasan pemilihan SD Negeri Gembongan ini juga karena SD ini sudah digunakan untuk pelaksanaan KKN-PPL 2013 oleh peneliti, sehingga selama pelaksanaan KKN-PPL 2013 Peneliti juga melakukan observasi khususnya pada perpustakaan sekolah. Peneliti menemukan bahwa aktivitas membaca di perpustakaan sekolah yang dilakukan oleh siswa SD N Gembongan biasanya dilakukan pada jam istirahat. Pada saat jam istirahat ataupun disaat siswa memiliki waktu luang perpustakaan akan dipadati oleh para siswa, dari pernyataan petugas perpustakaan tidak kurang dari 15 siswa


(19)

4

selalu mengunjungi perpustakaan pada setiap harinya, ini dapat menunjukkan bahwa para siswa di sekolah tersebut memiliki minat baca yang tinggi.

Perpustakaan sekolah juga dimanfaatkan oleh guru sebagai kelas alternatif untuk proses pembelajaran dengan siswa. Kondisi gedung perpustakaan yang masih bagus dengan koleksi buku yang banyak dan beragam dimanfaatkan oleh guru sebagai kelas alternatif pada saat proses pembelajaran. Selain guru kelas, petugas perpustakaan juga memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca siswa yaitu dengan membuat jadwal piket perpustakaan bagi setiap kelas, menurut pendapat petugas perpustakaan dengan adanya piket akan menumbuhkan kesadaran siswa untuk merawat perpustakaan dan buku-buku di perpustakaan.

Perpustakaan sekolah di SD N Gembongan mempunyai 4 misi yang harus dikerjakan, salah satu diantaranya yaitu menciptakan suasana gemar membaca dikalangan murid. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh warga sekolah agar misi dari perpustakaan dapat terwujud, maka penulis tertarik untuk meneliti "Peran Warga Sekolah dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa di SD N Gembongan"

B.Fokus Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini difokuskan peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa.


(20)

5 C.Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa di SD N Gembongan?

2. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang dihadapi peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan

untuk meningkatkan minat baca siswa.

2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa.

3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa.


(21)

6 E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk memperluas kajian keilmuan perpustakaan sekolah dan pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah, sebagai masukan agar lebih memperhatikan perpustakaan sekolah sehingga peran warga sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa dapat optimal.

b. Bagi guru, Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan peranannya dalam meningkatkan minat baca siswa dengan cara memanfaatkan perpustakaan sekolah.

c. Bagi petugas perpustakaan, sebagai masukan untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah secara maksimal guna meningkatkan minat baca siswa.

d. Bagi siswa, sebagai masukan agar lebih termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan lebih baik dan optimal.


(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Perpustakaan Sekolah

1. Definisi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan menurut Lasa HS (2008: 48-49), yaitu informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa perpustakaan dititikberatkan pada sistem yang mengaturnya. Hal ini sejalan dengan Perpustakaan Nasional RI (2005: 4), yang mengatakan bahwa perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, sekurang-kurangnya seribu judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta dikelola menurut sistem tertentu untuk kepentingan masyarakat penggunanya.

Dari pernyataan yang menjelaskan tentang pengertian perpustakaan tersebut disimpulkan bahwa, perpustakaan merupakan tempat yang terdapat koleksi bahan pustaka, sarana dan prasarana yang diatur dan disusun secara sistematis sehingga siap digunakan oleh pemustaka yang membutuhkan informasi. Di dalam perpustakaan harus terdapat berbagai koleksi bahan pustaka, sarana dan prasarana yang harus ada, berikut ini penjelasannya: a. Sarana dan prasarana perpustakaan sekolah

Pengertian prasarana di sini adalah gedung atau ruang yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah. Gedung atau ruang dapat diusahakan dengan dua kemungkinan. Pertama,


(23)

8

memanfaatkan ruang yang telah ada, dalam arti apabila ada kelebihan ruang yang belum terpakai. Kedua, mendirikan gedung baru, untuk perpustakaan sekolah, bangunan tersebut harus memenuhi syarat untuk perpustakaan sekolah, seperti ukurannya, tingginya, posisinya, desainnya, posisinya, penerangannya, dan sebagainya (Ibrahim Bafadal: 2008: 21).

Sedangkan sarana berarti perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam menyelenggarakan perpustakaan sekolah. Perlengkapan dan peralatan tersebut harus memenuhi syarat baik kualitasnya maupun kuantitasnya. Kualitas di sini berarti mutu peralatan dan perlengkapan, sedangkan kuantitas mengacu pada perbandingan antara jumlah perlengkapan dan peralatan dengan jumlah pemakai (Ibrahim Bafadal: 2008: 21). Misalnya jumlah kursi, meja, harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung di perpustakaan sekolah

Peralatan-peralatan yang perlu diusahakan ada dua macam. Pertama, peralatan yang habis pakai seperti, spidol, kertas, steples, perekat, dan lain- lain. Kedua, peralatan yang tidak habis pakai, seperti gunting, sapu, serbet, dan lain-lain. Peralatan yang tidak habis pakai ini merupakan barang-barang inventaris perpustakaan sekolah.

b. Koleksi Bahan Pustaka

Bahan-bahan pustaka ada bermacam-macam. Jenis bahan pustaka dapat dibagi dalam dua kelompok sebagai berikut:

1) Ditinjau dari bentuk fisiknya, bahan-bahan pustaka dibagi menjadi dua kelompok:


(24)

9

a) Bahan pustaka berupa buku-buku, seperti buku tentang sejarah, bahasa, ilmu pengetahuan, agama, dan sebagainya.

b) Bahan pustaka bukan berupa buku, seperti tabloid, koran, majalah, peta, globe, dan sebagainya. Bahan pustaka ini dibagi menjadi dua yaitu: Bahan-Bahan tertulis, seperti surat kabar, majalah, brosur, laporan, kliping, dll. Bahan-bahan berupa alat pengajaran, seperti radio, tape, komputer, dll.

2) Ditinjau dari isinya, bahan pustaka dibagi jadi dua kelompok berikut: a) Bahan pustaka fiksi, seperti buku cerita anak, cerpen, novel dan

dongeng.

b) Bahan pustaka non fiksi, seperti buku referensi, kamus, ensiklopedi, dan surat kabar (Ibrahim Bafadal, 2008: 26-27). Jadi, perpustakaan sekolah harus menyediakan bahan koleksi yang berupa buku maupun non buku, baik buku fiksi maupun non fiksi. Bahkan perpustakaan sekolah yang sudah maju seharusnya banyak menyediakan media belajar yang berteknologi tinggi seperti komputer, radio, proyektor, sebab perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk membaca tetapi untuk mendengarkan dan belajar serta mengerjakan sesuatu.

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah dapat bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Tujuan perpustakaan sekolah menurut Mudjito (2001: 21), terdiri dari tujuan umum dan khusus, penjelasannya adalah sebagai berikut:


(25)

10 a. Tujuan Umum

Bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana belajar mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.

b. Tujuan Khusus

1) Meletakkan dasar-dasar untuk belajar mandiri, berbagai koleksi buku yang ada di perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh penggunanya sebagai sumber belajar.

2) Memupuk minat dan bakat, yaitu minat membaca dan untuk mengarahkan siswa mengembangkan bakatnya.

3) Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien.

4) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas usaha dan tanggung jawab sendiri.

5) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari, menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, akan tetapi diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru dalam proses belajar mengajar. Lasa HS (2007: 15), menyebutkan fungsi perpustakaan di sekolah, yaitu:

a. Sebagai media pendidikan, bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat berupa buku teks, majalah, buku ajar, buku rujukan, buku soal, CD,


(26)

11

film, globe, dan lainnya. Bahan-bahan ini dimanfaatkan dalam aktivitas sekolah sebagai proses pendidikan secara mandiri.

b. Sebagai tempat belajar, di perpustakaan sekolah para siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri ataupun kelompok. Siswa bisa membentuk grup-grup diskusi.

c. Penelitian sederhana, melalui perpustakaan sekolah para siswa dan guru dapat menyiapkan dan melaksanakan penelitian sederhana melalui sumber-sumber informasi perpustakaan.

d. Pemanfaatan teknologi informasi, perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai media aplikasi teknologi informasi dalam alih dan pengembangan ilmu pengetahuan.

e. Kelas alternatif, Perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengajar selain di ruangan kelas.

f. Sumber informasi, melalui koleksi perpustakaan sekolah dapat menemukan informasi tentang orang-orang penting di dunia, peristiwa, geografis, literatur dan informasi lainnya.

Berdasarkan pendapat Qalyubi, Syihabudin, dkk (2007: 9), fungsi perpustakaan sekolah yaitu:

a. Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai tujuan yang terdapat pada kurikulum.


(27)

12

b. Membantu siswa memperjelas dan memperluas pengetahuan pada setiap bidang studi. Keberadaan dan tujuan perpustakaan sekolah harus terintegrasi dengan seluruh kegiatan belajar mengajar.

c. Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri. Dengan membaca buku sendiri dapat melatih siswa untuk belajar mandiri

d. Membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya. Buku yang ada di perpustakaan dapat menjadi sumber ilmu untuk mengarahkan bakat dan minat anak.

e. Membiasakan siswa untuk mencari informasi di perpustakaan. Kemahiran siswa mencari informasi di perpustakaan akan membantu mendorong siswa untuk belajar mandiri

f. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan yang sesuai umur dan tingkat kecerdasan anak.

g. Perpustakaan memperluas kesempatan belajar bagi siswa. Buku yang ada di perpustakaan dapat menjadi guru bagi siswa dengan memberi banyak pelajaran.

Jadi, fungsi perpustakaan sekolah adalah mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Dengan segala keterbatasan, perpustakaan sekolah diperlukan terutama oleh siswa untuk mengembangkan minat membacanya, untuk itu perpustakaan sekolah harus tetap eksis. Meskipun hal tersebut


(28)

13

tidaklah mudah tetapi harus diupayakan demi tercapainya tujuan proses belajar mengajar di sekolah.

3. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Pemanfaatan sekolah berarti memanfaatkan semua yang ada di dalam perpustakaan, termasuk juga bagaimana menelusuri informasi dan bagaimana menggunakannya. Secara terinci manfaat perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2008: 5-6), bahwa manfaat perpustakaan sekolah yaitu:

a. Perpustakaan sekolah menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca buku.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa setelah banyak membaca buku.

c. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri dengan membaca buku yang akhirnya siswa mampu belajar sendiri.

d. Membantu perkembangan kecakapan berbahasa setelah banyak membaca buku.

e. Mempercepat penguasaan teknik membaca setelah membaca buku. f. Melatih siswa kearah tanggung jawab dari berbagai aturan yang ada di

perpustakaan maupun setelah membaca banyak buku.

g. Memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah karena di perpustakaan menyediakan banyak buku yang menjadi sumber belajar. h. Membantu guru menemukan sumber-sumber belajar yang pas dan


(29)

14

Perpustakaan sekolah dapat membantu murid, guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Tujuan akhir dari pada didirikannya perpustakaan adalah untuk mendayagunakan koleksi yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemakai (Darmono, 2004: 132). Tidak ada artinya jika koleksi yang telah dikumpulkan dan disajikan kepada pemakai ternyata tidak dimanfaatkan, untuk itu pemanfaatan perpustakaan perlu dilakukan. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan cara, 1) menyediakan bahan bacaan yang diminati siswa, yang sesuai dengan keragaman tingkat perkembangan anak, 2) menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa melalui penataan yang bagus, 3) membuat promosi dan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca dengan memanfaatkan perpustakaan (Damono, 2001: 14).

Memanfaatkan perpustakaan sekolah yang sudah dilengkapi dengan koleksi yang sesuai dengan kurikulum yang ada, maka baik guru maupun siswa dapat memperkaya wawasannya dengan membaca koleksi buku di perpustakaan. Pemanfaatan perpustakaan sekolah merupakan suatu upaya atau aktivitas memanfaatkan segala bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan sekolah bagi warga sekolah untuk mendapatkan manfaat berupa informasi dan pengetahuan untuk menunjang keberhasilan proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa dapat dilakukan melalui jenis kegiatan yang


(30)

15

dilakukan di perpustakaan sekolah, fasilitas perpustakaan sekolah, dan keterpakaian koleksi, berikut ini uraiannya:

a. Jenis kegiatan

Pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan cara peminjaman berbagai koleksi pustaka, sarana dan prasarana perpustakaan. Siswa dapat mencari informasi dan pengetahuan, mengerjakan tugas, PR, penelitian, mendalami dan memahami materi pelajaran, mengisi waktu luang untuk membaca buku. Dengan melakukan aktivitas tersebut secara rutin di perpustakaan maka akan dapat menumbuhkan minat baca siswa.

Siswa yang memanfaatkan perpustakaan akan belajar untuk mampu mengidentifikasi kebutuhan informasinya, lalu mencari dan menemukannya sendiri sumber informasi yang relevan, kemudian dia akan menemukan informasi yang dibutuhkannya serta memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhannya.

b. Fasilitas perpustakaan sekolah

Fasilitas perpustakaan sekolah adalah sejumlah peralatan, perlengkapan atau perabot perpustakaan (Darmono, 2004: 213). Pemanfaatan fasilitas perpustakaan adalah tergantung dari ketersediaan fasilitas. Ketersediaan fasilitas artinya yang ada di depan pengguna perpustakaan dan siap untuk digunakan. Tetapi jika alat atau fasilitas tersebut sedang rusak adalah tidak termasuk kategori tersedia. Fasilitas


(31)

16

dapat dilihat dari aspek gedung, ruang, perabot, dan perlengkapan, termasuk koleksi perpustakaan.

c. Keterpakaian koleksi

Keterpakaian koleksi adalah memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan, baik berupa buku maupun non buku, untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna. Keterpakaian koleksi ini erat dengan keputusan pengguna perpustakaan untuk mengakses koleksi perpustakaan. yang ada, hubungan antara koleksi yang ada dan kecenderungan pemustaka dan sering tidaknya sebuah koleksi dipergunakan oleh pemustaka.

Pemustaka memanfaatkan koleksi tentunya karena adanya ketersediaan koleksi. Ketersediaan koleksi dapat diukur dengan indikator yaitu, adanya koleksi di perpustakaan, dan jumlah koleksi di perpustakaan yang disajikan kepada pemakai. Jumlah koleksi merupakan indikator yang penting, karena jumlah koleksi yang banyak akan dapat memuaskan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.

B.Minat Baca

1. Definisi Minat Baca

Arthur J. Jones dalam Supriyadi (2002: 73), menerangkan bahwa minat adalah perasaan suka yang berhubungan dengan suatu reaksi terhadap sesuatu yang khusus atau situasi tertentu. Sementara itu Sardiman (2001: 74), menjelaskan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang


(32)

17

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 180), minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dengan sendirinya minat timbul tanpa ada siapa yang menyuruhnya.

Jadi, dapat diambil simpulan bahwa minat merupakan suatu dorongan atau keinginan pada seseorang untuk/menjadi merasa tertarik pada sesuatu yang ia sukai. Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu. Objek yang menarik perhatian dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan untuk mengetahui, memperoleh atau menggali dan mencapainya.

Darmono (2007: 214), menyatakan bahwa minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan minat baca merupakan salah satu faktor penting yang akan membantu anak untuk segera siap membaca.

Senada dengan pendapat tersebut, Rachman (1983: 16), menyatakan bahwa minat baca diartikan sebagai perwujudan perilaku membaca murid yang disebabkan oleh faktor-faktor pendorong tertentu, baik oleh faktor internal maupun eksternal. Lebih lanjut, Farida Rahim (2011: 28), minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan


(33)

18

diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Berdasarkan ketiga pendapat mengenai pengertian minat baca diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Orang yang memiliki minat baca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Burs dan Lowe yang dikutip oleh Dwi Sunar P (2008: 59), mengemukakan indikator-indikator tentang adanya minat baca pada seseorang, yaitu: 1) Kebutuhan terhadap bacaan, 2) Tindakan untuk mencari bacaan, 3) Rasa senang terhadap bacaan, 3) Ketertarikan terhadap bacaan, 4) Keinginan untuk selalu membaca, dan 5) Tindak lanjut (menindaklanjuti dari apa yang dibaca).

Spodek (dalam Hadi Susanto, 2013), menyatakan bahwa minat baca siswa merupakan salah satu aspek dari kesiapan membaca, dengan berbagai indikator, yaitu:

a. Siswa tertarik pada berbagai lambang dan simbol, tertarik menyimak cerita.

b. Mampu bercerita dan mengucapkan sajak atau puisi, dan suka melihat-lihat gambar dalam buku.


(34)

19

c. Mempunyai perhatian yang cukup untuk mengamati urutan gambar dalam buku.

d. Siswa mampu bercerita dari sebuah gambar. Siswa yang mampu bercerita dari sebuah gambar yang dilihatnya menandakan bahwa siswa itu sudah sering membaca.

e. Siswa meminjam buku untuk dibawa pulang atau membawa buku dari rumah ke sekolah.

f. Mencoba mengenali kata-kata tertentu dalam buku yang dibacanya, ketika siswa banyak membaca buku akan menemukan kosa kata yang baru dikenalinya dan mencoba untuk mencari tahu maknanya.

Jadi, dapat simpulkan bahwa apabila bila seorang siswa sudah memiliki minat baca yang tinggi maka siswa tersebut akan suka membaca bacaan apapun (baik bacaan yang bersifat pengetahuan umum maupun bersifat sebagai hiburan).

2. Tujuan dan Manfaat Membaca

Membaca merupakan dorongan minat, kehendak orang dalam upaya mengetahui sesuatu atau memperoleh sesuatu yang merupakan kesenangan dan usaha untuk mengetahui sesuatu yang diketahui tersimpan dalam suatu sarana bacaan. Bagi seseorang yang cenderung untuk mengetahui sesuatu isi bacaan maka kunci utamanya adalah membaca (Rimbarawa Kosam, 2006: 23).

Mudjito (2001: 62), mengatakan bahwa membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membuka jendela ilmu


(35)

20

pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam dalam bentuk karya cetak atau karya tulis. Penulis mengambil kesimpulan bahwa, membaca merupakan suatu kegiatan secara sadar berupa proses berpikir yang timbul dari dorongan minat untuk mengetahui sesuatu dengan tujuan memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.

Secara umum tujuan orang membaca adalah untuk mendapatkan suatu informasi (pengetahuan dan wawasan) baru. Namun, dalam kenyataannya terdapat tujuan khusus dari kegiatan membaca seperti yang diungkapkan oleh Darmono (2004: 215), yaitu:

a. Membaca untuk tujuan kesenangan. Yaitu dengan membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik.

b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan, seperti pada membaca buku-buku pelajaran, buku ilmu pengetahuan.

c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk.

Dalam kegiatan belajar di sekolah, membaca bermanfaat dalam membantu memahami berbagai mata pelajaran di sekolah, karena sesungguhnya dengan membaca siswa menambah, memperluas, dan memperdalam materi pelajaran yang diberikan di kelas. Manfaat membaca menurut Dian Sinaga (2011: 89-91), yaitu:

1. Mempermudah memahami berbagi mata pelajaran. Siswa dapat menambah, memperluas, dan memperdalam pelajaran yang sudah


(36)

21

didapatkan dari guru dengan membaca. wawasan dan cakrawala berpikir siswa dengan demikian akan bertambah dengan membaca. 2. Mempertinggi kemampuan siswa dalam membandingkan, meneliti,

serta memperdalam pelajaran yang sudah didapatnya di kelas.

3. Meningkatkan apresiasi seni sastra dan seni-seni yang lain. Dengan membaca, siswa meningkatkan kemampuan untuk menikmati berbagai karya seni tersebut.

4. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya dan mengenal lingkungan yang lebih luas. Dari pengalaman dan ilmu yang didapatkan dari membaca, siswa dapat mengetahui bahwa masih banyak hal yang belum diketahuinya dari dunia luar dan akan sadar bahwa cakupan ilmu pengetahuan yang luas.

5. Meningkatkan keterampilan dan memperluas minat terdapat berbagai kegemaran dan aktivitas yang bermanfaat bagi pengembangan pribadi. 6. Mengembangkan watak dan pribadi dan pribadi yang baik. Dengan

membaca bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan pengajaran moral, etika, kepahlawanan, dan sejenisnya, siswa dapat mengembangkan watak dan pribadinya.

7. Meningkatkan selera dan kemampuan dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ilmu dan pelajaran yang didapat siswa dari membaca dapat menuntun dan mengarahkan siswa menuju hidup yang lebih baik.


(37)

22

8. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif. Dengan demikian kemungkinan siswa berbuat hal negatif akan terhindar.

9. Mendidik untuk belajar mandiri. Dengan membaca siswa dapat mempelajari sesuatu hal secara mandiri.

10. Menambah perbendaharaan kata. Dengan membaca, siswa diharapkan mampu menambah pengetahuan kosa katanya yang mungkin belum diketahuinya.

11. Mendidik untuk berpikir kritis dan mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungannya baik lingkungan sekitar maupun lingkungannya yang lebih luas.

12. Memicu timbulnya ide baru. Dengan membaca sering timbul ide-ide baru yang diakumulasi dari berbagi bahan bacaan.

13. Memperluas pengalaman. Membaca memungkinkan orang untuk memperluas pengalamannya tanpa harus mengalami sendiri.

14. Sarana rekreasi yang mudah dan murah. Buku-buku yang mengandung unsur rekreasi dapat menyegarkan kembali pikirannya.

Hal berbeda tentang tujuan membaca dinyatakan oleh Heilman (dalam Rachman 1983: 9), menyatakan bahwa tujuan dan manfaat membaca antara lain:

a. Memperluas dan memperkaya pengetahuan dengan berbagai informasi tentang topik-topik yang menarik.

b. Memahami dan menyadari kemajuan pengetahuan diri sendiri.


(38)

23

d. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahami karya buku orang lain.

e. Memahami lebih cermat tentang kehidupan pribadi orang-orang besar atau terkenal dengan cara membaca biografinya.

f. Menikmati dan ikut merasakan lika-liku pengalaman orang lain.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat membaca yaitu, membaca untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan membaca untuk memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional. Orang dapat meningkatkan dan mengembangkan pola pikir serta membantu mendalami suatu masalah dan menambah cakrawala pengetahuan, sehingga pengaruhnya besar bagi pembentukan diri sendiri maupun masyarakat.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

Minat yang dimiliki oleh setiap siswa pastinya berbeda-beda, dengan kata lain tergantung pada masing-masing individu. Dalam hal ini, minat tersebut dengan minat terhadap membaca. Minat baca tiap siswa tidaklah sama, ada pelajar yang suka dan hobi membaca dan ada pula yang tidak hobi membaca.

Ada lima faktor yang mampu mempengaruhi minat baca siswa menurut Sutarno (2006: 29), yaitu:

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.


(39)

24

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti ketersediaan bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.

3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya kenyamanan lingkungan yang dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.

4. Rasa haus informasi, atau rasa ingin tahu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Berpendirian bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang menurut Soetimah (1992: 73) yaitu, 1) Faktor dari dalam adalah faktor yang berasal dari diri individu, yaitu meliputi pembawaan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan dan keadaan jiwa serta kebiasaan, 2) Faktor dari luar adalah keadaan yang memberikan dan membentuk minat baca. Faktor dari luar ini meliputi buku atau bahan bacaan, kebutuhan anak dan faktor lingkungan.

Crow and Crow dalam Supriyadi (2002: 75), menyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi minat baca siswa yaitu, 1) Kondisi fisik, 2) Kondisi mental, 3) Status emosi, dan 4) Lingkungan sosial. Pertama, kondisi fisik. Kondisi fisik memang menjadi hal utama yang menjadi perhatian karena dengan kondisi fisik yang baik dan sehat, maka keadaan siswa akan stabil. Hal itulah yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap aktivitas yang ia lakukan, misalnya saja kegiatan membaca buku. Apabila


(40)

25

kondisi fisiknya sehat, maka ia akan merasa senang dan suka untuk membaca.

Kedua, kondisi mental. Tak ubahnya kondisi fisik, kondisi mental siswa juga berpengaruh terhadap aktivitasnya sehari-hari. Apabila mental seseorang sedang jatuh, maka siswa tersebut tidak akan merespon dengan baik apa yang akan ia kerjakan, misanya saja membaca buku. Sebaliknya, jika mental pelajar tersebut bagus, maka ia akan merasa senang dan suka untuk melakukan kegiatan membaca.

Ketiga, status emosi. Apabila kondisi emosinya stabil dan baik, maka ia akan senang dan ringan dalam melakukan kegiatan yang ia sukai, misalnya kegiatan membaca buku. Namun, apabila emosinya sedang labil, maka seorang pelajar tersebut juga enggan bahkan tidak mau untuk melakukan kegiatan apapun, tak terkecuali kegiatan membaca.

Keempat, lingkungan sosial. Lingkungan sosial setiap siswa pastinya berbeda-beda. Jika lingkungan sosial tempat siswa tinggal adalah lingkungan yang baik, dalam arti lingkungan masyarakat yang suka membaca, maka si pelajar tersebut secara tidak langsung pun akan mulai suka dengan membaca, padahal ia sebenarnya tidak hobi membaca.

Berdasarkan faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, sekiranya dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik, mental, emosi, dan lingkungan sosial berpengaruh terhadap setiap siswa. Dengan kondisi fisik, mental, emosi, dan lingkungan sosial yang baik dan sehat, maka setiap siswa akan merasa senang melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan juga


(41)

26

menambah wawasan pengetahuannya, seperti kegiatan membaca dan dari sinilah minta membaca seorang siswa akan tumbuh.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Baca

Meningkatkan minat baca siswa tidak lepas dari pembinaan kemampuan membaca siswa, sebab seperti telah dijelaskan bahwa untuk menjadi orang yang minat tentunya harus mampu membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca tidak mungkin merasa senang membaca. Dalam rangka mengemban misi perpustakaan sekolah, guru berserta petugas perpustakaan harus berusaha semaksimal mungkin membina kemampuan membaca siswa sehingga pada diri siswa tumbuh rasa senang membaca.

Ratnaningsih (1998: 58), berpendapat untuk dapat membina kemampuan membaca siswa, guru bersama petugas perpustakaan harus benar-benar memahami seluk beluk membaca, sehingga membaca menjadi suatu kegiatan dalam rangka pembinaan dan pengembangan minat baca siswa akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kelasnya. Semakin tinggi tingkatan kelasnya maka akan lebih mampu membaca. Perkembangan minat baca siswa tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Faktor pendukung dan penghambat juga ikut mempengaruhi perkembangan minat baca siswa.

a. Faktor Pendukung Minat Baca

1) Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil.


(42)

27

2) Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah di Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu perpustakaan.

3) Adanya lembaga-lembaga media masa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah.

4) Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, menerbitkan buku-buku yang bermutu baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penyajian. 5) Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme,

dan kemampuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

6) Adanya kebijakan pemerintah yang secara langsung ikut mendorong atau merangsang pertumbuhan minat baca masyarakat.

7) Adanya usaha-usaha perseorangan, organisasi dan lembaga baik pemerintah maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat (Mudjito, 2001: 99-100).

b. Faktor Penghambat Minat Baca

1) Derasnya arus hiburan melalui media elektronik, misalnya televisi dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan melihat dari pada membaca.


(43)

28

2) Orang lebih senang membajak karya orang lain dari pada mengungkapkan pandangannya melalui tulisan.

3) Kurangnya penghargaan terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan.

4) Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hal koleksi bahan bacaan yang menarik maupun sistem pelayanan.

5) Lingkungan keluarga, misalnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu luang dapat memberi dampak terhadap minat baca anak (Mudjito, 2001: 104).

Maka, dengan mengetahui penghambat atau pula penyebab menurunnya minat baca siswa seperti yang dikatakan pendapat di atas, sebaiknya guru maupun pihak sekolah berupaya melakukan pencegahan dan juga melakukan perbaikan sesuai penyebab ataupun permasalahan yang mendasari minat baca siswa rendah.

5. Pentingnya Minat Baca Bagi Siswa

Menumbuhkan minat baca pada siswa yang penting karena membaca merupakan salah satu hal pokok yang bertujuan agar si anak mendapat pengetahuan yang banyak dan bermanfaat. Leonhardt dalam Sari Meutia (1997: 24-25), menyatakan ada sepuluh alasan mengapa harus menumbuhkan minat baca pada anak yaitu, a) agar anak dapat membaca dengan baik, b) anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, c) memberikan wawasan yang lebih beragam sehingga, d) mengatasi rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan


(44)

29

akademiknya, e) memberikan beragam perspektif pada anak melalui beragam pandangan dari para penulis, f) membantu anak memiliki rasa kasih sayang karena anak akan menemukan beragam pola kehidupan, g) anak yang gemar membaca dihadapkan pada dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan, h) akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri siswa, dan i) kecintaan membaca adalah salah satu kebahagiaan dalam hidup karena membaca merupakan reaksi jiwa.

Dengan adanya berbagai usaha untuk meningkatkan minat baca siswa diharapkan minat baca siswa dapat meningkat lebih baik lagi dan membaca menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi siswa kapan saja dan dimana saja tanpa ada paksaan dari siapapun.

6. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa

Yulitmitor (2008: 8), berpendapat ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa antara lain:

a. Memperkenalkan buku-buku

Cara ini dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun petugas perpustakaan. Buku yang diperkenalkan biasanya buku yang baru, menarik dan dapat ditunjukkan secara langsung.

b. Pameran buku

Pameran buku dilaksanakan untuk memamerkan koleksi buku-buku baru ataupun mengenalkan buku-buku yang bagus untuk siswa. Pameran buku dapat dilaksanakan bekerja sama dengan toko buku atau penerbit.


(45)

30 c. Majalah dinding

Majalah dinding hingga kini masih merupakan media sederhana untuk berekspresi dan berkreasi. Membuat majalah dinding dapat mengarahkan siswa untuk membaca buku-buku sebagai bahan membuat majalah dinding, dan setelah majalah dinding dipajang dapat menarik siswa-siswa yang lainnya untuk membacanya. Majalah dinding dapat menjadi media kelas dan sekolah.

Farida Rahim (2011: 135), berpendapat bahwa kegiatan siswa untuk meningkatkan minat baca, yaitu:

a. Membentuk kelompok, diskusi membaca siswa atau klub buku.

b. Tukar-menukar bahan bacaan antar siswa, atau meminjamkan koleksi buku pribadi siswa kepada temannya.

c. Melakukan kegiatan membaca pada kegiatan ekstrakurikuler dengan bimbingan pembina.

d. Membuat kliping dari media cetak, seperti dengan tema Iman dan Takwa, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

e. Membantu pelayanan perpustakaan sekolah dengan ikut merawat perpustakaan, dengan cara membersihkan perpustakaan ataupun merapikan buku-buku.

Apapun tujuan seseorang membaca, satu hal yang perlu diingat adalah membaca itu penting, membaca membuat kita mengetahui suatu hal yang sebelumnya kita belum ketahui. Membaca juga akan memperluas


(46)

31

wawasan dan pengetahuan kita akan sesuatu hal yang sebelumnya belum kita ketahui dengan kata lain membaca merupakan salah satu proses belajar. C.Peran Warga Sekolah dalam Memanfaatkan Perpustakaan untuk

Meningkatkan Minat Baca Siswa

Eko Endarmoko (2009: 467), menjelaskan bahwa peran dapat diartikan sebagai karakter, kapasitas, kedudukan, posisi, fungsi dan tugas. Pengertian peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peristiwa yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan untuk meningkatkan minat baca siswa dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Warga sekolah merupakan anggota sekolah meliputi sumber daya manusia, sumber daya manusia yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu, kepala sekolah, guru, petugas perpustakaan dan siswa. Berdasarkan pengertian peran dan warga sekolah maka dapat disimpulkan peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa yaitu tindakan yang dilakukan anggota sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru dan petugas perpustakaan dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa.

Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dari jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa penanaman kebiasaan membaca harus dimulai sejak usia dini dan tidak dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat yang tepat untuk memupuk minat dan kebiasaan


(47)

32

membaca bagi anak-anak, terutama peranan perpustakaan. Peran perpustakaan sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca.

Pada pedoman pembinaan minat baca (Perpustakaan Nasional RI 2002: 26), pembinaan minat baca melalui perpustakaan dapat di lakukan melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Sekolah seyogyanya menyelenggarakan perpustakaan yang profesional. penyelenggaraan perpustakaan secara profesional membutuhkan persyaratan sebagai berikut:

a. Mempunyai gedung dan perabotan yang memadai.

b. Koleksi buku yang terus menerus berkembang dan terbaharui. c. Tenaga perpustakaan yang berpendirian ilmu perpustakaan. d. Tersedianya anggaran secara rutin.

e. Pelayanan perpustakaan setiap hari dan sepanjang jam sekolah

2. Kepala sekolah secara aktif menjadi pendukung utama terselenggaranya perpustakaan dengan cara:

a. Mewajibkan guru membimbing siswa untuk membaca di perpustakaan. b. Mewajibkan siswa untuk membaca di perpustakaan setiap hari kurang

lebih 15 menit.

c. Mempunyai program pengembangan minat baca siswa.

d. Mengadakan rapat evaluasi pembinaan perpustakaan secara berkala. e. Mengadakan pemantauan rutin terhadap kegiatan-kegiatan


(48)

33

f. Merencanakan dan melaksanakan berbagai lomba yang berkaitan dengan peningkatan minat dan kegemaran membaca.

g. Menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah.

h. Menyediakan hadiah atau penghargaan untuk berbagai kegiatan lomba yang berkaitan dengan minat dan kegemaran membaca.

i. Mengusahakan dana untuk mengadakan koleksi perpustakaan. j. Memantau pelaksanaan berbagai kegiatan, termasuk lomba. k. Memantau pelaksanaan wajib kunjung perpustakaan.

3. Guru bekerja sama dengan petugas perpustakaan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dan pembinaan minat baca dengan cara:

a. Memberi masukan kepada perpustakaan tentang buku-buku penunjang kurikulum yang diperlukan.

b. Menjadi contoh untuk membaca di perpustakaan.

c. Memberikan tugas siswa untuk menyelesaikan tugas di perpustakaan atau pekerjaan rumah dengan rujukan buku perpustakaan.

d. Mengadakan kunjungan perpustakaan setiap kelas.

e. Menugaskan menjawab soal-soal yang jawabannya dari buku-buku di perpustakaan.

f. Menugaskan siswa untuk membuat kliping.

g. Menugasi siswa untuk membuat laporan buku yang sudah di baca. h. Membuat klub membaca siswa di perpustakaan.

Darmono (2007: 220), menyatakan bahwa kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik


(49)

34

dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Jewel Gardiner dalam Supriyadi (2002: 78), menjelaskan bahwa bahan bacaan yang baik adalah yang sesuai dengan minat pembacanya, isinya sesuai dengan minat pembacanya, dan sesuai dengan kecakapan membaca.

Peran yang harus dijalankan oleh perpustakaan dalam usaha menumbuhkan minat baca siswanya, seperti apa yang diungkapkan oleh Darmono (2007: 220-221), yaitu:

1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan. Perlunya memilih bahan bacaan tersebut dikarenakan adanya suatu hubungan antara bahan bacaan dengan si pembaca. Karakteristik buku yang menarik, yaitu: humor, bab yang pendek dan singkat, teks yang sesuai untuk pembacanya, memiliki relevansi dengan kehidupan anak, penyajian yang menarik, dan menarik secara visual.

2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran dikaitkan dengan tugas tugas di perpustakaan.

3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik untuk pengguna perpustakaan.

4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemakai perpustakaan. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi anak dalam mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai dengan minatnya.

5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai merasa betah dan kerasan berkunjung ke perpustakaan.


(50)

35

6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat dan kegemaran membaca siswa.

7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca penting dalam kehidupan, terutama untuk keberhasilan sekolah.

8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca. Lomba ini bisa dilakukan oleh perpustakaan sekolah. Lomba minat baca sudah merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakan.

9. Mengaitkan bulan Mei setiap tahun sebagai bulan buku nasional. Dalam kesempatan ini perpustakaan bisa melakukan pameran buku atau kegiatan lain yang menunjang bulan buku nasional.

10. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu.

Sismanto (2012: 5), berpendapat tentang cara yang dapat ditempuh perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah yaitu, 1) menciptakan pengajaran terkait dengan pemanfaatan fasilitas yang tersedia di perpustakaan, 2) Melibatkan guru dalam pemilihan koleksi perpustakaan yang akan dibeli, sehingga guru tahu koleksi yang dimiliki perpustakaan, 3) promosi dan pemasyarakatan perpustakaan, 4) adanya jam belajar di perpustakaan, dan 5) pemberian rangsangan kepada siswa agar termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan. Selain peran perpustakaan yang berpengaruh besar terhadap berhasilnya usaha menumbuhkan minat baca siswa, salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru.


(51)

36

Guru perlu memotivasi dan membimbing siswa untuk mencintai buku sejak awal. Di sekolah guru dapat mengajak siswa untuk membaca buku-buku yang menarik di perpustakaan dan memberi tugas yang sumbernya dicari di perpustakaan. Guru dapat mewajibkan siswanya membaca sebuah buku dalam satu minggu. Guru dan petugas perpustakaan sebaiknya mengajarkan juga kepada siswa bagaimana menggunakan perpustakaan, mencari dan mengumpulkan informasi. Berikut ini adalah tabel pedoman kegiatan guru dalam meningkatkan minat baca siswa menurut Farida Rahim (2011: 133).

Tabel 1. Pedoman Kegiatan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa

No Kegiatan Guru Keterangan

1. Mengadakan kegiatan yang menarik siswa untuk membaca. Contoh: menunjukkan dan membacakan sebagian cerita dari buku.

1 x sebulan

2. Melakukan kunjungan ke perpustakaan sekolah bersama siswa.

1 x seminggu 3. Menugaskan siswa untuk membaca 15 menit

dengan pengawasan guru kelas.

Setiap hari 4. Menugaskan siswa untuk membaca dan

meringkas minimal satu buku dalam satu bulan.

Setiap akhir bulan 5. Mengadakan lomba membaca karya sastra Periodik setiap tahun 6. Menugaskan siswa membuat kliping dari

majalah atau surat kabar.

Periodik setiap tahun 7. Mengadakan lomba meringkas bacaan. Periodik setiap tahun 8. Menugaskan siswa membuat laporan

pengumuman di puskesmas atau di balai desa

Setiap akhir bulan 9. Membentuk kelompok membaca siswa Awal tahun pelajaran 10. Menugaskan siswa membaca buku pelajaran di

luar jam pelajaran.

Setiap Minggu 11. Menugaskan siswa untuk menjawab soal-soal

yang bersumber dari perpustakaan sekolah.

Setiap kunjungan perpustakaan

12. Menugaskan siswa membaca di depan kelas. Secara bergantian 13. Menugaskan siswa untuk mencari informasi

tambahan di perpustakaan


(52)

37

Membuat siswa memanfaatkan bahan bacaan yang ada dalam koleksi perpustakaan bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu pihak perpustakaan sekolah dalam hal ini yaitu petugas perpustakaan atau petugas perpustakaan harus dapat mengatur strategi yang dapat mendorong siswa-siswa agar menggunakan atau memanfaatkan perpustakaan dan sekaligus melakukan pembinaan terhadap kebiasaan membaca. Berikut ini adalah tabel pedoman kegiatan petugas perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa, menurut Farida Rahim (2011: 134).

Tabel 2. Pedoman Pustakawan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa

No Kegiatan Petugas perpustakaan Keterangan 1. Mengadakan buku dan bahan pustaka lain

yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Setahun sekali 2. Mengusahakan sumbangan buku dari siswa

dan instansi pemerintah ataupun swasta

Di akhir tahun pelajaran 3. Tukar-menukar buku atau bahan pustaka lain. Apabila memungkinkan 4. Peminjaman buku antar perpustakaan. Apabila memungkinkan 5. Mengadakan pengenalan perpustakaan bagi

para siswa.

Setiap awal tahun pelajaran baru

6. Mengadakan pameran buku secara reguler di sekolah.

Setiap peringatan hari besar.

7. Memperpanjang jam buka perpustakaan. Menjelang ujian semester

8. Mengadakan bimbingan membaca. Pada saat kunjungan perpustakaan.

9. Membuat daftar buku baru dengan notasi secara berkala.

Setiap ada pengadaan buku baru

Perlu ditekankan pendapat para ahli bahwa pengembangan minat baca harus dilakukan sedini mungkin dan dengan berpijak dari pendapat ini, maka langkah pertama yang dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan


(53)

38

minat baca adalah dengan menyusun program-program pengembangan minat dan kebiasaan membaca bagi siswa.

Bunanta (2004: 77-78), memberikan alternatif program perpustakaan sekolah yang dapat menarik perhatian anak untuk datang ke perpustakaan sekolah. Program tersebut adalah mengadakan acara yang berkaitan dengan buku seperti:

a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan jalan membacakan cerita yang dapat dilakukan oleh petugas perpustakaan.

b. Menyelenggarakan kegiatan diskusi buku mengenai buku dengan tema tertentu untuk mempromosikan buku yang menarik dan memperluas wawasan.

c. Mengadakan kegiatan penelitian untuk memuaskan rasa keingintahuan dan sekaligus sebagai penyalur kreativitas, terutama setelah membaca buku-buku non fiksi.

d. Menerbitkan majalah perpustakaan yang berisi hasil karya siswa secara kelompok atau pribadi.

e. Mengadakan pameran buku secara teratur. Pameran buku efektif untuk menarik perhatian siswa, sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap isi bacaan dari buku yang dipamerkan.

f. Mengadakan lomba mengarang. Dengan mengikuti lomba mengarang, siswa akan belajar dari buku yang telah siswa baca.


(54)

39

Peran perpustakaan tersebut dapat berjalan dengan baik jika keberadaan perpustakaan sekolah mendapat perhatian yang baik dari kepala sekolah dan guru-guru. Sebab pada kenyataannya masih banyak kepala sekolah dan guru-guru yang tidak peduli dengan keberadaan perpustakaan. Bahkan para pendidik kebingungan bagaimana menganjurkan anak-anak membaca, Sebab buku-buku yang ada tidak disukai anak-anak. Di sinilah diperlukannya peran dari semua pihak yang ada di lingkungan sekolah.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dimunculkan pertanyaan penelitian sebagi berikut.

1. Kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa untuk meningkatkan minat baca dengan memanfaatkan perpustakaan?

2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa?

3. Bagaimana peran guru dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa?

4. Bagaimana peran petugas perpustakaan dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa?

5. Hambatan apa saja yang dialami perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa?

6. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan di perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa?


(55)

40 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh pemahaman tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk di SD N Gembongan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini data-data yang dihasilkan berupa data deskriptif yang diperoleh dari data-data berupa tulisan dan kata-kata yang berasal dari sumber atau informan yang dapat diteliti dan dipercaya.

Peneliti akan mendeskripsikan secara menyeluruh dengan menganalisis kegiatan yang dilakukan oleh warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa baik yang diperoleh dari data observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Peneliti mendeskripsikan aktivitas di perpustakaan, kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan perpustakaan, program-program perpustakaan, kegiatan dan peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa serta memaparkan faktor pendukung, penghambat dan upaya dalam meningkatkan minat baca siswa. Berdasarkan deskripsi yang ditemukan di lapangan digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan yang berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh warga sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa di SD N Gembongan.


(56)

41 B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gembongan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Sekolah tersebut terletak di Jalan Wates KM 19, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo. Waktu penelitian pada bulan September - Oktober 2014.

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang akan diperoleh datanya untuk penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek yaitu warga sekolah yang terdiri dari:

a. Kepala sekolah SD N Gembongan

Kepala sekolah membantu memberikan informasi kepada peneliti terkait berbagai kebijakan kepala sekolah di perpustakaan, tentang anggaran untuk pembaruan buku perpustakaan, kerja sama dengan perpustakaan umum daerah, kegiatan dan program yang ada di perpustakaan, dan peran kepala sekolah memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa.

b. Guru Kelas

Guru kelas memberikan informasi kepada peneliti tentang pemanfaatan perpustakaan oleh guru untuk meningkatkan minat baca siswa melalui pembelajaran di perpustakaan, menugasi siswa mengerjakan tugas di perpustakaan, bentuk kerja sama guru dengan petugas perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa.


(57)

42 c. Petugas perpustakaan

Petugas perpustakaan sebagai petugas yang mengelola perpustakaan adalah orang yang paling memahami tentang kondisi perpustakaan, dalam hal ini petugas perpustakaan membantu peneliti dalam memberikan informasi mengenai kondisi perpustakaan, informasi tentang program yang ada di perpustakaan, kegiatan yang dilakukan guru kelas, kepala sekolah dan siswa. d. Siswa

Siswa sebagai pengguna perpustakaan memberikan informasi tentang kegiatan siswa memanfaatkan perpustakaan yaitu dari siswa kelas 3, kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 masing-masing sebanyak tiga siswa.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran atau titik perhatian suatu perhatian. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah pemanfaatan perpustakaan oleh petugas perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan oleh guru kelas, pemanfaatan perpustakaan oleh siswa, dan pemanfaatan perpustakaan oleh kepala sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh melalui tahapan berikut: 1. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara


(58)

43

lisan pula. Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi.

Jenis dari wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak berstruktur. Wawancara dilakukan kepada warga sekolah yaitu, kepala sekolah, petugas perpustakaan, guru kelas 3, 4, 5 dan 6 serta siswa kelas 3, kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 masing-masing sebanyak tiga siswa. Wawancara dilakukan untuk mengungkap peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa.

2. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki.

Observasi yang penulis lakukan adalah menggunakan observasi langsung dengan datang ke SD N Gembongan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi agar hasilnya dapat dipercaya. Dokumentasi yang digunakan yaitu, foto dari dokumen daftar


(59)

44

peminjaman buku perpustakaan, laporan buku bacaan siswa, foto kegiatan pembelajaran di perpustakaan, hasil pekerjaan siswa di perpustakaan, serta hasil karya kliping dan majalah dinding siswa. E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan peneliti sebagai instrumen penelitian utama, alasannya bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri yang menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi.

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara disusun berdasarkan kajian teori, digunakan untuk wawancara dengan siswa kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6, dan guru kelas 3, 4, 5 6, petugas perpustakaan serta kepala sekolah. Pedoman wawancara yang digunakan adalah berdasarkan teori-teori pada kajian teori yang telah dikembangkan peneliti.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi disusun berdasarkan kajian teori, digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan di perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati siswa, petugas perpustakaan, kepala sekolah dan guru kelas.


(60)

45

Tabel 3. Pedoman Observasi

No Aspek yang diamati Sub aspek yang diamati

1 Peran petugas

perpustakaan memanfaatkan perpustakaan

untuk meningkatkan minat baca siswa

Memberikan bimbingan membaca kepada siswa yang berkunjung

Memotivasi siswa untuk gemar membaca mengenalkan perpustakaan bagi siswa baru Memberikan pelayanan kepada siswa

Mengadakan pembaruan buku sesuai dengan kebutuhan siswa

Mengusahakan peminjaman buku antar perpustakaan

Mengadakan pameran buku

Petugas perpustakaan sama dengan guru bekerja untuk meningkatkan minat baca

Memberikan penghargaan kepada siswa agar senang berkunjung ke perpustakaan

2 Peran guru

memanfaatkan

perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa

Berkunjung ke perpustakaan bersama siswa

Melakukan kegiatan pembelajaran di perpustakaan Menugaskan siswa membaca dan meringkas buku Menugasi siswa membuat laporan buku

Menugasi siswa untuk membuat kliping

Menjadi teladan siswa membaca buku di perpustakaan

Memberikan bimbingan membaca kepada siswa Memotivasi siswa untuk gemar membaca

Menugaskan siswa untuk menjawab soal-soal yang bersumber dari perpustakaan

Memberikan penghargaan kepada siswa agar lebih senang membaca buku

Menugaskan siswa untuk mencari informasi tambahan di perpustakaan

3 Peran kepala sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa

Mengadakan pemantauan rutin di perpustakaan Merencanakan dan melaksanakan berbagai kebijakan untuk meningkatkan minat baca siswa Bekerja sama dengan perpustakaan keliling Memberikan motivasi kepada siswa

4 Kegiatan siswa di perpustakaan

Membaca buku di perpustakaan sekolah Meringkas buku di perpustakaan sekolah Membuat laporan buku

Meminjam buku di perpustakaan

Berkunjungan ke perpustakaan bersama guru Mengerjakan tugas dari guru di perpustakaan Berdiskusi dengan petugas perpustakaan Membantu pelayanan perpustakaan


(61)

46 3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi dibuat sebagai alat bantu mencatat peristiwa berupa tulisan, foto dan gambar untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi agar hasilnya dapat dipercaya.

Tabel 4. Pedoman Dokumentasi No Aspek yang di Dokumentasi

1. Daftar peminjaman buku perpustakaan 2. Koleksi buku di perpustakaan

3. Kegiatan petugas perpustakaan di perpustakaan 4. Kegiatan siswa di perpustakaan

5. Kegiatan kepala sekolah di perpustakaan 6. Kegiatan guru di perpustakaan

7. Struktur organisasi perpustakaan 8. Peraturan ketertiban perpustakaan 9. Hasil tugas laporan buku bacaan siswa

10. Hasil pekerjaan siswa mengerjakan tugas di perpustakaan 11. Hasil karya siswa yang dipajang di perpustakaan

12. Visi dan Misi Perpustakaan

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.


(62)

47

Langkah-langkah analisis data ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model) Penjelasan Analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh peneliti di lapangan masih bersifat kompleks dan banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Pada tahap ini peneliti mulai merangkum data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian peneliti memfokuskan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa, dengan cara menyajikannya dalam bentuk tabel yaitu 1) kegiatan siswa dan minat baca siswa di perpustakaan, 2) peran kepala sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa, 3) peran guru dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa, dan 4) peran petugas perpustakaan dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa. Dengan demikian data yang telah direduksi akan Pengumpulan data

Reduksi data

Display data


(63)

48

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel yang berisi, 1) kondisi perpustakaan dari segi kelengkapan sana dan prasarana, variasi buku, kenyamanan, dan pelaksanaan kegiatan perpustakaan 2) kegiatan siswa siswa di perpustakaan, 3) peran kepala sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa, 4) peran guru dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa, dan 5) peran petugas perpustakaan dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa. Dalam tabel penyajian data tersebut peneliti juga sudah menyajikan triangulasi teknik dan triangulasi sumber, kemudian deskripsikan dan diambil kesimpulannya.

3. Conclution drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)

Setelah data di reduksi dan disajikan dalam bentuk tabel, peneliti membuat kesimpulan dalam bentuk deskriptif dan hasilnya kemudian dibahas dalam hasil penelitian dan pembahasan.

G. Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan uji keabsahan data berupa Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif. Agar data yang diperoleh memiliki kredibilitas maka dilakukanlah


(64)

49

triangulasi data. Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil observasi yaitu tentang, 1) kondisi perpustakaan dari segi kelengkapan sana dan prasarana, variasi buku, kenyamanan, dan pelaksanaan kegiatan perpustakaan 2) kegiatan siswa siswa di perpustakaan, 3) peran kepala sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa, 4) peran guru dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa, dan 5) peran petugas perpustakaan dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa. Hasil observasi tersebut dicocokkan dengan hasil triangulasi sumber wawancara dengan petugas perpustakaan, guru kelas 3, guru kelas 4, guru kelas 5, guru kelas 6, serta siswa kelas 3, kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 masing-masing sebanyak tiga siswa. Selanjutnya untuk menguatkan kepercayaan informasi yang sudah diperoleh melalui observasi dan wawancara, maka informasi di triangulasikan dengan dokumentasi.


(65)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas perpustakaan, guru kelas 3, 4, 5 6, kepala sekolah dan tiga siswa pada setiap kelas 3, 4, 5, 6 serta observasi dan dokumentasi di dapatkan data sebagai berikut:

1. Deskripsi Perpustakaan SD Negeri Gembongan

Gedung perpustakaan SD Negeri Gembongan dibangun pada tahun 2011 dan mulai beroperasi pada awal tahun ajaran baru pada tahun 2012. Perpustakaan sekolah di SD N Gembongan diberi nama “Perpustakaan Sumber Ilmu”. Visi dari perpustakaan ini adalah “menjadi pusat sumber belajar dalam rangka mewujudkan kecerdasan dan keterampilan berdasar iman dan taqwa”. Misi dari perpustakaan sumber ilmu yaitu:

a. Menciptakan suasana gemar membaca dikalangan murid, guru dan karyawan.

b. Menyediakan bahan informasi untuk mendukung proses pembelajaran c. Menyediakan buku-buku referensi yang membangun karakter.

d. Menyediakan perpustakaan sebagai kegiatan pembelajaran dan menjadikan perpustakaan sebagai sumber belajar, kreasi dan rekreasi.

Perpustakaan Sumber Ilmu memiliki ruangan dengan ukuran panjang 8 meter dan lebar 7 meter yang terdiri dari ruangan utama digunakan untuk menyimpan koleksi buku serta sebagai tempat berlangsungnya kegiatan dan pelayanan perpustakaan, ruangan kedua yaitu gudang. Ruangan utama perpustakaan terdapat 10 lemari rak buku sebagai tempat memajang buku. Perpustakaan Sumber Ilmu hanya menyediakan layanan membaca secara lesehan dan tidak menyediakan kursi untuk pengunjung, terdapat 2 karpet


(66)

51

dan meja yang ada di perpustakaan sebanyak 12 meja, yaitu 10 meja baca untung pengunjung dan 2 meja untuk petugas Perpustakaan Sumber Ilmu. Perpustakaan SD N Gembongan tercatat mempunyai koleksi buku sebanyak 986 judul dengan jumlah buku sebanyak 9560 eksemplar yang disusun dalam rak-rak buku yang terbagi menjadi 11 kategori buku yaitu pendidikan agama Islam, pendidikan jasmani, seni budaya, pendidikan kewarganegaraan, fiksi, ipa, ips, matematika, bahasa Indonesia, referensi, dan ensiklopedia.

Perpustakaan Sumber Ilmu dikelola oleh Kepala Sekolah sebagai pembina, Eri A sebagai Koordinator perpustakaan, Iwan sebagai sekretaris dan Yuliana sebagai bendahara perpustakaan. Koordinator perpustakaan merupakan seorang guru kelas 4 dan bendahara perpustakaan adalah guru kelas 2 sedangkan sekretaris perpustakaan merupakan karyawan khusus yang ditugasi menjadi petugas perpustakaan, sekretaris perpustakaan adalah orang yang bertugas menjaga dan yang memberikan pelayanan di perpustakaan pada setiap harinya.

Perpustakaan SD N Gembongan memiliki 2 jenis layanan. Layanan tersebut adalah layanan sirkulasi dan layanan referensi. Layanan sirkulasi adalah suatu layanan yang diberikan di perpustakaan yang berupa layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Sedangkan layanan referensi adalah suatu layanan dimana ada koleksi buku yang tidak dipinjamkan kepada pengunjung, buku tersebut hanya digunakan sebagai


(67)

52

pemberi informasi yang singkat dan jelas kepada para pengunjung yaitu buku referensi dan ensiklopedia.

2. Minat Baca Siswa di Perpustakaan SD Negeri Gembongan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa SD Negeri Gembongan dapat diketahui bahwa minat baca siswa SD Gembongan masih kurang jika dilihat dari jumlah siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Dari wawancara dengan petugas perpustakaan sebagai berikut:

“Setiap hari rata-rata pengunjung perpustakaan kurang lebih 15 siswa, termasuk yang meminjam buku normalnya sekitar 8-10 siswa, ada juga yang mengembalikan buku, atau hanya sekedar mengisi waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan.”

Pernyataan di atas didukung dengan melihat buku catatan peminjaman buku perpustakaan, pada catatan daftar peminjam buku tercatat bahwa setiap hari memang rata-rata ada 9 siswa yang meminjam buku pada 2 minggu awal bulan September. Kebanyakan siswa berkunjung ke perpustakaan yaitu pada jam istirahat sekolah, tetapi ada juga yang menyempatkan mampir ke perpustakaan sesaat setelah pulang sekolah. Jumlah pengunjung perpustakaan pada setiap harinya tidak dapat dipastikan jumlahnya, karena setiap pengunjung tidak mengisi daftar pengunjung yang sudah disediakan. Pengunjung perpustakaan pada setiap harinya masih tergolong sedikit dan tidak sesuai dengan target pengunjung yang ditetapkan perpustakaan yaitu 20 pengunjung per hari, peneliti mencari tahu kemungkinan alasan dari masalah tersebut melalui wawancara dengan siswa yang jarang mengunjungi perpustakaan. Dari 6 siswa yang


(68)

53

mengaku tidak pernah mengunjungi perpustakaan dalam 2 minggu terakhir, siswa jarang ke perpustakaan karena malas dan tidak ada keperluan untuk tugas atau diharuskan ke perpustakaan oleh guru, sehingga siswa lebih tertarik untuk menghabiskan waktu luang untuk ke kantin atau bermain. Meskipun jumlah pengunjung di perpustakaan pada setiap harinya sedikit tetapi kebanyakan siswa yang berkunjung ke perpustakaan benar-benar bertujuan untuk membaca buku, meminjam buku, dan mengembalikan buku. Peneliti melihat siswa tidak berani bermain di perpustakaan karena jika ketahuan petugas akan ditegur.

Minat baca siswa di SD N Gembongan juga bisa dilihat ketika perpustakaan keliling datang ke SD N Gembongan hari Rabu, 17 September, pada jam istirahat ada sekitar 40-50 siswa yang datang silih berganti untuk berkunjung menghampiri mobil perpustakaan keliling. Banyak siswa yang mengambil buku kemudian membacanya di sekitar halaman sekolah. Antusias siswa cukup bagus untuk membaca dan meminjam koleksi buku perpustakaan keliling. Dari hasil wawancara dengan petugas perpustakaan perpustakaan keliling sebagai berikut:

“Mobil perpustakaan ini selalu dipadati siswa ketika jam istirahat mas, ya bisa sampai sekitar 40 siswa lebih yang datang, siswa juga diperbolehkan meminjam buku untuk dibaca di sini ataupun untuk pinjam dibawa pulang ke rumah”

Berdasarkan wawancara dengan siswa yang berkunjung ke perpustakaan keliling menerangkan bahwa siswa senang dengan kedatangan perpustakaan keliling, siswa juga berkata bahwa mobilnya bagus dan buku-bukunya juga banyak yang bagus. Hasil wawancara


(69)

54

tersebut menandakan bahwa minat baca siswa cukup bagus jika dilihat dari antusias siswa yang berkunjung dan meminjam buku di perpustakaan keliling.

Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi di atas peneliti membuat kesimpulan bahwa minat baca siswa masih rendah jika dilihat dari jumlah pengunjung dan jumlah peminjam buku perpustakaan pada setiap harinya hal tersebut dikarenakan tidak adanya daya tarik yang tinggi dari perpustakaan sekolah sehingga siswa malas berkunjung ke perpustakaan sekolah dan lebih memilih mengisi waktu luang untuk jajan di kantin ataupun untuk bermain. Akan tetapi jika dilihat dari cukup banyaknya jumlah siswa yang berkunjung ke perpustakaan keliling dapat diketahui bahwa antusias membaca siswa sudah cukup tinggi, hal ini dikarenakan mobil perpustakaan keliling bagus, koleksi bukunya bervariasi dan baru, sehingga perpustakaan keliling mampu menarik perhatian siswa untuk berkunjung.

3. Kegiatan Siswa Memanfaatkan Perpustakaan

Siswa harus didorong untuk terbiasa dengan membaca buku, ada banyak cara untuk mendorong siswa agar mau membaca buku, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai media melaksanakan kegiatan dalam meningkatkan minat baca siswa. Di bawah ini peneliti akan menjabarkan berbagai kegiatan siswa dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai media pembinaan minat baca siswa.


(1)

156 Gambar 19. Jadwal piket siswa di perpustakaan

Gambar 20. Siswa membaca buku di

perpustakaan saat jam

istirahat

Gambar 21. Gedung perpustakaan Gambar 28. Siswa berkunjung ke

perpustakaan keliling

Gambar 23. Koleksi kliping di

perpustakaan karya

siswa kelas 6

Gambar 24. Siswa membaca majalah dinding karya kelas 5


(2)

157 Gambar 25. Peneliti mewawancarai petugas perpustakaan

Gambar 26. Peneliti mewawancarai koordinator perpustakaan atau juga guru kelas 4

Gambar 27. Peneliti mewawancarai guru kelas 3

Gambar 28. Stiker yang dibagikan ke siswa yang meminjam buku

Gambar 29. Laporan buku bacaan siswa Kelas 3

Gambar 30. Hasil pekerjaan siswa kelas 4 merangkum cerpen di perpustakaan


(3)

158 Lampiran 11. Surat Izin Penelitian


(4)

(5)

(6)