KAJIAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

commit to user II-30 terkecil. Bandingkan kembali beda second largest dan next smallest dengan LSR untuk p = k – 1, demikian seterusnya sampai diperoleh k K 2 perbandingan.

2.2. KAJIAN PUSTAKA

Grigoriu 2003 melakukan penelitian tentang papan panel yang terbuat dari tiga buah jenis kertas berupa kertas koran, kertas kantor dan kertas majalah . Penelitian ini juga memakai resin polymeric methyl diisocyanate PMDI yang dibagi menjadi 3 level yaitu 5, 8 dan 10. Hasil terbaik penelitian ini ialah papan panel dari kertas koran dengan campuran resin 10 dan yang terburuk ialah papan panel dari kertas majalah dengan campuran resin 5. Yang dkk 2004, melakukan penelitian tentang komposit polypropylene- serbuk sekam padi dengan fraksi berat serat 10, 20, 30 dan 40, temperatur pengujian -30 C, 0 C, 20 C, 50 C, 80 C dan 110 C dan kecepatan pengadukan 2 mmmin, 10 mmmin, 100 mmmin, 500 mmmin dan 1500 mmmin. Hasil penelitian ini adalah kekuatan tarik dan impak komposit menurun seiring dengan pertambahan serbuk sekam padi, menjadi rapuh saat diaduk dengan kecepatan tinggi dan menunjukkan deformasi plastic seiring peningkatan temperature pengujian. Ganguly 2009 melakukan penelitian tentang komposit dari batang rumput alang-alang dengan menggunakan perekat berupa PVAc dengan variasi jumlah PVAc 6, 9, dan 12 . Penelitian ini juga mempertimbangkan kandungan minyak dalam rumput alang-alang dengan variasi 1, 0,7 dan 0,54. Hasil penelitian ini adalah dengan hasil seiring pertambahan perekat PVAc kekuatan lentur dan kekuatan tarik komposit juga ikut meningkat, sedangkan semakin banyak kandungan minyak pada rumput alang- alang kekuatan lentur dan kekuatan tarik komposit turun. Prianto 2004 melakukan penelitian tentang komposit yang terdiri dari serbuk sekam padi dengan menggunakan perekat berupa resin unsaturated polyester Yukalac 157 BQTN-EX. Komposisi serbuk sekam ialah 0, 5, 15, 25 dan 30 dari berat komposit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring commit to user II-31 bertambahnya fraksi berat sekam maka kekuatan tarik, kekuatan bending dan kekuatan impak komposit menurun. Material komposit dalam bentuk komposit panel telah banyak digunakan untuk berbagai aplikasi struktural maupun non struktural, seperti untuk furniture dan struktur pendukung pada gedung Youngquist, 1997. Serat alam sebagai filler komposit polimer mulai banyak digunakan sebagai pengganti filler sintetik dalam kehidupan sehari-hari,mengingat serat alam ini memiliki banyak kelebihan dibanding serat buatan. Kelebihan utama penggunaan serat alam sebagai filler pada plastik yaitu densitasnya rendah, non abrasif, mudah didaur ulang, mampu hancur sendiri di alam biodegradable, mampu sebagai bahan pengisi dengan level tinggi sehingga menghasilkan sifat kekakuan yang tinggi, tidak mudah patah, jenis dan variasinya banyak, hemat energi, dan murah Rowell, 1997. Muehl dkk 2004 menyimpulkan bahwa panel komposit yang terbuat dari sampah kertas memiliki sifat mekanik yang rendah ketika dipadukan dengan phenollic resin 5 dan 10 polyprophylene dibandingkan dengan panel komposit dari serat kenaf. Meskipun demikian, panel komposit dari sampah kertas lebih tahan terhadap kelembaban daripada panel komposit dari kenaf. Menurut Strak dkk 1997, serbuk kayu memiliki kelebihan sebagai filler bila dibanding dengan filler mineral seperti mika, kasium karbonat dan mika, yaitu: temperatur proses lebih rendah kurang dari 400 F dengan demikian mengurangi biaya energi, dapat terdegradasi secara alami, berat jenisnya jauh lebih rendah, gaya gesek rendah sehingga tidak merusak peralatan pada proses pembuatan serta berasal dari sumber yang dapat diperbaharui. Sekam padi mempunyai banyak keunggulan dibanding serat alam lainnya, seperti kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak mudah berjamur, tidak berbau, tidak menimbulkan emisi dan tidak berkarat seperti logam Oliver, 2002. Lee, dkk 2003, menyatakan bahwa komposit yang dibuat dari serbuk sekam padi memiliki kekuatan yang lebih rendah bila dibandingkan dari serbuk kayu, dan dengan penambahan fraksi berat serbuk sekam dalam komposit 5 dan 10 tidak menghasilkan perubahan yang signifikan pada kekuatan commit to user II-32 impaknya. Bentuk dan ukuran filler juga berpengaruh besar terhadap komposit yang dihasilkan. Filler dengan bentuk yang tidak beraturan irregular, kekuatan kompositnya menurun disebabkan oleh ketidakmarnpuan filler mendukung tegangan yang disalurkan dari matrik polimer Ismail, dkk, 2002. Berikut adalah tabel rekapitulasi riset yang sedang berjalan terhitung mulai bulan Februari 2010 hingga September 2010 mengenai penggunaan limbah kertas sebagai bahan komposit. Tabel 2.7. Riset yang sedang dilakukan No. Nama Peneliti Jurusan Judul Bahan Faktor Hasil 1 Maryani Teknik Industri UNS Pengaruh Faktor JenisKertas, Perekat dan Kerapatan Terhadap Kekuatan Impak Komposit Panel Serap Bising Berbahan Dasar Limbah Kertas Serat:limbah kertas; Matriks:lem kanji, PVAc Jenis kertas HVS dan koran Jenis perekat tanpa, lem kanji, PVAc Kerapatan 2:1, 3:1, 4:1 Faktor jenis perekat dan kerapatan serta interaksi factor jenis perekat dan kerapatan berpengaruh terhadap nilai impak; nilai impak terbesar diperoleh dari komposit berbahan dasar kertas HVS, lem kanji dengan rasio kerapatan 4:1. 2 Asmaa Askarotillah Teknik Industri UNS Pengaruh Komposit Core Berbasis Limbah Kertas, dengan Pencampur Sekam Padi dan Serabut Kelapa Terhadap Kekuatan Bending Panel Serap Bising. Serat:kertas HVS, sekam, serabut kelapa; Matriks:lem kanji, PVAc Persen HVS 80,85, 90` Campuran bahansekam, serabut kelapa Jenis perekat tanpa, lem kanji, PVAc Faktor yang berpengaruh terhadap nilai bending adalah persentase HVS, jenis perekat, interaksi persentase HVS dan campuran bahan, interaksi campuran bahan dan jenis perekat; semakin rendah persen HVS, nilai bending semakin meningkat. 3 Natalia Maharani Teknik Industri UNS pengaruh faktor jenis kertas, kerapatan dan persentase perekat terhadap kekuatan bending komposit panel serap bunyi berbahan dasar limbah kertas dan serabut kelapa limbah kertas, serabut kelapa, lem PVAc Jenis kertas :HVS, koran Kerapatan: 3:1, 4:1, 5:1 Persen perekat :2.5, 5, 7.5 kenaikan persen perekat maupun kenaikan kerapatan meningkatkan kekuatan bending. penggunaan kertas HVS menghasilkan kekuatan bending lebih besar dibanding koran. kekuatan bending tertinggi pada : kertas HVS, kerapatan 5:1, perekat 7.5 4 Muhamad Rafi Teknik Mesin UNS Pengaruh Kandungan Kanji Terhadap Kekuatan Bending dan KetangguhanImpak Bahan Komposit Kertas Koran Bekas. Serat:kertas koran; Matriks:lem kanji. Persen perekat 5, 10, 15, 20 Kekuatan bending dan ketangguhan impak meningkat seiring dengan penambahan lem kanji; Nilai kekuatanbending tertinggi sebesar 6,25 Mpa; Nilai kekuatan impak tertinggi sebesar 0,01455 Jmm2. 5 Danang Suto Hapsoro Teknik Mesin UNS Pengaruh Kandungan Lem Kanji Terhadap Sifat Tarik dan Densitas Komposit Koran Bekas. Serat:kertas koran; Matriks:lem kanji. Persen perekat 0, 5, 10, 15, 20 Kekuatan tarik, regangan tarik dan densitas komposit meningkat seiring dengan penambahan lem kanji, namun nilai modulus tarik menurun. commit to user III-1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menggambarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah adalah seperti dalam gambar 3.1. commit to user III-2 Gambar 3.1. Metode penelitian commit to user III-3

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN