22 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; dan 10,0
μgmL lalu diukur pada panjang gelombang 766,5 nm dengan tipe nyala udara.
3.5.5.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Magnesium
Larutan baku magnesium 1000 μgmL dipipet sebanyak 1 mL,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineral konsentrasi 20
μgmL. Larutan untuk kurva kalibrasi kalsium dibuat dengan memipet 2,5; 5; 7,5;
10 dan 12,5 mL larutan baku 20 μgmL, masing-masing dimasukkan ke dalam
labu tentukur 25 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineral larutan ini mengandung 2,0; 4,0; 6,0; 8,0 dan 10,0
μgmL dan diukur pada panjang gelombang 285,2 nm dengan tipe nyala udara-asetilen.
3.5.5.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium
Larutan baku natrium 1000 μgmL dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan
ke dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineral konsentrasi 10
μgmL. Larutan kurva kalibrasi natrium dibuat dengan memipet sebanyak 0,5; 1;
1,5; 2; dan 2,5 mL larutan baku 10 μgmL, masing-masing dimasukkan ke
dalamlabu tentukur 25 mL dan dicukupkan sampai garis tanda dengan akuademineral sehingga konsentrasi berturut-turut 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0
μgmL lalu diukur pada panjang gelombang 589,0 nm dengan tipe nyala udara asetilen.
3.5.5.5 Penetapan Kadar Kalsium dan Natrium
Larutan sampel hasil destruksi dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan dengan akuademineralhingga garis
tanda faktor pengenceran = 1001. Kemudian diukur absorbansinya dengan
Universitas Sumatera Utara
23 menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm
untuk kalsium dan 589,0 nm untuk natrium. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium dan natrium.
Konsentrasi kalsium dan natrium dalam sampel akan ditentukan berdasarkan
persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. 3.5.5.6 Penetapan Kadar Kalium
Larutan sampel hasil destruksi dipipet sebanyak 0,2 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan dengan akuademineral hingga garis
tanda faktor pengenceran = 1000,2. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom yang telah dikondisikan dan di atur
metodenya dimana penetapan kadar kalium dilakukan pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus
berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam sampel akan ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva
kalibrasi.
3.5.5.7 Penetapan Kadar Magnesium
Larutan sampel hasil destruksi dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan dengan akuademineral
hingga garis tanda Faktor pengenceran = 1000,5. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom yang
telah dikondisikan dan di atur metodenya dimana penetapan kadar magnesium dilakukan pada panjang gelombang 285,2 nm dengan nyala
udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku magnesium. Konsentrasi magnesium dalam
sampel akan ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva.
Universitas Sumatera Utara
24
3.5.5.8 Perhitungan Kadar Kalsium, Kalium, Magnesium, dan Natrium dalam Sampel