Saran Harga Pengujian Hipotesis Uji t

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada bioskop the Premiere. 2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada bioskop the Premiere. 3. Kelompok Referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada bioskop the Premiere. 4. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa gaya hidup, harga dan kelompok referensi secara bersama-sama simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada bioskop the Premiere.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Bioskop the Premiere Cineplex 21 Group sebaiknya meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dimiliki agar mampu mengikuti trend saat ini. 2. Sebagai sarana hiburan, bioskop the Premiere Cineplex 21 Group perlu meningkatkan manfaatnya agar kebutuhan konsumen akan sarana hiburan dapat terpenuhi. Universitas Sumatera Utara 79 3. Pengalaman dan rekomendasi keluarga kurang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, sementara keluarga merupakan orang terdekat bagi konsumen. Maka, sebaiknya bioskop the Premiere Cineplex 21 Group lebih memperhatikan kembali target pasarnya agar menjangkau seluruh usia. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain gaya hidup, harga, dan kelompok referensi yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian di bioskop the Premiere Cineplex 21 Group. 5. Untuk penelitian berikutnya, disarankan untuk meneliti produk lain dengan kondisi permasalahan yang hampir sama seperti bioskop the Premiere, dengan ruang lingkup populasi yang berbeda dan lebih luas dari populasi dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Gaya Hidup

Gaya hidup diartikan sebagai “bagaimana seseorang hidup” how one lives. Gaya hidup seseorang meliputi produk yang dibelinya, bagaimana menggunakannya dan bagaimana seseorang tersebut berfikir dan merasakan semua itu. Gaya hidup merupakan manifestasi konsep diri seseorang. Sumarwan 2002 : 56 menyimpulkan, bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang, lifestyle refers to a pattern of consumption reflecting a person’s choices of how he or she spend time and money Solomon, 1999 : 174. Lifestyle denotes how people live, how they spend time and money, and how they allocate their time Mowen dan Minor, 1998 : 220. Gaya konsumsi yaitu, gaya hidup dapat dipandang sebagai ungkapan golongan sosial tertentu. Bagaimana hidup konsumen langsung dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan rumah tangga, pekerjaan dan jenis rumah mereka Mowen dan Minor, 2002 : 333. Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari seseorang activities, interests, and opinions. Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan tidak cepat berubah. Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik psychographic. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai Universitas Sumatera Utara 11 untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO activities, interests, and opinions, yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong 2008 : 170, gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO utama pelanggan yaitu pertama activitieskegiatan pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, acara sosial, kedua interestminat makanan, pakaian, keluarga, rekreasi dan ketiga opinionspendapat tentang diri mereka, masalah sosial, bisnis, produk. Menurut Supranto dan Limakrisna 2011:142, gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi seseorang konsumen. Gaya hidup seseorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan orang yang semula tidak boros hemat menjadi pemboros setelah bergaul dengan orang-orang pemboros. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan. Pemasar dapat menggunakan analisis gaya hidup yang terkait dengan wilayah hidup konsumen seperti sewaktu berekreasi diluar rumah membeli berbagai jenis produk. Selain itu pemasar juga bisa mempelajari pola gaya hidup secara umum dari suatu populasi. Universitas Sumatera Utara 12 Tabel 2.1 Gaya Hidup dan Proses Konsumsi Faktor Penentu Gaya Hidup Gaya Hidup DampakPengaruh Terhadap Perilaku a. Demografik Bagaimana kita hidup? Pembelian b. Sub-Kultur a. Kegiatan a. Bagaimana c. Kelas-Sosial b. Interest b. Kapan d. Motif c. Kesenangan c. Dimana e. Kepribadian d. Sikap d. Apa f. Emosi e. Konsumsi e. Dengan siapa g. Nilai value f. Harapan Konsumsi h. Daur Hidup g. Perasaan a. Dimana i. Kultur b. Dengan siapa j. Pengalaman sebelumnya c. Bagaimana d. Kapan Sumber : Supranto dan Limakrisna 2007:145 Pemasar perlu memahami gaya hidup konsumen. Menurut Setiadi 2003 : 155 ada empat manfaat yang diperoleh oleh pemasar dari pemahaman gaya hidup konsumen, yaitu : 1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. 2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan. 3. Apabila gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media yang mampu menjangkau segmen sasarannya. 4. Pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup konsumen. Universitas Sumatera Utara 13

2.1.1 Pengukuran Gaya Hidup

Upaya untuk mengembangkan ukuran gaya hidup secara kuantitatif awalnya disebut sebagai psikografik. Kenyataannya istilah psikografik dan gaya hidup seringkali tidak dibedakan. Studi psikografi atau gaya hidup mencakup hal- hal dimensi berikut : 1. Sikap – pernyataan evaluatif tentang orang lain, tempat, ide gagasan, produk dan lain sebagainya. 2. Nilai value – mencakup kepercayaan belief tentang apa yang bisa diterima atau diinginkan. 3. Kegiatan dan interest – perilaku “nonoccupational behavior” dimana konsumen menggunakan waktu dan upaya, seperti hobi, olahraga, pelayanan umum, gereja sembahyang lingkungan wilayah, pengajian. 4. Demografi – Umur, pendidikn, pendapatan, kedudukan, struktur family, latar belakang etnis, jenis kelamin, lokasi geografis orang pantai= nelayan, orang pegunungan – petani. 5. Pola media-media yang biasa dipergunakan cetak elektronik. 6. Tingkat penggunaan =usage state – ukuran konsumsi dalam satu kategori produk spesifik, seperti konsumen dikelompokkan menjadi pengguna berat, medium, ringan.

2.2 Harga

Pengertian harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Willian J. Stanton bahwa “harga adalah jumlah uang kemungkinan ditambah beberapa barang yang dibutuhkan untuk memperoleh Universitas Sumatera Utara 14 beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya” Laksana, 2008 : 105. Berdasarkan definisi tersebut maka harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang danatau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa. 2.2.1 PeranFungsi Harga dalam Pemasaran Menurut Kristanto 2011 : 200, dari sudut pandang pemasaran minimal ada tiga peranfungsi utama harga, yaitu : 1. Turut menentukan volume penjualan. Dengan mengacu pada kurva penawaran dan permintaan supply and demand, kita mengetahui bahwa harga berbanding terbalik dengan volume penjualan; semakin tinggi harga sebuah produk maka volume penjualan semakin rendah. 2. Turut menentukan besarnya laba. Kita ketahui bahwa dasar utama untuk kalkulasi penetapan harga jual sebuah produk adalah ‘biaya plus laba’ cost-plus atau dengan kata lain, laba sebuah produk ditentukan oleh harga jual per unit dikurangi dengan biaya-biaya atau harga pokok penjualan cost of goods sold. Pada tingkat harga pokok penjualan tertentu, semakin tinggi harga jual semakin tinggi laba yang diperoleh dan sebaliknya. 3. Turut menentukan citra produk. Universitas Sumatera Utara 15 Salah satu unsur yang membentuk citra sebuah produk adalah persepsi mengenai kualitas produk, dan persepsi mengenai kualitas sebuah produk ditentukan antara lain oleh harga jual produk; artinya, semakin mahal harga sebuah produk maka persepsi konsumen mengenai kualitas produk tersebut semakin tinggi dan sebaliknya. 2.2.2 Tujuan Penetapan Harga Tujuan dari ditetapkannya harga adalah : 1. Profit maximalization pricing maksimalisasi keuntungan, yaitu untuk mencapa maksimalisasi keuntungan. 2. Market share pricing penetapan harga untuk merebut pangsa pasar. Dengan harga yang rendah, maka pasar akan dikuasai, syaratnya : a. Pasar cukup sensitif terhadap harga b. Biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik c. Harga turun, pesaing sedikit. 3. Market skimming pricing. Jika ada sekelompok pembeli yang bersedia membayar dengan harga yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian harga tersebut akan turun memerah pasar, syaratnya : a. Pembeli cukup b. Perubahan biaya distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan c. Harga naik tidak begitu bahaya terhadap pesaing d. Harga naik menimbulkan kesan produk yang superior Universitas Sumatera Utara 16 4. Current Revenue pricing penetapan laba untuk pendapatan maksimal. Penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh Revenue yang cukup agar uang Kas cepat kembali. 5. Target profit pricing penetapan harga untuk sasaran. Harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu. 6. Promotional pricing penetapan harga untuk promosi. Penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong penjualan produk- produk lain. 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Faktor-faktor yang mempengaruhi harga meliputi : 1. Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk. 2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan. 3. Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing. 4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah. 5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi. 6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk. Universitas Sumatera Utara 17 7. Price Line pricing: yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan. 8. Berhubungan dengan permintaan : a. Cross elasticity positip elastisitas silang yang positif, yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau pengganti. b. Cross elasticity negatip elastisitas silang yang negatif, yaitu kedua macam produk merupakan barang komplamenter atau berhubungan satu sama lain. c. Cross elasticity Nol elastisitas silang yang nol, yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan. 9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga di mana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya. Contoh : biaya produk minyak kelapa turun maka biaya produksi bungkil naik. 10. Mengadakan penyesuaian harga : a. Penurunan harga, dengan alasan :  Kelebihan kapasitas  Kemerosotan pangsa pasar  Gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah b. Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan :  Inflasi biaya yang terus-terusan di bidang ekonomi  Permintaan yang berlebihan

2.3 Kelompok Referensi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5 82 120

Pengaruh Kepercayaan dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu simPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)

2 49 113

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4 36 123

Pengaruh Persepsi Risiko Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 11

Pengaruh Persepsi Risiko Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 1 2

Pengaruh Persepsi Risiko Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 4

Pengaruh Persepsi Risiko Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 24

Pengaruh Persepsi Risiko Dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

2 5 2

I. Identitas Responden - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 26

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 1 11