langsung demokrasi perwakilan, dimana dalam hal ini masyarakat tidak secara langsung mengartikulasikan berbagai kepentingannya kepada agenda kebijakan
publik, melainkan mewakilkannya pada sejumlah kecil orang tertentu yang disebut sebagai Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Lembaga ini banyak
mengambil peran- peran legislasi dalam mengambil keputusan-keputusan publik mengenai siapa yang akan menjadi pimpinan eksekutif di daerah.
Ciri- ciri pemilihan Kepala Daerah Langsung adalah
13
1. Diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Daerah yang mandiri dan
Otonom. Yang dimaksud dengan “mandiri” adalah bahwa Komisi Pemilihan Umum Daerah tidak berhubungan secara struktural dan
hierarkis dengan Komisi Pemilihan Umum yang lebih tinngi, sedangkan “ otonom” berarti Komisi Pemilihan Umum Daerah berwenang membuat
regulasi sendiri. :
2. Penyelenggaraan pilkada dibiayai dari anggaran daerah lokal.
3. Penyelenggaraan dan Pembiayaan dipertanggungjawabkan oleh Komisi
Pemilihan Umum Daerah kepada publik. 4.
Peraturanregulasi pilkada, tahapan kegiatan dan jadwal waktu pelaksanaan tahapan kegiatan ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum
Daerah berdasarkan ketentuan perundangan yang dilahirkan oleh Parlemen lokal.
5. Acapkali peraturan pilkada, tahapan kegiatan dan jadwal waktu
pelaksanaan berbeda-beda antar daerah.
I.5.2.3 Pertimbangan sebelum Penyelenggaraan Pilkada langsung
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Penyelenggaraan Pilkada langsung adalah
:
14
Pertama, Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan Kepala Desa
selama ini telah dilakukan langsung. Akomodasi terhadap tuntutan rakyat, kiranya
13
Ibid, hal.165.
14
Samsul Wahidin, Hukum Pemerintahan Daerah, Mengawasi Pemilihan Umum Kepala Daerah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar 2008: 139
Universitas Sumatera Utara
menjadi bagian yang harus diakomodasikan yaitu untuk memilih sendiri sesuai dengan aspirasinya, seorang kepala daerah yang benar- benar sesuai dan bisa
memimpin daerahnya. Kedua, Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD
1945. Dalam pasal 18 ayat 4 UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Walikota masing- masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota
dipilih secara demokratis. Hal ini kemudian menjadi dasar dari lahirnya UU Nomor 32 Tahun 2004 termasuk didalamnya mengatur tentang pemilihan,
pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Ketiga, Pilkada langsung dipandang sebagai salah satu sarana pembelajaran demokrasi bagi masyarakat. Proses pelaksanaan mulai dari
pendataan sampai pada pelantikan kepala daerah dinilai sebagai media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat
membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin sesuai dengan nuraninya.
Keempat, Pilkada langsung dipandang sebagai sarana untuk memperkuat pelaksanaan otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya
ditentukan oleh pemimpin lokal. Pemimpin lokal dianggap mampu mewujudkan tujuan otonomi daerah, salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.
Universitas Sumatera Utara
Kelima, Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Jumlah personil yang berkualitas dari kepemimpiann
nasional dianggap sangat terbatas. Pertimbangan tersebut menjadi dasar mengapa penyelenggaraan pilkada
langsung kemudian menjadi pilihan yang dinilai tepat untuk diselenggarakan. Dalam hal ini, pilkada dipersepsikan akan memberi jaminan sejumlah keunggulan
didalam masyarakat dalam hal realisasi demokrasi yang sebenarnya pada tingkat daerah. Penyelenggaraan ini dinilai akan memenuhi kaidah proses demokratisasi
yaitu menjamin terwujudnya stabilitas yang mantap karena melibatkan partisipasi publik yang makin meluas sesuai aspirasi masyarakat. Kepala daerah yang terpilih
akhirnya akan menjadi perwujudan kehendak rakyat yang tentunya mewakili aspirasi yang bersifat riil dimasyarakat kerena pemilihan dilaksanakan dengan
asas kebebasan untuk memilih.
I.5.2.3 Alasan Penyelenggaraan Pilkada langsung