110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Prestasi belajar mata pelajaran produktif mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi prakerin siswa kelas XI Program Keahlian
Teknik Bangunan SMKN 1 Kota Magelang tahun ajaran 20132014 yang dibuktikan dengan koefisien korelasi r
x1y
sebesar 0,387 yang artinya terdapat hubungan antara mata pelajaran produktif yang diajarkan di sekolah dengan
prestasi prakerin. Hal ini akan membuat pihak sekolah lebih menekankan siswa supaya lebih menguasai kompetensi keahlian yang diajarkan di sekolah
agar dapat mendukung dalam pelaksanaan prakerin.
2. Bimbingan di Industri mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan prestasi prakerin siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Bangunan SMKN 1
Kota Magelang tahun ajaran 20132014 yang dibuktikan dengan koefisien korelasi r
x2y
sebesar 0,248 yang artinya yang artinya terdapat hubungan antara bimbingan di industri dengan prestasi prakerin. Hal ini akan membuat
pihak sekolah dan DUDI lebih efektif dalam memberikan bimbingan dengan siswa yang sedang melaksanakan prakerin. Semakin besar bimbingan yang
diberikan maka akan semakin tinggi pula kompetensi yang dicapai siswa
ketika prakerin.
3. Prestasi belajar mata pelajaran produktif dan bimbingan di industri berhubungan secara positif dan signifikan dengan prestasi prakerin siswa
kelas XI Program Keahlian Teknik Bangunan SMKN 1 Kota Magelang tahun
111 ajaran 20132014 yang dibuktikan dengan koefisien korelasi R
hitung
sebesar 0,424 koefisien determinan AR
2
sebesar 0,163 yang artinya secara bersama- sama prestasi mata pelajaran produktif dan bimbingan di industri
berhubungan dengan prestasi prakerin. Variabel prestasi prakerin dapat dijelaskan oleh variabel prestasi mata pelajaran produktif dan bimbingan di
industri sebesar 16,3 dan sisanya 83,7 dijelaskan oleh variabel lain di luar
model.
4. Sarana prasarana yang dimiliki sekolah sudah sesuai dengan yang disyaratkan oleh Permendiknas Nomer 40 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana Prasarana SMK dengan nilai 85 pada interval kedua dengan rentang 75,51
– 89,99. Hal tersebut dibuktikan dengan sarana dan prasarana yang ada sudah lengkap sesuai kriteria yang ada walaupun kalau dibandingkan,
perkembangan sarana prasarana di industri jauh lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
B. Implikasi