G. Uji Instrumen Penelitian
Angket penelitian sebelum digunakan dalam penelitian harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang disusun benar-benar merupakan hasil yang baik. Arikunto 1998: 115 berpendapat bahwa
“baik buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap benar tidaknya data yang diperoleh, benar tidaknya data sangat
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian”. Kuesioner ini akan diujicobakan pada 200 orang responden. Uji coba instrumen dalam penelitian
ini adalah:
1 Uji Validitas Validity
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
„Suatu kuesioner disebut valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu menguraikan hal yang akan diukur dari
sebuah kuesioner tersebut ” Ghozali, 20011: 52. Alat uji validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Confirmatory Factor Analysis CFA. Untuk memudahkan dalam melakukan uji validitas, maka
digunakan analisis faktor yang ada pada program komputer SPSS 16.0. Kriteria pada uji validitas menurut Ghozali 2011: 58, suatu instrumen
dikatakan valid apabila hasil dari uji KaiserMeyer-Oklin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA menunjukkan nilai factor loading lebih
dari 0,50 dan tidak mengukur konstruk lain.
Hasil Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA dan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis CFA
dengan 50 responden ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Hasil KMO dan
Bartlett’s Test Tahap 1 KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.759 Bartletts Test of
Sphericity Approx. Chi-Square
2.067E3 df
780 Sig.
.000 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, diketahui bahwa nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA lebih
besar dari 0,50 yaitu sebesar 0,759. Dengan demikian menunjukkan bahwa data layak untuk dilakukan faktor analisis. Pada hasil
Bartlett’s Test of Sphericity diketahui taraf signifikansi 0,000 yang berarti bahwa antar
variabel terjadi korelasi signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut
karena memenuhi kriteria.
Tabel 3.3 Rotated Component Matrix Tahap 1
Rotated Component Matrix
a
Component 1
2 3
4 5
Kep1 .658
Kep2 .560
Kep3 .709
Kep4 .743
Kep5 .725
Kep7 .548
Kep6 .525
.586 Kea1
.774 Kea2
.734 Kea3
.635 Kea4
.678 Kea5
.633 Kea6
.726 Kea7
.735 Kua1
.475 Kua2
.599 Kua3
.685 Kua4
.658 Kua5
.746 Kua6
.578 Kua7
.617 Kua8
.555 Kua9
.591 Kua10
.644 Kua11
.658 Pers1
.688 Pers2
.518 Pers3
.600 Pers4
.542 Pers5
.787 Pers6
.682 Kpts1
.710 Kpts2
.326 Kpts3
.596 Kpts4
.699 Kpts5
.709 Kpts6
.745 Kpts7
.783 Kpts8
.806 Kpts9
.767 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 9 iterations.
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016