16
...Traditionally, slow learners were designated as those pupils whose scores fell within the 75- or 80- to -90 IQ range on an intelligence test. ...
These children were generally thought of as a group whose learning ability was above the so-called “retarded” level but immadiately below
the “normal” range.
Dari penjelasan tersebut peneliti artikan bahwa secara tradisional slow learner yaitu siswa yang memiliki rentang nilai tes IQ antara 75 atau 80 hingga
90. Anak-anak ini biasanya dianggap sebagai kelompok anak yang memiliki kemampuan belajar di atas mereka yang disebut “retardasi” tetapi di bawah
rentang “normal”. Hal ini sependapat dengan Ny. S.A. Bratanata 1975: 51 yang menyatakan
bahwa slow learner berada di bawah rata-rata dalam kemampuan belajar, tetapi tidak dapat dipandang sebagai anak mampu didik. Pendapat tersebut diperkuat
dengan pendapat Mumpuniarti 2007: 15 menyebutkan bahwa jika slow learner di masukkan dalam sekolah khusus tunagrahita, akan menjadi anak terpandai.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, yang dimaksud peneliti tentang slow learner dalam penelitian ini yaitu siswa yang memiliki rentang IQ antara 70-
90, siswa ini lebih lamban dalam memahami sesuatu, tetapi tidak selamban mereka yang disebut ‘retardasi’ atau terbelakang mental, tetapi tidak secepat siswa
lain yang memiliki kecerdasan normal.
2. Karakteristik Slow Learner
Karakteristik slow learner menurut Slamet Anantaputro dan Usa Sutisna 1984: 51-52 sebagai berikut.
a. Keadaan fisik pada umumnya sama dengan anak-anak normal. Ahli
dapat membedakan antara slow learner dengan siswa lainnya setelah
17
melakukan observasi dan tes psikologi karena slow learner tidak tampak secara fisik.
b. Kemampuan berpikirnya agak rendah, sehingga slow learner lamban
dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi. c.
Ingatan mereka lemah dan tidak tahan lama atau mudah lupa. Untuk siswa dengan kecerdasan normal biasanya dapat mengingat pelajaran
kurang lebih 50 setelah membaca dua kali, maka slow learner kira- kira hanya mampu mengingat 25 saja.
d. Emosinya kurang terkendali, suka mementingkan diri sendiri. Slow
learner juga tidak mempunyai pendirian yang kuat sehingga mudah dipengaruhi orang lain atau lingkungannya.
e. Siswa SD yang terindikasi slow learner banyak mengalami kegagalan.
f. Dalam kehidupan rumah tangga, slow learner mampu bergaul dengan
baik. g.
Slow learner dapat dilatih beberapa keterampilan yang bersifat produktif. Slow learner mampu bertanggung jawab pada pekerjaan
mereka sendiri. Berdasar pendapat di atas, ciri-ciri slow learner secara fisik tidak nampak
berbeda dengan siswa lain, namun memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kemampuan berpikir dan emosinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Karen
Mackay 2001 yang menjelaskan tentang karakteristik slow learner, yaitu. 1.
Developmental: may have immature language patterns or speech probelms
2. Social: poor judgement, immature social behaviour, prefers
company of younger children
18
3. Personal: frustation, agression, anxiety
4. Academic: may show proficiency with particular tasks rather than a
subject areas, poor memory, difficulties understanding several steps in a task
5. Learning: needs to have new information linked to old, difficulties
transferring information learned in one situation to other situations.
Karakteristik slow learner menurut Karen Mackay 2001, yaitu: 1.
perkembangan: kemungkinan memiliki pola bahasa yang belum matang atau masalah dalam kemampuan berbicara.
2. sosial: penilaian yang rendah, tingkah laku sosial yang belum matang,
lebih menyukai bersama kelompok anak-anak yang lebih muda 3.
pribadi: frustasi, perilaku merusak, gelisah 4.
akademik: dapat menunjukkan kecakapannya dengan tugas-tugas tertentu daripada suatu bidang pelajaran, ingatan yang lemah, kesulitan
memahami beberapa langkah tugas 5.
belajar: membutuhkan informasi baru yang telah dihubungkan dengan informasi lama, kesulitan mentransfer informasi yang dipelajari dari
satu situasi ke situasi-situasi lainnya. Karakteristik slow learner menurut Karen Mackay 2011 di atas
menekankan banyak aspek yang belum matang pada diri slow learner. Selain itu, secara akademik dan dalam hal belajar, slow learner membutuhkan perhatian
khusus dari guru. Senada dengan hal tersebut, Nani Triani dan Amir 2013: 10- 12 menyebutkan karakteristik slow learner sebagai berikut, dalam hal:
a. Intelegensi
Siswa lamban belajar slow learner memiliki IQ pada kisaran 70-90 dalam skala WISC. Siswa ini biasanya mengalami masalah dalam hampir