Uji Pembanding Ganda TINJAUAN PUSTAKA

commit to user II-27 Tabel ANOVA untuk eksperimen faktorial dengan tiga faktor a, b, dan c, dengan nilai-nilai perhitungan dalam bentuk diatas adalah sebagaimana tabel 2.6. Pada kolom terakhir tabel 2.5, untuk menghitung harga F yang digunakan sebagai alat pengujian statistik, maka perlu diketahui model mana yang diambil. Model yang dimaksud ditentukan oleh sifat tiap faktor, apakah tetap atau acak. Model tetap menunjukkan di dalam eksperimen terdapat hanya m buah perlakuan, sedangkan model acak menunjukkan bahwa dilakukan pengambilan m buah perlakuan secara acak dari populasi yang ada. Tabel 2.6. ANOVA eksperimen faktorial 3 faktor desain acak sempurna Sumber Variansi Derajat Bebas df Jumlah Kuadrat SS Kuadrat Tengah MS F Faktor A Faktor B Faktor C Interaksi AxB Interaksi AxC Interaksi BxC Interaksi AxBxC Error a –1 b – 1 c –1 a – 1b – 1 a – 1c – 1 b – 1c – 1 a–1b–1c–1 abcn - 1 SS A SS B SS C SS AxB SS AXC SS BXC SS AXBXC SS E SS A df A SS B df B SS C df C SS AxB df AxB SS AxC df AxC SS BxC df BxC SS AXBXC df AxBxC SS E df E MS A MS E MS B MS E MS C MS E MS AxB MS E MS AxC MS E MS BxC MS E MS AxBxC MS E Total abcn-1 SS Total Sumber : Hicks, 1993

c. Uji Pembanding Ganda

Uji Pembanding Ganda dilakukan apabila ada hipotesis nol H yang ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan antar level faktor, blok, atau interaksi faktor-faktor. Uji Pembanding Ganda bertujuan untuk menjawab manakah dari rata-rata taraf perlakuan yang berbeda. Alat uji yang biasa digunakan adalah contras orthogonal, uji rentang Student Newman-Keuls, uji Dunnett dan uji Scheffe. Apabila ingin menggunakan uji contras orthogonal, maka pemakaian alat uji ini sudah harus ditentukan sejak awal sebelum eksperimen dilakukan, termasuk model commit to user II-28 perbandingan rata-rata perlakuan. Adapun tiga alat uji lainnya dapat digunakan apabila perlu setelah hasil pengolahan data menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antar perlakuan. Uji Student Newman-Keuls SNK lebih tepat digunakan dibandingkan uji dunnett ataupun scheffe, untuk melihat pada level mana terdapat perbedaan dari suatu faktor yang dinyatakan berpengaruh signifikan oleh uji ANOVA. Pemilihan uji dunnett atau scheffe tidak tepat untuk melihat pada level mana terdapat perbedaan terhadap suatu faktor, karena uji dunnett hanya digunakan untuk membandingkan suatu kontrol dengan perlakuan lainnya, sedangkan uji scheffe lebih ditujukan untuk membandingkan antara dua kelompok perlakuan bukan level tunggal. 1 Metode Orthogonal Contrast Ditetapkan sebelum eksperimen. Syarat : 1 Jumlah contrast tidak melebihi df treatment. 2 Jika ukuran sampel dari setiap level yang dibandingkan sama, yang akan dibandingkan adalah T. j . misal level 1 dibandingkan dengan level 2, contrastnya : T. 1 – T. 2 3 Jika gabungan dua level dibandingkan dengan satu level, maka bobot yang satu level harus digandakan syarat : jml replikasi sama ex : T. 1 +T. 2 – 2T. 3 4 Jumlah koefisien setiap contrast harus = 0 u kasus replikasi sama. 5 Orthogonal contrast : himpunan contrast dimana masing-masing contrast adalah independent. Setiap contrast bukan proyeksi dari contrast yang lain komponen yang dibandingkan dalam satu contrast hanya boleh muncul satu kali. 2 Scheffe’s Test Bisa menguji mean yang merupakan kombinasi dari beberapa level tanpa harus berpasangan. Tidak harus orthogonal dan bersifat lebih general. Hicks, 1993 Langkah-langkah : commit to user II-29 1 Tentukan contrast, hitung nilainya. 2 Tentukan alpha, hitung statistik F dari tabel. 3 Hitung A menggunakan F dari langkah 2. Dengan rumus : ................................... 2.21 4 Hitung error standar : ................................... 2.22 Keterangan : S cm = error standar, n j = jumlah observasireplikasi pd level j, c jm = koefisien contrast ke-m untuk level j besarnya 0 atau 1. 5 Jika nilai mutlak contrast Cm AxS cm , maka contrast dikatakan signifikan. Artinya tolak Ho bila Ho = nilai contrast antar mean adalah nol. 3 Student Newman-Keuls SNK Prosedur uji Student Newman-Keuls SNK Hicks, 1993 terhadap suatu level yang pengaruhnya dinyatakan cukup signifikan adalah sebagai berikut : 1 Susun rata-rata tiap level yang diuji dari kecil ke besar. 2 Ambil nilai mean square error dan df error dari tabel ANOVA. 3 Hitung nilai error standar untuk mean level dengan rumus berikut : k S e rro r .j Y MS = .................................... 2.23 Keterangan : k = jumlah level 4 Tetapkan nilai a dan ambil nilai-nilai significant ranges dari Tabel Stundentized range dengan n 2 = df error dan p = 2, 3, … ,k sehingga diperoleh significant range SR. 5 Kalikan tiap nilai significant range SR yang diperoleh dengan error standar sehingga diperoleh least significant range LSR. LSR = SR x .j Y S .................................... 2.24 6 Hitung beda selisih mean antar dua level akan terbentuk k K 2 = kk – 12 pasang, dimulai dari mean terbesar dengan sampai dengan mean å = jm j j error cm c n MS S 2 F k A 1 - = commit to user II-30 terkecil. Bandingkan kembali beda second largest dan next smallest dengan LSR untuk p = k – 1, demikian seterusnya sampai diperoleh k K 2 perbandingan.

2.2. KAJIAN PUSTAKA