17
2.2.2 Kondisi Eksisting
Gambar 2.4 Fungsi Bangunan Eksisting Sumber : RUTRK Medan timur
Gambar 2.5 Bangunan eksisting Sumber : Pengolahan data primer
Universitas Sumatera Utara
18 Fungsi bangunan yang ada pada eksisting sekarang didominasi oleh
bangunan perumahan deret dan pergudangan, area komersil hanya terletak di depan jalan primer.
Ketinggian bangunan yang ada pada eksisting memiliki ketinggian rata- rata 1 lantai pada area perumahan, dan bangunan 2 lantai untuk area pergudangan,
2-3 lantai untuk area komersil. 2.3 Tinjauan Umum Proyek
Tujuan dari proyek besar metropolitan Mebidang-Ro Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo,
dan Masyarakat
Ekonomi ASEAN
MEA adalah
mengembangkan Metropolitan sebagai bagian pencapaian tujuan pembangunan Nasional, sehingga sangat mempengaruhi pembangunan di Sumatera Utara. Untuk
mewujudkan pembangunan Nasional tersebut, Kota Medan sangat membutuhkan wadah yang diperlukan untuk perkembangan remaja yang ada di Kota Medan,
maka perlu adanya suatu identitas yang dapat menjadikan Kota Medan sebagai kota yang berkarakter melalui pertumbuhan pemuda dan pemudi yang tumbuh di
Kota Medan, Salah satunya adalah dalam perencanaan pembangunan Youth Center di di pusat kota, dan diharapkan bangunan ini dapat mengurangi angka
Gambar 2.6 Ketinggian bangunan eksisting Sumber : RUTRK Medan timur
Universitas Sumatera Utara
19 kenakalan remaja yang ada di Kota Medan, sehingga para pendatang yang ingin
berkunjung ke Kota Medan merasa aman, dan hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan remajanya yang baik
Youth Center ini merupakan suatu wadah yang dapat menampung aspirasi dan daya kreatifitas remaja yang di salurkan ke hal positif, sehingga dengan
adanya bangunan ini, para pemuda dan pemudi dapat saling berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain.
2.3.1 Perkembangan Kota
Wilayah pulo brayan Medan merupakan kawasan yang berada di kecamatan Medan Barat dengan intensitas bangunan yang didominasi oleh bangunan
komersil. Istilah Metropolitan Mebidangro Medan-Binjai-Deli Serdang dan Karo mulai diperkenalkan pada tahun 2008 setelah perubahan batas terkait
masuknya sebagian Kabupaten Karo. Sebelumnya hanya meliputi Medan-Binjai- Deli Serdang Metropolitan Mebidang. Kota Medan sudah tidak lagi mencukupi
kebutuhan penduduknya sehingga mulai terjadi interaksi komuting yang semakin meningkat sejak tahun 1980-an. Sejak itu pembangunan Kota Medan selalu
didasarkan pada pertimbangan pembangunan dalam sistem perkotaan Metropolitan terkait wilayah sekitar Kota Medan yaitu Binjai dan Deli Serdang.
Proyek Mebidangro berdampak besar pada pembangunan Kota Medan, terutama pada pembangunan yang berada di kawasan menuju bandara, stasiun
serta pelabuhan, dan akan lebih berpengaruh terhadap bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kota Medan. Di dasarkan pada tujuan dari pembangunan
nasional, pengembangan Metropolitan Mebidangro di tunjukan untuk:
1
1. Mewujudkan kawasan Mebidangro sebagai kawasan metropolitan yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan 2.
Mewujudkan kawasan Mebidangro sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera yang berdaya sain Internasional.
1
Buku Mebidangro
Universitas Sumatera Utara
20 3.
Mewujudkan kawasan Metropolitan yang memiliki lingkungan perkotaan yang berkualitas dan menjaga keseimbangan tata air DAS
4. Mewujudkan kawasan Metropolitan Mebidangro yang mendukung fungsi
pertahanan dan keamanan nasional Sehingga dengan adanya proyek ini, Kota Medan dapat memberikan
kontribusi yang baik bagi perekonomian Indonesia, sementara Perkembangan kota yang terjadi pada kawasan ini sebelum Proyek Mebidangro ini terealisasikan
adalah, mulai dari perkembangan pada bidang ekonomi, akademi, transportasi, komersil, perkantoran, perumahan, dan lain sebagainya.
2.3.2 Kebijakan Pembangunan