Pendidikan Pekerjaan Hubungan Karakteristik Ibu Terhadap Pemeriksaan Pap Smear 1. Umur

dilakukan deteksi dini kanker serviks dengan tindakan pap smear. American College of Obstetricians and Ginecologist merekomendasi pemeriksaan pada wanita aktif secara seksual atau sudah mencapai usia 18 tahun, untuk melakukan pemeriksaan setiap tahun. Setelah 3 x berturut-turut atau lebih menunjukkan hasil normal, maka test berikutnya tergantung saran dari dokter masing-masing Ramli, 2002.

5.1.2. Pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi- Square diketahui bahwa tingkat pendidikan responden berhubungan dengan tindakan pap smear. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempunyai hubungan yang signifikan dengan tindakan pap smear. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Nurhasanah 2008 yang menyimpulkan pendidikan mempunyai hubungan signifikan dengan pemeriksaan pap smear. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni 2000 di Surabaya, bahwa pendidikan terbanyak dari responden adalah sekolah menengah atas dimana ditemukan hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tindakan pap smear dengan nilai p = 0,640. Penelitian yang dilakukan Moegni 2006 di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUPN CM Jakarta bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak pendidikan menengah. Demikian juga hasil penelitian Darmindro dkk 2006 bahwa tingkat pendidikan responden tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap tindakan pap smear dengan nilai p = 0,614. Menurut Suwiyono salah satu masalah Universitas Sumatera Utara yang menyebabkan masih rendahnya ibu yang melakukan tindakan pap smear disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu rendah sedangkan hasil penelitian di RSUP Haji Adam Malik menyatakan dominan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Kebidanan dengan tingkat pendidikan tinggi 46,3 melakukan pap smear. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan tindakan pap smear. Dengan meningkatnya pendidikan responden diiharapkan dapat juga meningkatkan keinginan ibu untuk melakukan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks.

5.1.3. Pekerjaan

Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa pekerjaan responden berhububgan secara signifikan terhadap tindakan pap smear. Pada penelitian menunjukkan bahwa yang terbanyak melakukan tindakan pap smear adalah ibu yang tidak bekerja. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Darmindro yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan pengetahuan responden p = 0,01 dan penelitian tidak ada hubungan signifikan antara variabel pekerjaan dengan tindakan pap smear p = 0,445 p 0,05. Pada penelitian ini diketahui bahwa pekerjaan berhubungan dengan tindakan pap smear. Menurut pengamatan di lapangan bahwa ibu yang berkunjung ke polikilinik kebidanan dominan ibu yang tidak bekerja Ibu Rumah Tangga menggunakan jamkesmas dan jamkesda sedangkan yang pegawai negeri sipil PNS Universitas Sumatera Utara dengan memanfaatkan asuransi kesehatan Askes, Untuk mendukung program skrining dapat dilakukan dengan membuat peraturan bahwa peserta Askes perempuan yang sudah menikah diwajibkan melakukan pap smear minimal 1 x selama masa produktif.

5.1.4. Pendapatan Keluarga