Distribusi Obligasi dan Sukuk Ijarah Secara Elektronik

133

11. Penundaan Masa Penawaran Umum atau Pembatalan Penawaran Umum

Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum, Perseroan dapat menunda masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 tiga bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum apabila terjadi kondisi- kondisi berikut: i Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10 selama 3 tiga Hari Bursa berturut turut; ii Bencana alam, perang, huru hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signiikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan; danatau iii Peristiwa lain yang berpengaruh secara signiikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan. Dalam hal Perseroan melakukan penundaan Penawaran Umum karena alasan sebagaimana dimaksud dalam butir i di atas, maka Perseroan, wajib memulai kembali masa Penawaran Umum paling lambat 8 Hari Kerja setelah indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami peningkatan paling sedikit 50 dari total penurunan indeks harga saham gabungan yang menjadi dasar penundaan dan Perseroan wajib menyampaikan kepada OJK informasi mengenai jadwal Penawaran Umum dan informasi tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa material yang terjadi setelah penundaan masa Penawaran Umum dan mengumumkannya dalam sekurang-kurangnya satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat satu hari kerja sebelum dimulainya masa Penawaran Umum. Keputusan Perseroan untuk menunda ataupun membatalkan Penawaran Umum tersebut harus diberitahukan kepada OJK serta mengumumkannya dalam sekurang-kurangnya 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 1 satu Hari Kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut. Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Perseroan dapat juga mengumumkan informasi tersebut dalam media massa lainnya. Jika terjadi keterlambatan, maka Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah atau Perseroan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan tersebut wajib membayar kepada seluruh pemesan untuk setiap hari keterlambatan denda sebesar tingkat Bunga Obligasi dan Sukuk Ijarah sesuai dengan pemesanan. Apabila uang pengembalian pemesanan pembelian Obligasi dan Sukuk Ijarah telah disediakan, akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambilnya dalam waktu 2 dua Hari Kerja setelah pembatalan Penawaran Umum, Perseroan danatau Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah tidak diwajibkan membayar bunga danatau denda kepada para pemesan Obligasi dan Sukuk Ijarah.

12. Lain-lain

Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Sukuk Ijarah berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian Obligasi dan Sukuk Ijarah secara keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan dalam Penawaran Umum ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan. 134 XIII. KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015 dan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015, PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. bertindak sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan para Pemegang Obligasi sebagaimana ditetapkan dalam UUPM. PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. selanjutnya disebut sebagai “BRI” dalam penerbitan Obligasi ini bertindak sebagai Wali Amanat dan telah terdaftar di Bapepam dan LK dengan No.08STTD-WA PM1996 tanggal 11 Juni 1996. BRI sebagai Wali Amanat menyatakan tidak memiliki hubungan ailiasi dengan Perseroan. BRI tidak mempunyai hubungan kredit dengan Perseroan melebihi 25 dari jumlah obligasi dan sukuk yang diwaliamanati danatau tidak merangkap sebagai penanggung danatau pemberi agunan dalam Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015 dan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap II Tahun 2015, sesuai dengan Peraturan No. VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali Amanat Dengan Perseroan. BRI sebagai Wali Amanat telah melakukan telah melakukan penelaahanuji tuntas due diligence terhadap Perseroan, dengan Surat Pernyataan No. B.521-DISTCS052015 tanggal 12 Mei 2015 sebagaimana diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-412BL2010 Peraturan No. VI.C.4 Tentang Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang. PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. selaku Wali Amanat Sukuk memiliki penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal sesuai dengan Surat Pernyataan No. B.187-DIMIPM092014.

1. Umum

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia untuk selanjutnya disebut BRI didirikan dengan nama De Poerwokertosche Sparbank der Inslandsche Hoofden Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi Poerwokerto atau Bank Priyayi yang didirikan oleh Raden Wiriadmadja dan kawan-kawan pada tanggal 16 Desember 1895. Seiring dengan perubahan jaman dan perkembangan keadaan, maka Anggaran dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Setelah Indonesia merdeka, maka Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan dan integrasi dari BRI, PT Bank Tani Nelayan Nederlansche Handel Mij NMH dengan bentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan disingkat BKTN berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Perpu No.41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960. BKTN tersebut selanjutnya diubah namanya menjadi Bank Negara Indonesia Unit II berdasarkan penetapan Presiden Republik Indonesia No.17 tahun 1965. Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No.21 tahun 1968, maka Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural ditetapkan menjadi Bank Rakyat Indonesia “BRI”. BRI berubah statusnya menjadi Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.21 tahun 1992 tanggal 29 April 1992. Dengan Akta No.113 tanggal 31 Juli 1992 yang dibuat oleh Muhani Salim, SH., Notaris di Jakarta, maka BRI diberi nama Perusahaan Perseroan Persero PT Bank Rakyat Indonesia atau disingkat PT Bank Rakyat Indonesia Persero. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan keputusan No.C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, telah didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No.2155-1992 tanggal 15 Agustus 1992 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No.73 tanggal 11 September 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.3a tahun 1992.