periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang bagus adalah bebas dari autokorelasi.
3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda yaitu siuatu model linier regresi yang variabel dpependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas. Regresi
linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini sangat dibutuhkan
dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.
Hubungan fungsi antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas dapat dilakukan dengan analisis regresi berganda, dimana ROA
sebagai variabel terikat sedangkan CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR sebagai variabel bebas.
Persamaan regresiyang digunakan adalah sebagai berikut: Y = b
o
+ b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ b
4
x
4
+ b
5
x
5
+ e Keterangan:
Y = Return on Asset ROA
bo = Konstanta
b
1
– b
5
= Koefisien regresi variabel bebas x
1
= Capital Adequacy Ratio CAR
Universitas Sumatera Utara
x
2
= Non Performing Loan NPL x
3
= BOPO x
4
= Net Interset Margin NIM x
5
= Loan to Deposit Ratio LDR e
= error
3.8.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial uji t dan pebgujian secara stimultan uji F.
1. Pengujian secara parsial uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel
bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan
hipotesis sebagai berikut : 1. H
o
= b
1
= 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap veriabel terikat.
2. H
o
= b
1
≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menghitung t hitung digunaan rumus : Koefisien regresi b
1
t
hitung
= Standart Deviasi b
1
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t
hitung
t
tabel.
Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t
hitung
t
tabel.
Artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2.Pengujian secara stimultan Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah
variabel bebas berpengaruh secara siginifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah
Dengan hipotesis sebagai berikut : 1. Ho : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.
2. Ho : b
1
≠ b
2
≠ 0 terdapat dari dua atau lebih variabel tidak sama, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel secara bersama-sama.
Penetuan besarnya F
hitung
menggunakan rumus:
R
2
k-1 F
hitung
= 1 – R
2
n-k
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: R = Koefisien determinan
n = jumlah observasi k = jumlah variabel
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F
hitung
F
tabel.
Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat 2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F
hitung
F
tabel.
Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat. 3. Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan R
2
pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara
0 nol sampai dengan 1 satu. Jika R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R
2
semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
terhadap variabel terikat
Universitas Sumatera Utara
Y semakin kecil. Secara verbal, R
2
mengukur proporsi bagian atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Profil Bank Pembangunan Daerah
Dalam bidang pembangunan, pemerintah pada 25 Mei 1960 mendirikan Bank Pembangunan Indonesia Bapindo dengan tugas utama untuk membantu
pemerintah dalam membiayai usaha-usaha pembangunan nasional. Sebelumnya, fungsi bank pembangunan telah dijalankan oleh Bank Industri Negara BIN yang
kemudian fungsinya dimasukkan ke dalam Bapindo pada 17 Agustus 1960. Selain Bapindo, pemerintah juga membentuk Bank Pembangunan Daerah BPD yang
ketentuannya diatur dalam UU No. 131962. Bank Pembangunan Daerah didirikan dengan tujuan untuk membantu melaksanakan pembangunan yang
merata ke seluruh daerah di Indonesia. Dengan UU No. 131962 ditetapkan ketentuan-ketentuan pokok Bank
Pembangunan Daerah BPD. Mengenai kedudukan kelembagaannya, BPD berada di dalam lingkungan Depdagri, sedangkan untuk aspek teknis perbankan
dan teknis perusahaannya, bank-bank tersebut mendapat pengawasan dan bimbingan dari BI dan Bapindo. Syarat-syarat pembukaan kantor-kantor cabang
dan perwakilan serta BPD ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri UBS No. 663KepMUBS tertanggal 17 April 1963. Jumlah BPD berkembang dari 2 bank
pada tahun 1959 menjadi 22 bank pada tahun 1965. Jumlah kantor cabang juga berkembang dari satu cabang 1959 menjadi 17 cabang 1965. Dan hingga saat
ini di Indonesia terdapat 26 Bank Pembangunan Daerah.
Universitas Sumatera Utara