5, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terdapat adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.
Uji heteroskedastisitas dapat juga dilihat melalui gambar scatterplot. Gambar scatterplot dapat menunjukkan indikasi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas. Suatu model regresi
jika dianalisis dengan pendekatan grafik, tidak terkena heteroskedastisitas apabila pada grafik scatterplot terlihat titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu
Syafrizal, 2008: 68.
Sumber: Pengolahan Data Primer kuesioner dengan SPSS 18.00, 2013
Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable Kinerja Kerja
Gambar 4.3 menyatakan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, adanya titik- titik yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi ini.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
49
Universitas Sumatera Utara
independen. Suatu variabel tidak terkena multikolinearitas, jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih besar dari 5 VIF 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 Tolerance
0,1 Situmorang, 2008:104. Uji multikolinearitas pada penelitian skripsi ini dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Instrumen Multikoliniearitas
Sumber: Pengolahan Data Primer kuesioner dengan SPSS 18.00, 2013
Tabel 4.11 menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor VIF pada Program keselamatan kerja dan Program kesehatan kerja
masing-masing menunjukkan nilai kurang dari lima VIF 5. Nilai Variance Inflation Factor VIF pada variabel Program keselamatan kerja dan Program kesehatan kerja sebesar 1,000.
Nilai Variance Inflation Factor VIF yang lebih kecil dari 5 lima menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model penelitian skripsi ini. Nilai Tolerance pada variabel
Program keselamatan kerja dan Program kesehatan kerja sebesar 1,000. Nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda, yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent, antara pengaruh Program keselamatan kerja dan Program kesehatan kerja terhadap Kinerja Karyawan. Hasil analisis regresi linear berganda ini
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
9,690 1,985
4,881 ,000
P_Kslamat_K ,113
,068 ,149
1,659 ,103
1,000 1,000
P_Ksehat_K ,506
,063 ,718
8,001 ,000
1,000 1,000
a. Dependent Variable: Kinerja_K
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Hasil Analisis Instrumen Regresi Linear Berganda
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables
Entered Variables
Removed Method
1 P_Ksehat_K,
P_Kslamat_K
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja_K
Sumber: Pengolahan Data Primer kuesioner dengan SPSS 18.00, 2013
Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang dimasukkan entered adalah Program keselamatan dan Program kesehatan kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Inalum,
Kuala Tanjung sehingga diperoleh persamaan: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana:
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta
b
1,dan 2
= Koefisien regresi X
1
= Program keselamatan kerja X
2
= Program kesehatan kerja e
= standar error
5. Pengujian Hipotesis a.
Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji Signifikansi Simultan atau serempak dilakukan untuk menguji variabel independent mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau serentak terhadap variabel dependent.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1, m
encari nilai tabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan α dan menentukan derajat kebebasan, menentukan kriteria pengambilan keputusan, mencari
51
Universitas Sumatera Utara
nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18.00, dan kesimpulan. Hasil pengujian adalah:
1 Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini yaitu: Ho : b1 = b2 = 0
Artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen yaitu Program keselamatan kerja X1, dan Program
kesehatan kerja X2 terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan Y Ha : b1
≠ b2 ≠ 0 Artinya, secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel-variabel independen yaitu Program keselamatan kerja X1, dan Program kesehatan kerja X2 terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan Y
F tabel dapat dilihat pada α = 5 Dengan derajat pembilang = k – 1 = 2 – 1 = 1
Dengan derajat penyebut = n – k = 60 – 1 = 59 maka F tabel 0,05 1,59 = 4,00
1 Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima Ha ditolak jika F hitung
≤ F tabel pada α = 5 Ho ditolak Ha diterima jika F hitung
≥ F tabel pada α = 5 2 Hasil uji F hitung dapat dilihat pada Tabel 4.13.
52
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Hasil Analisis Instrumen Uji F Uji Serempak
ANOVA
Model
b
Sum of Squares Mean Square
F Sig.
1 Regression
47,057 2
23,529 33,632
,000
a
Residual 39,876
57 ,700
Total 86,933
59 a. Predictors: Constant, P_Ksehat_K, P_Kslamat_K
b. Dependent Variable: Kinerja_K
Sumber: Pengolahan Data Primer kuesioner dengan SPSS 18.00, 2013
Tabel 4.13 menyatakan bahwa nilai F
hitung
sebesar 33,632 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 sedangkan F
tabel
sebesar 4,00 dengan taraf signifikansi 0,05 5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai F
hitung
F
tabel
, yaitu 33,632 4,00, sedangkan tingkat signifikansi dengan nilai sebesar 0,000 0,05. Hasil penelitian pada Uji Sigmultan Uji F menyatakan
bahwa H
0,
b. Uji Koefisien Determinasi R