operasinya dengan efisien. Saat bank dikatakan efisien maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut mempunyai kinerja yang bagus, sehingga potensi untuk
mengalami kerugian dapat diminimalisir. Dengan semakin kecil kerugian yang dialami, maka dapat dipastikan laba yang diperoleh bank tersebut semakin
meningkat. Maka dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa besarnya bahwa Capital Adequacy Ratio CAR mempengaruhi profitabilitas bank
yang dapat diukur dengan proksi Return on Asset ROA karena laba merupakan komponen pembentuk Return on Asset ROA, jadi semakin besar Capital
Adequacy Ratio CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya Return on Asset ROA.
2.1.3.3 Non Performing Loan NPL
Menurut peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003, risiko adalah potensi terjadinya peristiwa event yang dapat menimbulkan kerugian. Salah satu
risiko usaha bank menurut peraturan Bank Indonesia adalah risiko kredit, yang didefinisikan sebagai risiko yang disebabkan oleh kegagalan counterparty
memenuhi kewajibannya tepat pada waktu yang ditentukan. Menurut Susilo,et al. 1999, credit risk adalah risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya
dalam bentuk pinjaman keapada masyarakat. Adanya berbagai sebab, membuat debitur mungkin saja tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank, seperti
pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah bank menyebabkan kerugian dengan tidak
diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan yang usahanya memberikan kredit, karena semakin besar piutang yang diberikan
semakin besar pula risikonya. Oleh karena itu perlu diantisipasi kemungkinan risiko yang timbul dalam menjalankan usaha perbankan. Sehingga menajemen
perlu meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dalam pengelolaan faktor produksi, sumber dana, dan sumber daya yang lain. Pengukuran risiko sangat
berhubungan dengan pengukuran return, hal ini disebabkan karena bank menghadapi risiko yang mungkin timbul dalam rangka mendapatkan suatu return
tertentu. Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu risiko
kredit adalah Non Performing Loan NPL. Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan
oleh bank. Non Performing Loan NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil Non Performing Loan NPL maka semakin kecil pula risiko kredit yang
ditanggung oleh pihak bank. Agar nilai bank terhadap rasio ini baik, Bank Indonesia memberikan kriteria rasio NPL net di bawah 5. Dengan demikian
apabila suatu bank mempunyai Non Performing Loan NPL yang tinggi, maka akan memperbesar biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank. Dalam penelitiannya, Mawardi 2005 menyimpulkan bahwa NPL secara
signifikan berpengaruh negatif terhdap Return on Asset ROA. Jika semakin besar Non Performing Loan NPL, akan mengakibatkan menurunnya Return on
Asset ROA, yang berarti kinerja keuangan bank juga akan menurun. Begitu pula
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya, jika Non Performing Loan NPL turun, maka Return on Asset ROA akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank akan semakin baik.
2.1.3.4 Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO