PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Mega Selvira Paut NIM 11108249024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PAI]A SISWA KELAS

IV

DI

SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAI\I MERGANGSAT\ KOTA YOGYAKARTA TAHT

N

2015" yang disusun oleh Mega Selvira Paut, NIM 11108249024 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan

Yogyak-arta-, Agustus 2015 Pen:biinhing

lr.u*isrptoil,

M. si. NIP 19610723 198803 1 001


(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa skripsi

ini

benar-benar karya saya sendiri' Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau yang diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti data penulisan karya ilmiah yang telah lazim'

Tanda tangan dosen penguji saya tertera pada halaman pengesahan adalah asli' Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya'

Yogyakarta,23 lur;ri}Ol5 Yang menyatakan,

Mega Selvira Paut NrM 1tt08249024


(4)

PENGESAHAN

>:.:ipsi )'ang berjudul "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFK PADA stswA

I'.-\S

IV DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN

I

KECAMATAN MERGANGSAN

':-rT\

Y0GYAKARTA TAHLTN 2015" yang disusun oleh Mega Selvira paut, NIM.

.,(.181-19024

ini

telah dipertahankan

di

depan Dewan penguji pada tangga 22

>:ntember 2015 dan dinyatakan lulus.

\ama

Bambang Saptono, M. Si.

Unik Ambarwati, M. Pd.

Sul,antiningsih, M. Ed.

DEWAN PENGUJI

Jabatan

Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji Utama

TandaTangan Tanggal

Jo^7.t-rort

h.P:*crA-7-lO,-;r*rt

Yogyakarta,

27 ACT 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan

IV

ryanto, M. Pd

19600902 198702 1 001

ffi


(5)

MOTTO

“Kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak?”

“Hidup hanya sekali, lakukan dan jadilah yang terbaik”


(6)

PERSEMBAHAN

Ucapan terima kasih kupersembahkan kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta, saudara-saudara, keluarga besar , dan semua teman PPGT yang selalu memberikan dukungan.

2. Almamater yang telah memberi peluang sangat berharga untuk masa depan. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.


(7)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAN MERGANGSAN KOTA

YOGYAKARTA TAHUN 2015 Oleh

Mega Selvira Paut NIM 11108249024

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV di SD Negeri Pujokusuman 1.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Uji keabsahan data yang digunakan adalah uji kredibilitas yang dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru sudah menerapkan pendekatan saintifik secara maksimal mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan dalam penerapan pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan sudah dilaksanakan oleh guru. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menunjukan bahwa siswa sudah terlibat secara aktif, antusias, dan termotivasi. Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan pendekatan saintifik guru mengalami beberapa kendala namun guru sudah berupaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dialami.

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panajtkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Pujokusuman 1 Kecamatan Mergangsang Kota Yogyakarta Tahun 2015” .

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A, yang telah memberikan kebijakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dr. Haryanto,

M.Pd yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Ibu Hidayati, M.Hum yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.

4. Pembimbing Skripsi Bapak Bambang Saptono, M.Si yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing peneliti sampai penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

5. Kepala Sekolah SD Negeri Pukokusuman 1 Bapak Agus Kusmantoro, S.Pd. Yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri Pujokusuman 1.

6. Guru kelas IV C Ibu Samiyem, S.Pd. yang telah bersedia sebagai informan dalam pelaksanaan penelitian.


(9)

:

Orang tuaku Esau Elias Paut dan

Lili

Suryani Paut Un yang selalu rnemberikan doa dan dukungan.

n

Teman-teman seperjuangan PPGT tahun 201 I dan PPGT tahun ZOI2.

1t-t. Semua

pihak yang telah

membantu dalam pelaksanaan dan

pen),usunan penelitian ini.

S:nosa segala banfuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan

: -

;-:

r3li€liti menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan dari Tuhan

. - l,1"he Esa. Peneliti juga berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarla, 23 Juni 2015 Penulis

fl*

Mega S'elvira Paut


(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E.Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Peneitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Tentang Kurikulum ... 8

1. Pengertian Kurikulum ... 8

2. Peran dan Fungsi Kurikulum ... 10

B.Pembelajaran Tematik ... 12

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 12


(11)

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 15

C.Pendekatan Saintifik ... 16

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Saintifik... 16

2. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Saintifik... 20

3. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik... 20

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik... 21

5. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 22 6. Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik... 33

D. Penilaian Autentik... 36

1. Pengertian Penilaian Autentik (Autentic Assessment) ... 36

2. Karakteristik Penilaian Autentik ... 37

3. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik... 38

4. Jenis-jenis Penilaian Autentik... 49

5. Teknik dan Intrumen Penilaian... 41

E. Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar... 43

1. Pengertian Peserta Didik... 43

2. Karakteristik Peserta Didik... 44

F. Kerangka Pikir ... 47

G. Pertanyaan Penelitian... 48

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 49

B.Subyek Penelitian... 50

C.Sumber Data... 50

D.Waktu dan Tempat Penelitian... 51

E.Teknik Pengumpulan Data... 51

1. Observasi... 52

2. Wawancara... 52

3. Analisis Dokumentasi... 53


(12)

G. Teknik Analisis Data... 56

1. Pengumpulan Data... 56

2. Reduksi Data... 57

4. Penyajian Data... 58

5. Penarikan Kesimpulan... 58

H. Uji Keabsahan Data... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 61

B.Hasil Penilitian ... 64

1. Penerapan Pendekatan Saintifik di SD Negeri Pujokusuman 1... 64

2. Peran Siswa dalam Penerapan Pendekatan Saintifik... 79

3. Kendala Penerapan Pendekatan Saintifik dalan Proses Pembelajaran di SD Negeri Pujokusuman 1... 85

4. Upaya untuk Mengatasi Kendala Penerapan Pendekatan Saintifik.. 89

C.Pembahasan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 98

B.Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(13)

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Kegiatan Belajar Berdasarkan Lima Langkah Pembelajaran

Saintifik ... 31 Tabel 2. Contoh Lembar Observasi Sikap... 42 Tabel 3. Contoh Instrumen Penilaian Sikap ... 43 Tabel 4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Penerapan Pendekatan

Saintifik ... 54 Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 55


(14)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar1. Komponen dalam Analisi Data (interactive model) ... 59


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1. Lembar Observasi Perencanaan ... 104 Lampiran 2. Lembar Observasi Pelaksanaan………. ... 107 Lampiran 3. Lembar Observasi Perencanaan……….... 111 Lampiran 4. Lembar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala Sekolah….. .. 113 Lampiran 5. Lembar Pertanyaan Wawancara denga Guru Kelas………... .. 122 Lampiran 6. Lembar Pertanyaan dengan Siswa………. ... 131 Lampiran 7. Tabel Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Observasi…… .. 141 Lampiran 8. Tabel Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara

Kepala Sekolah dengan Guru..………... 148

Lampiran 9. Tabel Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara

Siswa………. .. 164

Lampiran 10.Foto-foto Hasil Penelitian... 169 Lampiran 11.Surat-surat Izin Penelitian dan Surat-surat Keterangan Selesai


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan karna melalui pendidikan karakter dan sumber daya manusia dapat dibentuk menjadi lebih baik. Pendidikan mempunyai tugas yang sangat penting dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan yang berkualitas di masa depan.

Piaget dalam (Syaiful Sagala, 2006: 1) menjelaskan bahwa pendidikan berarti mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup (Syaiful Sagala, 2006: 1).

Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.


(17)

Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional. Perubahan mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum yang dengan sendirinya menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.

Berkaitan dengan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Oleh karena itu merupakan langkah yang positif ketika pemerintah (Mendikbud) merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, terutama dalam pengembangan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik


(18)

modern dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).

Hosnan (2014: 34) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Dalam melaksanakan proses tersebut dibutuhkan bantuan guru. Muhammad Ali (Martiyono, 2011: 1) menjelaskan bahwa guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran, sehingga bantuan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan terhadap guru di SD Pujokusuman 1, peneliti menemukan beberapa kendala yang terkait dengan penerapan pendekatan saintifik terutama pada siswa kelas IV C. Latar belakang peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Pujokusuman 1 adalah karena SD Negeri Pujokusuman 1 merupakan salah satu sekolah di kota Yogyakarta yang sudah menerapakan pendekatan saintifik pada tahun 2013.


(19)

Adanya pergantian kurikulum yaitu dari kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ternyata membawa dampak yang sangat besar bagi guru terutama dalam memberikan pelajaran. Guru mengatakan bahwa guru merasa kesulitan dengan adanya pergantian kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013, karena dalam pelaksanaan kurikulum 2013 guru dituntut untuk dapat menjadi fasilitator yang dapat memfasilitasi dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Guru mengakui bahwa penerapan pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan yang baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karna pendekatan saintifik lebih menekankan pada pendekatan ilmiah yang dapat memacu siswa untuk dapat berpikir secara ilmiah serta dapat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.

Guru juga mengatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik belum dapat diterapkan secara maksimal, hal tersebut disebabkan karena adanya keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi. Guru membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam menyampaikan materi karena materi pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 mempunyai cakupan yang sangat luas sehingga materi yang disampaikan tidak dapat selesai dalam satu kali pertemuan.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang penerapan pendekatan saintifik. Peneliti ingin menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah berupa skirpsi dengan judul “Penerapan


(20)

Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terdapat di SD Negeri Pujokusuman 1 yaitu sebagai berikut:

1. Pergantian kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 menyebabkan guru kesulitan dalam memberikan pembelajaran.

2. Belum maksimalnya penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran.

3. Waktu yang digunakan untuk menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran belum efektif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada penerapan pendekatan saintifik di kelas IV sekaligus peneliti ingin melihat kendala-kendala yang ada dalam penerapan pendekatan saintifik di SD Negeri Pujokusuman 1.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah yang ada, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2015?


(21)

2. Kendala apa saja yang ditemukan guru dalam penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2015?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui kendala yang dialami guru pada saat menerapakan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2015.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Manfaat yang diharapakan dalam penelitian ini adalah dapat menarik minat pembaca tentang penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV.

2. Manfaat praktis a. Bagi Sekolah

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai pendekatan saintifik di SD serta


(22)

dapat menjadi pendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien terutama dalam menerapkan pendekatan saintifik.

b. Bagi Guru

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah guru diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta dapat menerapkan pendekatan saintifik baik didalam maupun di luar kelas dengan lebih baik.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Tentang Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan pendidikan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Matiyono (2011: 37) menjelaskan bahwa kurikulum secara umum dapat diartikan sebagai pengalaman peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah dibawah bimbingan lembaga pendidikan (sekolah).

Kurikulum diperuntukan untuk anak didik, seperti yang diungkapkan Murray Print (Wina Sanjaya, 2008:3)bahwa kurikulum meliputi:

a. Planned learning experiences (Merencanakan pengalaman belajar) b. Offered within an educational institution/program (Ditawarkan dalam

intitusi/program pendidikan)

c. Respresented as a document (Sebagai dokumen)

d. Includes experiences resulting from implementing that document

(Termasuk pengalaman yang dihasilkan dari pelaksanaan dokumen). Print memandang bahwa sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun. Sedangkan Loeloek Endah Poerwati dan


(24)

Sofan Amri (2013: 11) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kurikulum yaitu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Namun Soedijarto (Loeloek Endah Poerwati dan Sofan Amri, 2013: 11) menjelaskan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan.

Dilihat dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian yakni kurikulum sebagai: (1) mata pelajaran, (2) kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan (3) sebagai perencanaan program pembelajaran Wina Sanjaya (2008: 4).Pengertian kurikulum sebagai mata dan isi pembelajaran dapat ditemukan dari defenisi yang dikemukakan oleh Huctchins (Wina Sanjaya, 2008:4) yang menyatakan: “The curriculum should include grammar, reading, theoric and logic, and mathematic, and addition at the secondary level introduce

the great books of the western world” (Kurikulum harus mencakup tata bahasa, membaca, teori dan logika, dan matematika, dan penambahan pada tingkat menengah memperkenalkan buku-buku besar dari dunia Barat).

Senada dengan ungkapan diatas, Wina Sanjaya (2008:6) menjelaskan bahwa kurikulum tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran, akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun di luar


(25)

sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah).Konsep kurikulum sebagai suatu program atau rencana pembelajaran banyak di ungkapkan oleh para ahli dewasa ini seperti Orlosky, Smith dan Oliva (Wina Sanjaya, 2011:8) yang menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.

Kurikulum sebagai suatu rencana juga sejalan dengan rumusan kurikulum menurut undang-undang pendidikan yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanl “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”.

Berdasarkan beberapa pendapat serta uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.

2. Peran dan Fungsi Kurikulum

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup


(26)

dimasyarakat. Sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan, kurikulum memiliki tiga peran penting yang dijelaskan oleh Hamalik (Wina Sanjaya, 2011:8) yaitu:

a. Peran Konservatif

Kurikulum berperan secara konservatif dalam menangkal berbagai pengaruh dari luar yang dianggap dapat merusak nilai dan norma yang telah ada pada masyarakat. Kurikulum diharapkan dapat menjadi pelindung dalam mempertahankan identitas masyarakat yang telah ada sejak dahulu.

b. Peran Kreatif

Kurikulum diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehinga siswa dapat berperan secara aktif dan kreatif dalam membangun kehidupan sosial di lingkungan masyarakat.

c. Peran Kritis dan Evaluatif

Kurikulum berperan penting dalam menyeleksi dan mengevalusi setiap nilai dan norma serta budaya yang perlu dipertahankan oleh setiap peserta didik. Peran kritis dan evaluasi dari kurikulum sangat dibutuhkan dalam menyeleksi segala hal yang dianggap baik dan bermanfaat bagi peserta didik.

Berdasarkan beberapa peran kurikulum yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi setiap peserta didik dalam menghadapi


(27)

perkembangan zaman, hal ini sangat dibutuhkan terutama untuk membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik

Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Martiyono (2011: 37) kurikulum memiliki tiga fungsi yaitu:

1) Pedoman penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan.

2) Batasan program kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan pada jenjang pendidikan, kelas, atau semester.

3) Pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga terarah dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa fungsi diatas maka kurikulum memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan karena pada dasarnya kurikulum itu sendiri adalah sebagai pedoman, program kegiatan, dan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan sebuah pembelajaran.

B. Pembelajaran Tematik Integratif 1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu. Depdiknas (2006: 5) dalam Trianto (2011: 147) menjelaskan istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.


(28)

Daryanto (2014: 31) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KI) dan indikator dari kurikulum atau Standar Isi (SI) dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Pembelajaran tematik merupakan salah satu pembelajaran terpadu (Integrated Instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif dalam menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.

Adapun menurut Ujang Sukandi dalam Trianto (2011: 152) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan meteri beberapa pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajar beberapa materi pelajaran yang disajikan tiap pertemuan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik/ terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tema dan masalah yang dihadapi.


(29)

2. Manfaat dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa manfaat menurut Daryanto (2014: 4-5) yaitu sebagai berikut:

a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

b. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/ materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat.

c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.

d. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik menurut Trianto (2011: 154) dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.


(30)

2) Prinsip pengelolaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.

3) Prinsip evalua si,evaluasi menjadi fokus dalam setiap kegiatan.Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria.

4) Prinsip rea ksi, guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit tetapi kesebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

Berdasarkan beberapa prinsip di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memberikan beberapa manfaat yang dimana dapat mempermudah siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas dalam Trianto (2011: 162), pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.


(31)

d. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.

f. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Berdasarkan beberapa karakteristik ditas makan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir serta karakter siswa menjadi lebih baik.

C. Pendekatan Pembelajaran Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan melalui upaya untuk menumbuhkan serta mengembangkan sikap/attitude, pengetahuan/ knowledge, dan keterampilan/ skill. Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologi) yang berbeda.

Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,


(32)

mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik dalam menghasilkan karya kontekstual baik untuk individu maupun kelompok sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hosnan, 2014: 32), pengertian pengertian pendekatan adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah pengamatan. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006: 127) pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau


(33)

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2006: 62) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar . Sedangkan Hosnan (2013: 206) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalam yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu (Syaiful Sagala, 2006: 68). Adapun pendekatan pembelajaran menurut Hosnan (2014: 32) antara lain sebagai berikut:

a. Perspektif (sudut pandang; pandangan) teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran.

b. Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran.


(34)

c. Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, mengispirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Pendekatan saintifik (scientific) adalah pendekatan ilmiah yang dirancang agar siswa secara aktif dapat mengkonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan kegiatan berupa mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Sudarwan (Abdul Majib, 2014: 194) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai sutau kebenaran.Proses pembelajaran dapat dipadukan dengan suatu proses ilmiah.

Berdasarkan beberapa pendapat serta penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran ilmiah yang terdiri dari lima tahap (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan) yang dimana memberikan nilai positif dalam pembelajaran yang dapat membangun sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik agar setiap peserta didik dapat berpikir secara ilmiah dalam memcahkan suatu masalah.


(35)

2. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Menurut Hosnan (2014: 36) pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa.

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

Berdasarkan beberapa karakteristik pembelajaran saintifik yang telah disebutkan diatas, terlihat bahwa pembelajaran saintifik memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan mengunakan pendekatan ilmiah, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikir tinggi dalam proses pembelajaran.

3. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Adapun beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dijelaskan oleh Hosnan (2014: 36) adalah sebagai berikut:


(36)

a. Untuk meningkatakan kemamapuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan .

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

f. Untuk mengembangkan karakter siswa.

Berdasarkan beberapa tujuan yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah melatih peserta didik agar dapat berpikir ilmiah, dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitar secara sistematik, serta dapat membangun sikap dan karakter peserta didik dengan lebih baik.

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Adapun beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang dijelaskan oleh Hosnan (2014: 37) adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada siswa.

b. Pembelajaran membentuk student self concept. c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.


(37)

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip.

e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Berdasarkan beberapa prinsip yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berusaha memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat telibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

5. Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran menurut Daryanto (2014: 59) meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.


(38)

Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah mengamati/ observasi. Menurut Hosnan (2104: 39) observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan obyek apa yang akan diobservasi.

2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diamati.

3) Menetukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.

4) Menentukan di mana tempat obyek yang akan diobservasi.

5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

6) Menentukan cara dan melakukan pencacatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau obyek. Adapun kompentensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.


(39)

b. Menanya (questioning)

Langkah kedua pada pendekatan ilmiah/ scientific approach adalah

questioning (menanya). Hosnan (2014: 48) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajarannya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu,kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis, yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pada kegiatan pembelajaran ini, siswa melakukan pembelajaran bertanya.

Adapun fungsi bertanya dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan (2014: 50) adalah sebagai berikut:

1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan rancangan untuk mencari solusi.

4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan sikap, keterampilan dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.


(40)

5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

6) Mendorong parsitipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. 7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

Dari beberapa fungsi bertanya diatas adapun beberapa kriteria pertanyaan yang baik menurut Abdul Majid (2014: 217) yaitu sebagai berikut:

1. Singkat dan jelas.

Pertanyaan yang diberikan guru kepada peserta didik harus singkat dan jelas agar peserta didik tidak bingung dalam memberikan jawaban. Contoh: faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan terlarang?

2. Menginspirasi jawaban.

Pertanyaan yang diberikan guru haruslah merupakan pertanyaan yang dapat mengispirasi peserta didik dalam memberikan jawaban.


(41)

Contoh: coba jelaskan dampak sosial apa saja yang muncul jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama?

3. Memiliki fokus.

Pertanyaan yang diberikan guru harus lebih terfokus pada masalah yang ada, pertanyaan yang diberikan dapat dipersempit untuk memudahkan siswa dalam memberikan jawaban.

4. Bersifat probring atau divergen.

Pertanyaan yang diberikan menuntut jawaban yang bervariasi dari peserta didik yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama. Contoh: mengapa peserta didik yang malas belajar cenderung menjadi putus sekolah?

5. Bersifat validatif atau penguatan.

Guru memberikan pertanyaan dengan cara meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban dari pertanyaan itu dimaksudkan untuk memvalidasi atau melakukan penguatan atas jawaban peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah memberikan jawaban yang sama sebaiknya guru menghentikan pertanyaan itu atau meminta mereka memunculkan jawaban lain yang berbeda tetapi sifatnya menguatkan.

6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang.

Untuk menjawab pertanyaan dari guru peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya dan meverbalkan


(42)

dengan kata-kata. Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang bisa menjawab dengan baik maka guru dianjurkan untuk mengganti pertanyaan.

7. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif.

Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat sesuai dengan tingkatan kognitifnya. Guru mengemas atau mengubah pertanyaan yang mengunggah kemampuan kognitif rendah ke makin tinggi. Kata-kata kunci pertanyaan ini seperti: apa, mengapa, bagaiamana, dan seterusnya.

8. Merangsang proses interaksi.

Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan suasana yang menyenangkan pada diri peserta didik. Setelah memberikan pertanyaan guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan jawabannya dan menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kretivitas, rasa ingin tahu, kemapuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan


(43)

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku lebih banyak, memperhatikan fenomena atau obyek dengan lebih teliti, atau melakukan eksprimen.Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 (Hosnan, 2014: 57), aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca buku lain selain buku teks, mengamati obyek/ kejadian/ aktivitas wawancara dengan nara sumber, dan sebagainya.

Adapun kompetensi yang diharapakan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, mengharai, pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar (Associating)

Langkah berikut dalam scientific approach adalah associating

(menalar/ mengolah informasi). Hosnan (2014: 67) menjelaskan bahwa penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran yang dimaksud adalah penalaran ilmiah.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dan berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.


(44)

Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

e. Mengomunikasikan Pembelajaran

Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.

Dalam kegiatan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan didepan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat lebih terasah. Peserta didik yang lain pun dapat memberikan komenttar, saran, atau perbaikan mengenai apa yang dipresentasikan.

f. Membentuk Jejaring (Networking)

Langkah terakhir pada scientific approach adalah networking


(45)

adalah model pembelajaran berupa kerja sama antara peserta didik dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga peserta didik secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.

Menurut pandangan Robin Forgarty (Hosnan, 2014: 77),

networking adalah model pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan mengubah konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.

Senada dengan pendapat di atas, Hosnan (2014: 77) menjelaskan bahwa networking adalah kegiatan siswa untuk membentuk jejaring pada kelas. Pada tahap ini, peserta didik mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara peserta didik yang lain menanggapi. Tanggapan peserta didik yang lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan, atau dukungan tentang materi presentasi.

Berdasarkan beberapa kegiatan pembelajaran pokok diatas diharapakan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam menerapakan pendekatan saintifik.


(46)

Tabel 1. Kegiatan Belajar Berdasarkan Lima Langkah Pembelajaran Saintifik menurut Ahmad Yani (2014: 127-128)

LangkahPembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan

Mengamati - Membaca,

mendengar, menyimak, melihat, (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

Menanya - Mengajukan

pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengumpulkan informasi/ eksperimen - Melakuakan eksperimen - Membaca sumber

lain selain buku teks

- Mengamati obyek/ kejadian/ aktivitas - Wawancara

dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan/ mengolah informasi - Mengolah informasi yang Mengembangkan sikap jujur, teliti,


(47)

sudah

dikumpulkan baik terbatas dan hasil kegiatan

mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari mengamati dan kegiatan mengumpuulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan

Mengkomunikasikan - Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembnagkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.


(48)

6. Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik

Karakteristik pelaksanaan pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Standar kompetensi lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Menurut Hosnan (2014: 141) kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru bertugas seperti berikut:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

c. Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar/KD yang akan dicapai dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiata sesuai silabus.


(49)

Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yang memungkinkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dalam metode saintifik, tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran yang baru yang akan dipelajari oleh siswa.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dilakuakn secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peseta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, mengahargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP saintifik.


(50)

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup guru berasama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran, melakukan penialaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedy, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun tugas kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Ringkasnya dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevalusi beberapa hal berikut yaitu:

a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selajutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,

baik tugas individual maupun kelompok.

d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.


(51)

Berdasarkan ketiga kegiatan pokok di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembembelajaran saintifik harus sesuai dengan acuan yang telah berlaku, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik dan dapat memberikan hasil yang maksimal guna mencapai tujuan yang diharapkan.

D. Penilaian Autentik

1. Pengertian Penilaian Autentik (Autentic Assessment)

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 63 bahwa penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan oleh pemerintah. Daryanto (2014: 111) menjelaskan penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, sedangkan penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Penilaian autentik merupakan salah satu penilaian yang memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, karena penilain semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik. Abdul Majid (2014: 56) menjelaskan bahwa penilaian autentik


(52)

(autentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

Daryanto (2014: 113) menjelaskan, penilaian autentik (autentic assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan. Sedangkan Muslich dalam (Hosnan, 2014: 388) menyebutkan, penilaian yang sebenarnya (autentic assessment) merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar siswa dilihat dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa.

2. Karakteristik Penilain Autentik

Adapun karakteristik penilaian autentik (autentic assessment) menurut Trianto dalam (Hosnan, 2014: 389) adalah sebagai berikut : 1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 2) Bisa digunakan untuk formatif dan sumatif.

3) Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. 4) Berkesinambungan.


(53)

Berdasarkan beberapa karakteristik penilain autentik diatas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik digunakan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi didunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. 3. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik

Kegiatan yang dilakukan selain melihat pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang didapat, juga harus memperhatikan prinsip penilaian. Sesuai Permendikbut Nomor 66 Tahun 2013 dalam Ahmad Yani (2014: 145) tentang standar penilaian, prinsip penialaian autentik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada butir-butir sebagai berikut:

a. Obyektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisisen dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya.


(54)

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Berdasarkan beberapa butir prinsip di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang terencana, dapat diakses oleh semua pihak, dan bersifat efisisen serta efektif, sehingga ketercapaian dari suatu pembelajaan dapat diukur dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar setiap siswa.

4. Jenis – jenis Penilaian Autentik

Adapun beberapa jenis penilaian autentik (authentic assessmen)

menurut Abdul Majid (2014: 62-68) adalah sebagai berikut: a. Penilaian Proyek

Penialain proyek (project a ssessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode atau waktu tertentu. Penyelesaian tugas yang dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

b. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang sebisa mungkin melibatkan parsitipasi paserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik untuk menyebutkan unsur-unsur proyek/ tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaianya.


(55)

c. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.

d. Jurnal

Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukan segala sesuatu yang telas dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. jurnal digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari, perasaan siswa dalam dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-kesulitan atau keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran. e. Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.

Berdasarkan beberapa jenis penilaian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik lebih menitikberatkan pada proses, hasil kerja, dan sikap siswa bukan dari pengetahuan saja, sehingga hasil yang didapat betul-betul merupakan hasil kerja yang murni dan nyata dari siswa.


(56)

5. Teknik dan Instrumen Penilaian

Menurut Hosnan (2014: 396) teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan: (1) penilaian proses, (2) penilaian produk, (3) penilaian sikap. Penilaian pada ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penilain proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat siswa bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

b. Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum yang dilakukan dengan tes tertulis.

c. Penilaian sikap, dilakukan melalui observasi saat siswa bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.

Teknik dan isnstrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut: 1) Penilaian Kompetensi Sikap (Attitude)

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer eva luation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.


(57)

Tabel 2. Contoh Lembar Observasi Sikap menurut Daryanto (2014: 105) adalah sebagai berikut:

Lembar Pengamatan Sikap

Mata pelajaran :

Kelas/ program :

Kompetensi :

No. Nama Siswa

Observasi Sikap

Jumlah skor

Nilai Santun Tanggung

jawab

Kerjasama Jujur

(1) (2) (3) (4)

1. 2. 3. 4. 5.

Keterangan pengisian skor:

(4) Sangat tinggi, (3) Tinggi, (2) Cukup tinggi, (1) Kurang

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Knowledge)

Pendidik melakukan penilaian kompetensi pengetahuan melalui beberapa instrument yaitu sebagai berikut menurut Hosnan (2014: 396):

a) Instrument tes tulis, berupa pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen penilaian dilengkapai pedoman penskoran.

b) Instrument tes lisan, berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap/ oral, sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut, sehingga menimbulkan keberanian dari siswa. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat atau paragaraf yang diucapkan.


(58)

c) Intrumen penugasan, berupa pekerjaan rumah atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Tabel 3. Contoh Instrument Penilaian Sikap menurut Daryanto (2014: 132) adalah sebagai berikut:

Contoh lembar pengamatan ranah afektif dimensi atau aspek merespon siswa pada kegiatan diskusi kelompok

No. Nama Siswa

Aspek Yang Dinilai Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan Mengemuka kan gagasan sesuai topik yang dibahas Menanggapi gagasan dengan sikap yang santun Memberikan solusi

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1.

2.

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan (Skill)

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrument yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale), yang dilengkapi rubrik.

E. Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar 1. Pengertian Peserta Didik

Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal. Peserta didik bisa belajar tanpa guru, sebaliknya


(59)

guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik . Kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan yang dimana menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Oemar Hamalik (2001:7) menjelaskan peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah mahluk Tuhan yang selalu berusaha mengembangkan intelektual dan kreativitasnya untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas dalam menghadapi masa depan.

2. Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik merupakan insan yang memiliki kebutuhan. Kebutuhan itu terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya sebagai manusia. Asosiasi Nasional Sekolah Menegah (National Association of High School) Amerika Serikat (Sudarwan Danim, 2011: 3-4) mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik dilihat dari dimensi pengembangannya adalah sebagai berikut:


(60)

1) Kebutuhan intelektual, dimana peserta didik memiliki rasa ingin tahu, termotivasi untuk mencapai prestasi saat ditantang dan mampu berpikir untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

2) Kebutuhan sosial, dimana peserta didik mempunyai harapan yang kuat untuk memiliki dan dapat diterima oleh rekan-rekan mereka sambil mencari tempatnya sendiri diduniannya.

3) Kebutuhan fisik, dimana peserta didik “jatuh tempo”

perkembangannya ada pada tingkat yang berbeda dan mengalami pertumbuhan yang cepat dan tidak beraturan.

4) Kebutuhan emosional dan psikologis, dimana peserta didik rentan dan sadar diri, dan sering mengalami “mood swing” yang tidak terduga. 5) Kebutuhan moral, dimana peserta didik idealis dan ingin memiliki

kemauan kuat untuk membuat dunia dirinya dan dunia diluar dirinya menjadi tempat yang lebih baik.

6) Kebutuhan homodivinous, dimana peserta didik mengakui dirinya sebagai mahluk yang berkebutuhan atau memiliki homoriligius atau disebut sebagai insan yang beragama.

Berkaitan dengan kebutuhan peserta didik di atas, piaget (Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002: 61) menyatakan bahwa perkembangan intelektual peserta didik berlangsung dalam lima tahap, yaitu tahap senso-motorik (usia 0-2 tahun), tahap prakonsep (usia 2-4 tahun), tahap intuisi (usia 4-7 tahun), tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11-15 tahun). Dalam teorinya Piaget


(61)

(Aunurrahman, 2009: 58) mengemukakan bahwa secara umum semua anak berkembang melalui urutan yang sama, meskipun jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya.

Berdasarkan peryataan diatas maka peserta didik kelas IV SD termaksud kedalam tahap operasional konkrit. Pada tahap ini peserta didik dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkrit. Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu:

a) Identifikasi : mengenali sesuatu,

b) Negasi : mengingkari sesuatu, dan

c) Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.

Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Sudarwan Danim (2011: 4) karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya. Adapun empat hal dominan karakteristik peserta didik, yaitu:

(1) Kemampuan dasar, misalnya: kemampuan kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik.

(2) Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama, dan sebagainya.

(3) Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.


(62)

(4) Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan, dan lain-lain.

Dengan memahami kebutuhan dan karakteristik peserta didik tersebut, guru diharapkan dapat mengetahui apa yang baik dan apa yang tidak baik dari peserta didik sehingga dapat membentuk dan mendidik peserta didik menjadi manusia yang lebih baik untuk kedepannya.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik merupakan salah satu bagian penting yang terdapat dalam kurikulum 2013. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang dirancang agar siswa secara aktif dapat mengkonstruksikan konsep, hukum, atau prinsip melalui beberapa keterampilan proses berupa mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Salah satu karakterisitik dan tujuan utama dari penerapan pendekatan saintifik yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan karakter siswa. Selain mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah penerapan pendekatan saintifik juga dirancang untuk dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih baik dengan harapan agar tercapainnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menerapakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran maka peneliti ingin melihat bagaimana penerapan pendekatan saintifk yang ada di SD Negeri Pujokusuman 1.


(63)

G. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimana perencanaan guru dalam penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV di SD Pujokusuman 1?

2) Bagaimana pelaksanaan guru dalam penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV di SD Pujokusuman 1?

3) Bagaimana penilaian guru dalam penerapan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV di SD Pujokusuman 1?

4) Hambatan-hambatan dalam menerapakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran di SD Pujokusuman 1 ?


(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Zainal Arifin (2011: 140), penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakuakan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi obyektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.

Menurut Sugiyono (2010:1) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Borgan dan Taylor (Zainal Arifin, 2011: 140) juga mengemukakan bahwa, penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu Densisn dan Lincoln (Zainal Arifin, 2011: 141) juga menjelaskan bahwa penelitian kualitatif melibatkan pengumpulan dan penggunaan berbagai data empirik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Zainal Arifin (2011: 54) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab


(65)

persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel.

Penelitian ini memaparkan apa adanya tentang kegiatan penerapan pendekatan saintifik di SD Pujokusuman 1tanpa memberikan perlakuan pada subyek yang diteliti. Hasil penelitian ini bukan berupa angka melainkan deskripsi mendalam tentang penerapan pendekatan saintifik di SD Pujokusuman 1.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman 1 yang berjumlah 1 guru dan 29 orang siswa dari kelas IV C. Penetapan subyek dalam penelitian ini didasarkan pada alasan dimana guru dan siswa merupakan pelaksana utama penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran .

C. Sumber Data

Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik

snowball sampling. Sugiyono (2007: 125) menjelaskan snowball sampling

adalah adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran, maka sampel sumber datanya adalah guru dan siswa yang berkaitan langsung dengan proses tersebut.


(66)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV yang berjumlah 1 orang dan siswa kelas IV C yang berjumlah 29 orang. Sumber data tersebut diambil karena dianggap sebagai sumber data utama yang dapat memberikan informasi tentang penerapan pendekatan saintifik di SD Negeri Pujokusuman 1.

D. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama hampir dua minggu yaitu dari tanggal 1 Maret sampai 11 Maret 2015 di SD Negeri Pujokusuman1.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah SD Negeri Pujokusuman 1, Kecamatan Mergangsang, Kota Yogyakarta. Penetapan lokasi dalam penelitian ini dengan alasan SD Negeri Pujokusuman 1 adalah salah satu SD Negeri di kota Yogyakarta yang sudah menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tahap-tahap sebagai berikut:


(67)

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis (Sugiyono, 2007: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation.

Participant observation (observasi berperan serta) adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sedangkan non participant observation adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dan hanya sebagai pengamat independent. Jadi, dalam penelitian ini peneliti memakai observasi nonpartisipan untuk mengumpulkan data pada kegiatan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

2. Wawancara

Menurut Esterberg (Sugiyono, 2007: 317), wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.


(1)

170

Foto 3. Siswa menanyakan beberapa hal yang belum dipahami dari hasil

pengamatan (proses menanya)

Foto 4. siswa mencoba mengerjakakan soal yang ada pada buku siswa (proses

mengumpulkan informasi/ mencoba)


(2)

171

Foto 5. Siswa mengolah informasi dari hasil menghitung besar sudut segitiga

(proses menalar/ mengasosiasikan)

Foto 6. Siswa menyajikan dan memberikan kesimpulan atas hasil pekerjaan yang

telah dikerjakan (proses mengkomunikasikan)


(3)

172

Lampiran 11. Surat-surat Izin Penelitian dan Surat-surat Keterangan Selesai

Melaksanakan Penelitian


(4)

-KEMEN'I'I,IRIAN

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARI'A

FAKULTAS

ILMU

PBNDIDIKAN

Alarnat : Karangrnalang. Yogyakarta 5.528 I

'

I' elp (027 4') 586 I 68 Hunting, Fax (0274) 5406 I t : Dekan Telp (0274) 520094

Telp(0274)586168Psw \221.223.224.2q5144.345.366.368.369.40t.402.401.4t7) Certificate No. QSC 00687

No.

:

/0//

/uN34.11tPLt2ots Lamp.

: I

(satu) Bendel Proposal

Hal

: Permohonan izin Penelitian

Yth . Walikota Yogyakarta

Cq. Ka. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Jl.Kenari No.56 Yogyakarta Kode Pos 55165 Te$ (A274) 555241 Fax. (0274) ss524t

Yogyakarta Nama NIM Prodi/Jurusan AIamat Tujuan Lokasi Subyek Obyek Waktu Judul

l6

Februari 2015

Diberitahukan dengan hormat, bahwa untuk memenuhi sebagian persyaratan akadernik yang ditetapkan oleh Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, mahasiswa berikut ini diwajibkan melaksanakan penelitian:

Sehubungan dengan hal itu, perkenankanlah karni memintakan izin mahasiswa tersebut lrelaksanakan kegiatan

penelitian dengan ketentuan sebagai berikut:

MEGA SELVIRA PAUT

11108249024 PGSD/PGSD

Asranra Mahasiswa UNY

jl.

Bantul Yogyakarta

Memperoleh data penelitian tugas akhir skripsi

SD Pujokusuman

I

Kec.Margangsan Kota Madya yogyakar-ta

Gurur

Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IV SD

Februari- April 20 I 5

Penerapan Pendekatam Saintifik Pada Siswa Kelas IV SD pujokusurnan I

Kecamatan Mergangsang Kota Madya yogyakarta Tahurr 201 5

Atas perhatian dan kerjasama yang baik kami mengucapkan terima

aryanto, M.Pd. 198702

t9600902

Tembusan Yth:

l.Rektor ( sebagai laporan)

2.WakilDekan I FIP 3.Ketua Jurusan PGSD FIP

4.Kabag TU

5.Kasubbag Pendidikan FIP 6.Mahasiswa yang bersangkutan

Universitas Negeri Yogyakarta


(5)

PEMERI NTAHAN KOTA

YOGYAKARTA

Jr

Kenari

No

56 yosyakarta

r?lH:"[FIfiU1tB65,

s15865, 5.r5866, s62682 Fax (0274) 555241

E-MAl L : perizinan@ogjakota. go. id

HOTLINE SMS : 081227625000 HOT LtNE EMATL : [email protected]

WEBSITE : www. perizinan.joqiaKota. go. id

Membaca Surat

Mengingat

Diijinkan Kepada Nama

No. Mhs/ NIM

Pekerjaan Alamat

Lokasi/Responden Waktu

Lampiran

Dengan Ketentuan

Tanda Tangan Pemegang lzin

Tembusan Kepada :

Yth

l.Walikota Yogyakarta (sebagai taporan) 2.Ka. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 3.Kepala SD Pujokusuman 1 Yogyakarta

: MEGA SELVIRA PAUT

:

11108249024

: Mahasiswa Fak.

llmu Pendidikan - UNy

: Kampus Karangmalang, Yogyakarta

SURAT

IZIN

NOMOR

: 07010567

1078t34

Dari

Dekan Fak. llmu Pendidikan - UNY

Nomor

: 07/UN34.11PL12015

Tanggal

:

16 Februari2015

1.

Peraturan Gubernur Daerah istimewa Yogyakarta

Nomor:

18 Tahun 200g tentang

Pedoman Pelayanan Perizinan,

Rekomendasi Pelaksanaan

Survei,

Penelitian,

Pendataan, Pengembangan, Pengkajian

dan Studi

Lapangan

di

Daerah lstimewa Yogyakarta.

2.

Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan,

Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah;

3.

Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor

29

Tahun 2007 tentang

Pemberian lzin

Penelitian,

Praktek Kerja

Lapangan

dan

Kutiah

Kerja

Nyata

di

wilayah

Kota

Yogyakarta;

4.

Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 85 Tahun 2008 tentang Dinas Perizinan Kota Yogyakarta;

Fungsi, Rincian Tugas

5.

Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor '18

tahun 2011

tentang Penyelenggaraan

Perizinan pada Pemerintah Kota Yogyakarta;

Penanggungjawab

:

Bambang Saptono, M.Si.

Keperluan

:

Melakukan Penelitian dengan judul proposal : pENERAPAN

PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD

PUJOKUSUMAN 1 KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

Kota Yogyakarta

17 Februari 2015 sld 17 Mei 2015 Proposal dan Daftar Pertanyaan

1.

Wajib Memberikan Laporan hasil Penelitian berupa CD kepada Walikota Yogyakarta (Cq. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta)

?

Wajib Menjaga Tata tertib dan menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku setempat

3.

lzin ini tidak disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kesetabilan pemerintahan dan hanya diperlukan untuk keperluan ilmiah

4.

Surat izin ini sewaktu-waktu dapat dibatatkan apabita tidak dipenuhinya ketentuan-ketentuan tersebut diatas

Kemudian diharap para Pejabat Pemerintahan setempat dapat memberikan bantuan seperlunya


(6)

S

PEMERI

NTAH KOTA YOGYAKARTA

DINAS PENDIDIKAN

UPT

PENGELOLA

TAMAN

KANAK.KANAK

DAN

SEKOLAH

DASAR

WILAYAH

SELATAN

EKOLAH DASAR

NEGERI

PUJOKUSUMAN

1

J

r

Ko ro ne r s u s iono -

?;r:i?H:itilli;j$?1i,#i,i

t;H*'

Kode Pos

551 52

Nama

NIP

Pangkat Golongan

Jabatan

Instansi

SURAT

KETERANGAN

Nomor

:424 I

186

12015

Yang bertandatangan

di

bawah

ini

:

Agus Kusmantoro, S.Pd.

19590805

t97912

1 009 Pembina

IVa

Kepala Sekolah SD Pujokusuman 1 Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nama

: Mega Selvira Paut

NIM

:11108249024

Universitas

: Fakultas

Ilmu

Pendidikan LTNY

Nama tersebut

di

atas

telah

melakukan Penelitian

dengan

judul

Proposal

:

PENDEKATAN

SAINTIFIK

PADA

SISWA

KELAS

IV

SDN

Pujokusuman

MERGANGSAN

KOTA

YOGYAKARTA TAHUN

2015

*.

Dari

tanggal dengan tanggal 11

Maret 2015.

Demikian

surat

keterangan

ini

kami

sampaikan

untuk

dapat

dipergunakan sebagai

mana mestinya

,12Maret2015

, S.Pd.

66

PENERAPANI

l

KECAMATAN

I

Maret

sampai


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MEMBENTUK KECAKAPAN SOSIAL SISWA KELAS IV DI KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI.

2 20 29

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI WINONG, PENAWANGAN, GROBOGAN TA

0 2 10

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI WINONG, PENAWANGAN, GROBOGAN TA

0 1 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI WINONG, PENAWANGAN, GROBOGAN TAHUN 2014/2015.

0 2 6

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP SUMBER ENERGI GERAK DIKELAS IV: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Sumampir Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon.

0 0 26

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN MERGANGSAN.

2 6 163

PROBLEMATIKA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 DI KELAS IV SD PUJOKUSUMAN 1 KOTA YOGYAKARTA.

0 0 212

PENERAPAN DISIPLIN MELALUI BUDAYA SEKOLAH PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA.

0 1 279

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI CEPIT BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 187

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGARGORETNO 2 TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 66