BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang paling pentng dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya Hadi, 2000. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menggambarkan bentuk explanatory style yang ditunjukkan oleh individu dalam menghadapi penyakit kanker.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah explanatory style pada individu dalam menghadapi penyakit kanker.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Explanatory style adalah cara yang digunakan untuk menjelaskan dan memaknai setiap kejadian yang dialami, baik kejadian yang positif maupun
negatif. Explanatory style dapat diukur dengan 3 dimensi menurut teori Martin Seligman, Lyn Abramson, dan John Teasdale 1978. Adapun dimensi
explanatory style antara lain: 1. Permanence
Permanence merupakan cara yang digunakan individu untuk menjelaskan kekonsistenan kejadian yang dialami, apakah kejadian yang dialami akan terus
Universitas Sumatera Utara
terjadi atau akan berubah. Dimensi permanence terbagi dua, yakni stabil dan tidak stabil. Stabil adalah ketika individu percaya bahwa kejadian yang dialami bersifat
menetap, sedangkan tidak stabil adalah ketika individu percaya bahwa kejadian yang dialami hanya bersifat sementara. Skor pada dimensi permanence akan
ditunjukkan dalam suatu kontinum yang bergerak dari tidak stabil ke stabil. Kontinum tersebut akan dibagi oleh mean dengan memperhitungkan fluktuasi
skor. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka individu cenderung mengarah pada stabil. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka individu
cenderung mengarah pada tidak stabil.
2. Pervasiveness Pervasiveness adalah cara yang digunakan individu untuk menjelaskan
pengaruh dari kejadian yang dialami terhadap aspek kehidupannya yang lain. Dimensi pervasiveness terbagi dua, yakni global dan spesifik. Global adalah
ketika individu percaya bahwa kejadian yang dialaminya akan mempengaruhi semua aspek kehidupannya, sedangkan spesifik adalah ketika individu percaya
bahwa kejadian yang dialami hanya mempengaruhi satu aspek tertentu saja. Skor pada dimensi pervasiveness akan ditunjukkan dalam suatu kontinum yang
bergerak dari spesifik ke global. Kontinum tersebut akan dibagi oleh mean dengan memperhitungkan fluktuasi skor. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka
individu cenderung mengarah pada global. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka individu cenderung mengarah pada spesifik.
Universitas Sumatera Utara
3. Personalization Personalization adalah cara yang digunakan individu untuk menjelaskan
apakah kejadian yang dialami dapat dikontrol oleh individu atau disebabkan oleh faktor luar. Dimensi personalization terbagi dua, yakni internal dan eksternal.
Internal adalah ketika individu percaya bahwa kejadian yang dialami akibat kemampuan, potensi, dan usaha individu, sedangkan eksternal adalah ketika
individu percaya bahwa kejadian yang dialami disebabkan oleh faktor luar, seperti keberuntungan, nasib, dan faktor lingkungan lainnya. Skor pada dimensi
permanence akan ditunjukkan dalam suatu kontinum yang bergerak dari eksternal ke internal. Kontinum tersebut akan dibagi oleh mean dengan memperhitungkan
fluktuasi skor. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka individu cenderung mengarah pada internal. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka
individu cenderung mengarah pada eksternal.
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi