41
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang dkk., 2008 : 63.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear yang sempurna atau sangat kuat diantara varabel-variabel bebas
dalam regresi. Menurut Situmorang dkk., 2008 : 104 untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi
variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut :
1. VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolineritas 2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolineritas
3. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolineritas 4. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolineritas
3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Teknik analisis berganda
digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini memiliki tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Model regresi yang digunakan adalah :
Y = α + β
1
X
1 +
β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ e
Keterangan : Y
= Keputusan Pembelian α
= Konstanta β
1
β
2
β
3
= Koefisien Regresi
Universitas Sumatera Utara
42
X
1
= Gaya Hidup X
2
= Harga X
3
= Kelompok Referensi e
= Standard error 3.6.5 Uji Hipotesis
1. Uji Parsial Uji t Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan rumusan hipotesis berikut : H
: b1, b2, b3 = 0, artinya variabel bebas X1, X2, X3 secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y,
H
a
: b1, b2, b3 ≠ 0, artinya variabel bebas X1, X2, X3 secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan
tingkat signifikansi 0,05: H
o
diterima jika t hitung t tabel H
a
diterima jika t hitung t tabel 2. Uji Simultan Uji F
Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian secara serentak.
Dengan rumusan hipotesis, jika H
o
: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X1, X2, X3 terhadap
variabel terikat Y. Jika H
a
: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas X1, X2, X3 terhadap variabel
terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan tingkat signifikansi 0,05: H
o
diterima jika F hitung F tabel
Universitas Sumatera Utara
43
H
a
diterima jika F hitung F tabel 3. Uji Determinasi R
2
Yaitu mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. 0 R
2
1, jika R
2
semakin besar mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1, X2, X3 besar terhadap variabel
terikat Y. Sebaliknya, jika R
2
semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1, X2, X3 kecil terhadap variabel
terikat Y.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
Cinema 21 adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota
besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama,
dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX. CINEMA 21 memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1986, hingga Juni 2015,
Cinema 21 Group memiliki total 780 layar yang tersebar di 33 kota di 146 lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan
Benny Suherman dan Harris Lesmana. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah
melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI,
The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda. Studio 21 pertama dibangun di jalan MH Thamrin Kav 21 oleh
Sudwikatmono pada tahun 1986, setelah berhasil melakukan ujicoba sinepleks dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa
layar. Studio pertama, Sineplkeks di Kartika Chandra ini juga bekerjasama dengan Raam Punjabi. Nama 21 diambil dari nomer kaveling jalan MH Thamrin di
lokasi Studio 21 pertama dibangun. Namun, ada juga yang mengatakan, bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari Su-Dwi-kat-Mono. Saat ini,
Gedung Studio 21 pertama tersebut sudah berubah menjadi gedung pencakar
Universitas Sumatera Utara
45
langit BII Tower. Pada tahun 1999 Sudwikatmono melepaskan kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada partnernya, Benny Suherman dan Harris Lesmana.
4.1.1 Cinema 21