107 6. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa force majeure dalam hal tidak tercapai
kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat. 7. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Obligasi berdasarkan
ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan danatau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan.
F. KELALAIAN PERSEROAN
1. Dalam hal terjadi salah satu keadaan atau kejadian yang disebutkan dalam ayat 5 pasal ini dan keadaan atau kejadian tersebut berlangsung selama 15 lima belas Hari Kerja setelah diterimanya
teguran tertulis dari Wali Amanat tanpa adanya upaya perbaikan yang mulai dilakukan oleh Perseroan dengan tujuan untuk menghilangkan keadaan tersebut, maka:
a. Wali Amanat berhak memberitahukan kejadian tersebut kepada Pemegang Obligasi melalui 1
satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang setidaknya berperedaran lokal di tempat kedudukan
Perseroan, b. Wali Amanat berhak menyatakan bahwa karenanya seluruh Jumlah Terutang menjadi seketika
jatuh tempo dan dapat ditagih, dan c. Wali Amanat juga atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPO menurut ketentuan
dan tata caradi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan di dalam RUPO tersebut, Wali Amanat akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya
tersebut.
2. Apabila RUPO tidak dapat menerima penjelasan dan alasan-alasan Perseroan, atau apabila Perseroan tidak dapat memberikan suatu penjelasan apapun juga kepada RUPO, maka RUPO
dapat pada saat yang sama menentukan langkah-langkah yang harus diambil terhadap Perseroan sehubungan dengan Obligasi.
3. Jika RUPO memutuskan agar Wali Amanat melakukan tindakan-tindakan hukum untuk memaksakan
penagihan kepada Perseroan, maka Wali Amanat dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPO tersebut harus mengajukan tagihan dan melakukan tindakan-tindakan hukum berkaitan
dengan penagihan tersebut kepada Perseroan.
4. Segala biaya yang berkaitan dengan tindakan pemanggilan dan penyelenggaraan RUPO dan tindakan hukum yang dilakukan sehubungan dengan Kejadian Kelalaian tersebut akan ditanggung
dan wajib digantikan oleh Perseroan. 5. Kejadian Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud butir 1 diatas mencakup salah satu atau lebih
dari keadaan atau peristiwa di bawah ini: a. Perseroan lalai membayar Pokok Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi danatau
Bunga Obligasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi kepada Pemegang Obligasi; atau b. Perseroan lalai melaksanakan atau mentaati salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian
Perwaliamanatan yang secara material berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
c. Perseroan dibubarkan selain dari pembubaran karena penggabungan atau dinyatakan dalam keadaan pailit; atau
d. Apabila pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagian besar harta benda Perseroan atau telah
mengambil tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
108 e. Apabila sebagian besar hak, izin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia
yang dimiliki Perseroan danatau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan danatau Anak Perusahaan tidak mendapat izin atau persetujuan yang disyaratkan
oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan
Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
f. Apabila keterangan-keterangan dan jaminan-jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan Perseroan danatau pengelolaan Perseroan secara material
tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
g. Apabila Perseroan danatau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan suatu perjanjian utang antara Perseroan danatau Anak Perusahaan dengan salah satu krediturnya,
baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, dalam jumlah fasilitas yang setara dengan atau lebih tinggi dari 10 sepuluh persen dari pendapatan revenues atau
20 dua puluh persen dari ekuitas Perseroan, mana yang lebih kecil; atau
h. Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila
dibayarkan akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
6. Dengan mengesampingkan setiap ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang mengatur sebaliknya, Wali Amanat berhak untuk menyatakan suatu peristiwa cidera janji dan karenanya
menyatakan bahwa seluruh Jumlah Terutang menjadi jatuh tempo dan seketika dalam hal terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana dimaksudkan dalam butir 5.butir c, d danatau f
di atas, dan mengambil tindakan-tindakan hukum lainnya sehubungan dengan hal tersebut dalam poin tersebut.
G. RAPAT UMUM PEMEGANG OBLIGASI RUPO
Untuk penyelenggaraan RUPO, korum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku ketentuan-ketentuan di bawah ini tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan Pasar Modal
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Repubik Indonesia serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana Obligasi dicatatkan:
1. RUPO diadakan untuk tujuan antara lain : a. mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan atau Pemegang Obligasi
mengenai perubahan jangka waktu Obligasi, Pokok Obligasi, suku Bunga Obligasi, perubahan tata cara atau periode pembayaran Bunga Obligasi, dan dengan memperhatikan Peraturan
No.VI.C.4. b. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan danatau Wali Amanat, memberikan
pengarahan kepada Wali Amanat, danatau menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan serta akibat-akibatnya, atau untuk
mengambil tindakan lain sehubungan dengan kelalaian; c. memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan-
ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan; d. mengambil tindakan yang dikuasakan oleh atau atas nama Pemegang Obligasi termasuk dalam
penentuan potensi kelalaian yang dapat menyebabkan terjadinya kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan No.VI.C.4;
e. Wali Amanat bermaksud mengambil tindakan lain yang tidak dikuasakan atau tidak termuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.