commit to user
IV-26 Least Significant Range
P 2
3 Range
0,00283 0,00322
e. Menghitung beda
selisih antar-level
secara berpasangan
dan membandingkannya dengan nilai LSR. Jika nilai selisih LSR menyatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata interaksi tersebut. Proses perhitungan beda antar level adalah:
Jumlah Perekat c
1
c
2
c
3
Rata-rata 0,012
0,014 0,017
¡ c
1
versus c
3
0,00531 0,00322 ¡ c
1
versus c
2
0,00200 0,00283 ¡ c
2
versus c
3
0,00331 0,00283 Hasil uji SNK di atas menunjukkan bahwa ada dua kelompok data yang
berbeda dari hasil uji SNK tersebut, yaitu : c
1
c
2
c
3
Level c
1
jumlah perekat 6 sama dengan Level c
2
jumlah perekat 9 sehingga berada dalam satu kelompok. Sedangkan level c
3
jumlah perekat 12, berada pada kelompok yang lain.
4.3 PEMILIHAN SPESIMEN BERDASARKAN NILAI KEKUATAN
IMPAK
Pemilihan spesimen didasarkan pada nilai kekuatan impak yang tertinggi, maka spesimen yang terpilih ialah spesimen dengan perlakuan a
1
b
1
c
3
atau spesimen dengan jenis kertas HVS, komposisi sekam 10 dan jumlah perekat
12 .Spesimen yang terbuat dari kertas HVS, komposisi sekam 10 dan jumlah perekat 12 inilah yang kemudian akan diuji kemampuan serap bunyinya.
4.4 PENGUJIAN SERAP BUNYI
Pengujian serap bunyi dilakukan untuk mengetahui nilai serap bunyi dari spesimen yang memiliki kekuatan impak tertinggi. Dari pengujian serap bunyi
yang telah dilakukan didapatkan nilai serap bunyi yang terdapat pada tabel 4.20
commit to user
IV-27 Tabel 4.20.
Nilai serap bunyi
Frekuensi Hz
Koefisien serap bunyi
α
125 250
0,08 500
0,012 1000
0,234 2000
0,69
commit to user
V-1
BAB V ANALISIS HASIL
Pada bab ini membahas tentang analisis dari hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Pembahasan diawali dengan
analisis proses pembuatan spesimen komposit, analisis hasil pengujian impak, serta analisis hasil uji serap bunyi. Analisis hasil tersebut diuraikan dalam sub
bab, dibawah ini.
5.1 ANALISIS SPESIMEN KOMPOSIT KERTAS-SEKAM
5.1.1 Analisis Bahan Komposit Kertas-Sekam
Hasil penelitian menunjukkan hasil data yang baik dengan dipenuhinya syarat kenormalan kehomogenitasan dan independensi data. Meskipun ketiga
syarat data tersebut terpenuhi, tetap terdapat variansi data dalam tiap perlakuan perbedaan nilai kekuatan impak tiap spesimen walaupun berada dalam perlakuan
yang sama. Hal tersebut bisa diakibatkan dari bahan penyusun komposit.
a. Kertas
Limbah kertas yang dipakai pada penelitian ini ialah kertas HVS dan kertas Koran. Kertas HVS berasal dari limbah tempat fotokopi, juga berasal dari limbah
rumah tangga yang merupakan kertas HVS yang tidak digunakan, biasanya kertas HVS bekas tersebut masih dalam kondisi baik dan terdapat tinta di dalamnya baik
tinta dari printer maupun tinta pulpen. Limbah kertas koran didapat dari limbah rumah tangga, pada penelitian ini kertas koran berasal dari berbagai macam jenis
merk. Kertas HVS dan kertas Koran walaupun merupakan limbah yang telah dibuang akan tetapi tetap dipilih kertas yang masih dalam keadaan bagus, kering,
tidak kotor dan tidak bercampur dengan minyak. Variansi kekuatan impak komposit yang mungkin disebabkan oleh kertas
bekas ialah spesifikasi yang tidak tentu sama karena berasal dari berbagai jenis produsen kertas. Spesifikasi yang berbeda tersebut adalah densitas kertas
grammatur, kandungan utama kertas yaitu selulosa, daya serap air kemampuan kertas untuk menyerap cairan dan zat tambahan dalam kertas tinta, zat pelapis
permukaan. Grammatur tentunya mempengaruhi kekuatan komposit, padahal grammatur jenis kertas yang sama bisa berbeda-beda misalkan kertas HVS sama-