64
dan 1 almari di belakang meja guru. Ruang kelas tertata rapi, terdapat sebuah jam dinding, 1 poster alat musik, 1 poster tata cara sholat, 1 poster baju adat, 1 poster
angka 1 - 20.
2. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru kelas III yang juga merupakan wali kelas III SD Negeri Widoro tahun ajaran 2014 2015 dengan
nama inisial HD. Subyek penelitian berjenis kelamin perempuan, beragama Islam, lahir 26 Desember 1990, dan berusia 24 tahun saat penelitian dilaksanakan.
Subyek penelitian memiliki kualifikasi akademik S1 jurusan PGSD lulus tahun 2013 dari Universitas PGRI Yogyakarta. Beliau mengajar di SD Negeri
Widoromulai bulan Agustus tahun 2014. Mata pelajaran yang diampu beliau di kelas III adalah semua mata pelajaran kecuali bahasa Inggris, penjasorkes, dan
pendidikan agama.
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Akomodasi Pembelajaran Guru untuk
Slow Learner
Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu Bulan Maret-April 2015 di SD Negeri Widoro. Penelitian dilakukan melalui wawancara dengan subyek
penelitian dan beberapa informan dan observasi di dalam kelas III SD Negeri Widoro.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap subyek penelitian HD, kepala sekolah S, slow learner ZPA, teman slow learner ESB dan
FMM, diperoleh gambaran tentang akomodasi pembelajaran pada slow learner di kelas reguler. Penyajian data hasil penelitian akan peneliti tampilkan berikut
65
ini, yang terbagi dalam 4 fokus hasil penelitian, yaitu: a akomodasi dalam lingkungan belajar, b akomodasi dalam tuntutan waktu dan penjadwalan, c
akomodasi dalam materi, dan d akomodasi dalam tugas dan penilaian.
a Akomodasi dalam lingkungan belajar
Penyajian data hasil penelitian tentang akomodasi dalam lingkungan belajar adalah sebagai berikut.
1 Mengubah Pengaturan Tempat Duduk
Mengubah rotasi tempat duduk merupakan salah satu bentuk akomodasi pembelajaran yang dapat dilakukan guru di kelas. Guru kelas III bernama HD
melakukan rotasi pada saat: a Keramaian Siswa
Hal yang dimaksud adalah jika siswa membuat keramaian atau kegaduhan di kelas, HD melakukan rotasi. Hal ini tampak pada observasi
tanggal 13, 17, dan 19 Maret. Selain itu, sejalan juga dengan hasil wawancara dengan HD pada 30 Maret 2015 yang mengatakan bahwa HD
melakukan rotasi jika siswa ramai, maka HD melakukan rotasi dengan menempatkan siswa ramai tersebut di baris paling depan. Senada dengan
wawancara dengan ZPA tanggal 14 Maret 2015, FMM tanggal 1 April 2015, dan ESB tanggal 13 Maret 2015.
b Tingkat Pemahaman Siswa Hal yang dimaksud adalah HD melakukan rotasi berdasarkan tingkat
kemampuan siswa memahami materi yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan
66
wawancara dengan HD tanggal 30 Maret 2015 dan S tanggal 18 Maret 2015.
Berdasarkan observasi dan wawancara kelima sumber, diketahui bahwa guru telah melakukan rotasi tempat duduk. Rotasi yang dilakukan oleh guru yaitu
berdasar tingkat keramaian siswa. Siswa yang membuat ramai atau gaduh di kelas, di tempatkan di urutan depan dan berdasar tingkat pemahaman siswa. Siswa
yang cepat paham, ditempatkan di baris belakang, dan siswa yang lambat memahami ditempatkan di baris depan. Secara singkat, rotasi yang dilakukan guru
dilakukan secara insidental. 2
Menempatkan Slow Learner Selalu di Baris Depan Untuk slow learner, walaupun rotasi dilakukan, sudah keharusan jika slow
learner ini ditempatkan di baris depan. Selama observasi, HD melakukan rotasi sebanyak tiga kali. Meski pun rotasi tempat duduk dilakukan, ZPA tetap
menempati baris paling depan. Hasil wawancara dengan HD tanggal 30 Maret 2015, HD mengatakan
sering menempatkan ZPA di baris depan, meski pun tidak selalu. HD menempatkan ZPA di baris belakang hanya jika materi yang disampaikan
merupakan materi di papan tulis. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ESB tanggal 1 April 2015 yang mengatakan ZPA tidak selalu duduk di depan
karena mata ZPA tidak mengalami gangguan penglihatan. Hal tersebut sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan ZPA tanggal 14
Maret 2015 dan ESB tanggal 13 Maret 2015, bahwa ZPA selalu duduk di baris