Klasifikasi pemeriksaan Pap Smear Manfaat Pap Smear Wanita yang perlu melakukan Pap Smear

lepas atau deskuamasi dari alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, serviks, endoservik, dan endometrium Depkes, 2007. Suatu pemeriksaan ginekologi harus dilengkapi dengan pemeriksaan sitologi apusan pap smear karena dari pemeriksaan sitologi ini dapat diketahui ada tidaknya proses infeksi, kelainan pra kanker dan kanker di dalam vagina dan serviks. Pap smear merupakan suatu skrining untuk mencari abnormalitas dari wanita yang tidak mempunyai keluhan sehingga dapat mendeteksi perubahan sel sebelum berkembang menjadi kanker atau kanker stadium dini. Tindakan pap smear sangat mudah, cepat dan tidak atau relatif kurang rasa nyerinya Depkes, 2007. Deteksi dini kanker serviks adalah upaya yang dilakukan untuk pemeriksaan keadaan leher rahim sedini mungkin sehingga keadaanperubahan pada leher rahim dapat diketahui lebih awal dan apabila terdapat kelainan dapat diatasi sesegera mungkin Price, 2006.

2.2.1. Klasifikasi pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan cytologis dari smear sel-sel yang diambil dari serviks, untuk melihat perubahan-perubahan sel yang mengindikasikan terjadinya inflamasi, displasia atau kanker. Klasifikasi pemeriksaan pap smear, sistem Bethesda Price, 2006: Depkes 2007 adalah : a. Atypical Squamous Cell of Underterminet Significance ASC-US yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang membentuk permukaan serviks. Universitas Sumatera Utara b. Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion LSIL , yaitu tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan sel-sel. c. High-grade Squamosa Intraepithelial HSIL berarti bahwa terdapat perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel-sel prakanker yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal. d. High-grade Squamosa Intraepithelial atypical glandular cel HSIL AGC e. Adenocarsinoma in situ AIS

2.2.2. Manfaat Pap Smear

Pap smear dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan sebagai uji penapisan untuk mendeteksi perubahan neoplastik. Pulasan yang abnormal dapat dilakukan biopsy untuk mendapatkan jaringan untuk pemeriksaan sitologi. Menurut Sumaryati 2003, manfaat dari pemeriksaan pap smear adalah untuk mendeteksi dini tentang adanya radang pada rahim dan tingkat radangnya, adanya kelainan degeneratif pada rahim, adatidaknya tanda-tanda keganasan kanker pada rahim seperti : a Mengetahui penyebab radang, b Untuk menyelidiki infeksi- infeksi tertentu dan penyakit yang disebarkan secara seksual, c Untuk menentukan penanganan dan pengobatan. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Wanita yang perlu melakukan Pap Smear

Wanita yang perlu melakukan pap smear adalah : a wanita menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun, b wanita muda memiliki mulut rahim yang belum matang, ketika melakukan hubungan seksual terjadi gesekan yang dapat menimbulkan luka kecil, yang dapat mengundang masuknya virus, c wanita sering berganti-ganti pasangan seks, akan menderita infeksi di daerah kelamin, sehingga dapat mengundang virus HPV dan herves genitalis, d wanita yang sering melahirkan, kanker serviks banyak dijumpai pada wanita yang sering melahirkan disebabkan oleh trauma persalinan, perubahan hormonal dan nutrisi selama kehamilan, e wanita perokok, memiliki risiko dibandingkan dengan wanita tidak merokok, karena rokok akan menghasilkan zat karsinogen yang menyebabkan turunnya daya tahan di daerah serviks Depkes, 2007; Aziz, 2002. Rekomendasi terbaru dari American Collage of Obstetricions and gynecologist adalah melakukan pemeriksaan pelvis dan penapisan pulasan pap setiap tahun bagi semua perempuan yang telah aktif secara seksual atau telah berumur 21 tahun. Setelah tiga kali atau lebih secara berturut-turut hasil pemeriksaan tahunan ternyata normal, uji pap dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang atas kebijakan dokter Price, 2006. Menurut The American Cancer Society 2004 dalam Depkes 2007 pap smear dapat dilakukan secara rutin pada seorang wanita 3 tahun sesudah melakukan hubungan seksual pertama kali atau tidak melebihi 21 tahun. Pemeriksaan dilakukan setiap tahun peralatan pap smear konvensional atau setiap 2 tahun dengan Universitas Sumatera Utara peralatan liquid-based sampai umur 30 tahun. Pemeriksaan dilakukan setiap 2-3 tahun, bila 3 kali berturut-turut hasil normal pemeriksaan dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang. Menurut Tjokronegoro 2002, Pap smear pada wanita yang berumur 35-40 tahun minimal dilakukan sekali, kalau fasilitas tersedia dilakukan setiap 10 tahun pada umur 35-55 tahun, bila fasilitas tersedia lebih maka dapat dilakukan setiap 5 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun. Idealnya atau jadwal yang optimal setiap 3 tahun pada wanita yang berumur 25-60 tahun. Sasaran skrining ditentukan oleh Departemen Kesehatan masing-masing negara, WHO 2002 dalam Wilopo 2010 merekomendasikan agar program skrining pada wanita dengan beberapa persyaratan sebagai berikut : a Usia 30 tahun ke atas dan hanya mereka yang berusia lebih muda manakala program telah mencakup seluruh sasaran vaksinasi. b Skrining tidak perlu dilakukan pada perempuan usia kurang 25 tahun. c Apabila setiap wanita hanya dapat dilakukan pemeriksaan sekali selama umur hidupnya misalnya karena keterbatasan sumber dana yang dimiliki pemerintah atau swasta, maka usia paling ideal untuk melakukan skrining adalah pada usia 35-45 tahun. d Pada perempuan berusia diatas 50 tahun tindakan skrining perlu dilakukan setiap 5 tahun sekali. e Pada perempuan berusia 25-49 tahun tindakan skrining dilakukan setiap 3 tahun sekali. Universitas Sumatera Utara f Pada usia berapapun skrining setiap tahun tidak dianjurkan. g Bagi mereka yang berusia diatas 65 tahun tidak perlu melakukan skrining apabila 2 kali skrining sebelumnya hasilnya negatif.

2.2.4. Dasar Pendekatan Standart Dalam Pap Smear sebagai Screening Test