24
sekolah. Kedisiplinan anak dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti yang telah dijelaskan. Jika lingkungan anak
baik dan harmonis maka anak tersebut juga akan memiliki kedisiplinan yang baik. Akan tetapi sebaliknya jika anak berada pada lingkungan yang
kurang kondusif maka kedisiplinan anak tersebut kurang baik.
B. Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas V
Perkembangan yang dialami seseorang bersifat seumur hidup. Selain itu, perkembangan seseorang juga diperngaruhi oleh hasil interaksi atau
sosialisasi antar individu maupun kelompok. Siswa kelas V termasuk dalam akhir masa kanak-kanak. Hurlock 1980: 146 menjelaskan bahwa akhir masa
kanak-kanak berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Masa tersebut juga sering disebut sebagai
masa usia sekolah atau masa sekolah dasar Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 104. Pada masa tersebut anak diharapkan dapat memperoleh dasar-dasar
pengetahuan untuk bekal dalam menyesuaikan diri pada masa selanjutnya. Disamping itu, dalam masa ini anak juga mempelajari berbagai keterampilan.
Pada masa sekolah dasar Sumadi Suryabrata 2007: 205 menjelaskan bahwa terdapat dua fase, yaitu masa kelas rendah sekolah dasar dan masa
kelas tinggi sekolah dasar. Siswa kelas V SD termasuk ke dalam masa kelas tinggi. Beberapa sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh kelas tinggi yaitu:
a. Adanya perhatian kepada kehidupan yang praktis dan konkret, sehingga
membawa kecenderungan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Realistik, ingin tahu, dan ingin belajar sehingga membuat siswa selalu
bertanya dan berpendapat tentang sesuatu yang membuatnya penasaran.
25
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus. d.
Sampai kira-kira usia 11 tahun siswa membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya. e.
Pada masa ini anak memandang nilai raport adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolahnya.
f. Siswa pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya dan
untuk dapat bermain bersama-sama Sumadi Suryabrata, 2007: 205- 205.
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah bisa berinteraksi dengan orang-orang di luar rumah, yaitu dengan
teman bermain di sekitar rumah, dengan teman di sekolah, dan masyarakat sekitar Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 103.
1. Perkembangan Moral
Rita Eka Izzaty 2008: 110 menjelaskan bahwa perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma,
dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral merupakan hal yang sangat penting sebagai cara dalam membentuk sikap dan
kepribadian anak. Perilaku moral anak banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana ia tinggal, baik itu dalam lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat dimana anak tinggal dan bersosialisasi.
2. Perkembangan Emosi
Menurut Kartono Sugihartono dkk, 2007: 20 emosi diartikan sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan
dalam tubuh, misalnya otot menegang dan jantung berdebar. Emosi memiliki peran penting dalam kehidupan. Melalui emosi seseorang bisa
26
merasakan rasa senang, sedih, takut, dan sebagainya. Pergaulan dengan teman sekolah dan teman sebaya dapat mengembangkan emosi anak.
Saat pergaulan anak akan belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik tidak akan diterima oleh lingkungannya, sehingga anak akan belajar
untuk mengendalikan emosinya sehingga dapat diterima oleh lingkungannya.
3. Perkembangan Sosial
Sejak lahir perilaku sosial anak banyak dipengaruhi oleh orang- orang yang berada di lingkungan dimana anak tinggal. Interaksi anak
dengan orang tua, teman sebaya, dan sekolah memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi perilaku sosial anak. Hurlock 1980: 155
menjelaskan bahwa akhir masa kanak-kanak sering disebut dengan usia berkelompok, karena dalam masa ini ditandai dengan adanya minat anak
untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Hal tersebut berlaku bagi anak laki-
laki maupun bagi anak perempuan. Saat mengembangkan potensi dirinya, siswa membutuhkan bantuan
orang lain agar bisa tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo Dwi Siswoyo, 2007: 97
peserta didik merupakan: a.
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik dan memiliki potensi yang berbeda
dengan individu lain. b.
Individu yang sedang berkembang secara wajar baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungan.
27
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi. Karena belum dewasa maka ia membutuhkan bantuan dan bimbingan dari pihak lain sesuai kodrat kemanusiaannya.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Sehingga
megharuskan bagi guru dan orangtua untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan kepada anak dan pada akhirnya pendidik
mengundurkan diri.
Pada masa ini siswa suka berkelompok dengan teman sebayanya dan membuat aturan sendiri yang terkadang aturan yang dibuat berbeda
dengan aturan yang sudah ada. Seperti dalam penelitian ini siswa kelas VA terlihat melanggar peraturan saat peneliti melakukan observasi di
kelas VA SD Negeri Pujokusuman 1, seperti kurang rapi dalam memakai seragam dan berbicara dengan teman sebangku. Pada masa ini sekolah
juga ikut andil yang cukup besar dalam membantu siswa untuk menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik.
Sekolah perlu memahami bahwa semua siswa memiliki kebutuhan meskipun kebutuhan siswa sangat bervariasi antara siswa satu dengan
yang lainnya. Hurlock 1980: 146 memandang bahwa masa ini masa kritis dalam dorongan berprestasi, suatu masa dimana anak membentuk
kebiasaan yang sekali terbentuk kebiasaan tersebut akan cenderung menetap sampai dewasa. Sehingga apabila siswa dibiasakan untuk
bersikap disiplin pada masa ini maka siswa akan terbiasa untuk melakukan sikap disiplin saat siswa sudah dewasa.
C. Kajian tentang Budaya Sekolah