Program Literasi Sekolah KAJIAN TEORI

24 6. Assesmen Penilaian berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan yang diharapkan. Tujuan adanya penilaian adalah sebagai berikut. USAID PRIORITAS, 2015: 21 a. Memantau pertumbuhan dan perkembangan belajar siswa. b. Mengetahui apakah siswa telah atau belum mencapai kompetensi yang diinginkan. c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga memungkinkan melakukan pengayakan atau remidial. d. Mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dapat mendorong guru untuk melakukan refleksi diri sehingga termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sementara tujuan assesmen dalam literasi di sekolah adalah sebagai berikut. USAID PRIORITAS, 2015: 22 a. Mengukur keterampilan yang dibutuhkan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. b. Hasil assesmen memiliki informasi mengenai kondisi siswa dalam literasi. c. Hasil assesmen digunakan guru sebagai bahan pertimbangan perbaikan mengajar literasi.

F. Program Literasi Sekolah

1. Menciptakan Budaya Baca Menurut Klein, dkk. Rahim, 2008: 3, definisi membaca mencakup beberapa hal yaitu 1 membaca merupakan suatu proses, 2 membaca adalah 25 strategis, dan 3 membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca adalah strategis artinya dalam membaca menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka membentuk suatu makna. Sementara membaca adalah interaktif artinya keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Tujuan membaca menurut Rahim 2008: 11 adalah sebagai berikut. a. Mendapatkan kesenangan b. Menyempurnakan kemampuan membaca c. Menggunakan strategi tertentu d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks. Tujuan program membaca adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa sekaligus mengembangkan minat membaca siswa. Kegiatan membaca yang terprogram akan menumbuhkan motivasi siswa dalam membaca. Program membaca di kelas awal membutuhkan pendampingan dari guru. Guru perlu mengenalkan huruf, suku kata, kosa kata dan kalimat. Tujuannya adalah 26 menumbuhkan kebiasaan membaca sehingga terbentuk budaya baca. USAID PRIORITAS, 2015: 31-32 Pada program pembiasaan membaca terdapat istilah DEAR Drop Everything and Read. Istilah tersebut memiliki arti tinggalkan semua aktivitas dan bacalah. Program ini dilakukan dengan membaca dalam hati atau membaca senyap yang diprogramkan secara rutin. Tujuan DEAR adalah memastikan bahwa setiap siswa meluangkan beberapa menit dalam setiap harinya untuk membaca. Dalam USAID PRIORITAS 2014:34 dituliskan bahwa program membaca untuk menciptakan budaya membaca dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Membaca pada saat pertemuan awal setiap hari selama 10-15 menit. b. Membaca setelah jam istirahat selama 10-15 menit. c. Membaca setelah menyelesaikan tugas. Setelah membaca sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, siswa perlu menuliskan daftar bacaannya pada reading log atau jurnal membaca. Menurut CambournTurbill USAID PRIORITAS, 2015:52 reading log jurnal membaca siswa merupakan catatan harian dari kebiasaan dan ketertarikan membaca siswa yang disimpan selama periode latihan membaca independen. Jurnal membaca siswa dapat berisi judul buku, pengarang, tanggal membaca dan isi buku. Prinsip-prinsip kegiatan membaca sebagai upaya menumbuhkan kebiasaan membaca menurut Faizah 2016:8 adalah sebagai berikut. a. Buku yang dibaca atau dibacakan oleh guru adalah buku bacaan baik fiksi maupun non fiksi, bukan buku teks pelajaran. 27 b. Buku yang dibaca atau dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperbolehkan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah. c. Kegiatan membaca atau membacakan buku tidak diikuti oleh tugas-tugas tertentu seperti menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain. d. Kegiatan membaca atau membacakan dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca atau dibacakan, maupun kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai atau dievaluasi. e. Kegiatan membaca atau membacakan buku berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menciptakan kebiasaan membaca untuk siswa adalah dengan meluangkan waktu selama 15 menit baik sebelum atau setelah pembelajaran untuk membaca. a. Membacakan nyaring Pemodelan membaca Tidak semua siswa kelas rendah memiliki kemampuan membaca dan menulis yang sama. Ada siswa yang masih kurang lancar dalam membaca dan menulis. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan adanya pemodelan. Pendidik dapat menjadi model membaca dan menulis bagi siswa. Pendidik membacakan buku cerita atau bacaan lain dengan nyaring untuk siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar terdorong untuk membaca dan gemar 28 membaca, memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan, dan membangun komunikasi siswa dan guru. Setelah membacakan buku, pendidik perlu membuat catatan. Catatan tersebut dapat berisi tanggal, jam, judul buku dan nama pengarang buku. b. Membaca dalam hati Menurut Naim 2013: 119, membaca dalam hati atau membaca senyap merupakan cara membaca yang hanya mempergunakan ingatan visual, yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca senyap adalah memperoleh informasi. Sementara menurut Juhara, Budiman dan Rohayati 2005: 89, membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca pemahaman yang menggunakan indra penglihatan dan pikiran serta umumnya tidak banyak pergerakan anggota tubuh kecuali gerakan mata yang mengikuti alur baris teks bacaan. Menurut Rahim 2008: 123, membaca dalam hati memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami teks yang dibacanya secara lebih mendalam. Salah satu program membaca dalam hati dikenal dengan Sustained Silent Reading SSR. Tujuan SSR adalah untuk membiasakan siswa membaca dalam hati berkelanjutan sampai kegiatan membaca itu menjadi kebutuhan siswa seperti mereka membutuhkan makan dan minum. Menurut Laksono 2016: 51, membaca dalam hati adalah sebuah strategi yang melibatkan semua peserta didik dan staf sekolah untuk membaca buku atau bahan bacaan sesuai minat baca dan keinginan mereka. Kegiatan membaca ini dilakukan dalam waktu tertentu secara berkala. Membaca dalam hati sustained 29 silent reading adalah kegiatan membaca 15 menit yang diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru menciptakan suasana tenang, nyaman, agar peserta didik dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Tujuannya adalah menciptakan kebiasaan membaca. Anak dibiasakan untuk membaca setiap hari. Siswa perlu membuat catatan setelah membaca buku. Catatan tersebut dapat berisi hari, tanggal, jam, judul buku, nama pengarang dan halaman buku. 2. Bengkel Literasi Allen dan Gonzalez USAID PRIORITAS, 2015:16 menyatakan bahwa bengkel literasi merupakan strategi pengembangan keterampilan literasi yang menekankan pengoptimalan keterampilan literasi yang telah dimiliki siswa melalui program perbaikan yang berkesinambungan dan terarah. Bengkel literasi terdiri atas dua aktivitas utama yaitu membaca dan menulis. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bengkel literasi merupakan suatu strategi yang dikembangkan untuk mengembangkan keterampilan literasi yang telah dimiliki siswa melalui program berkesinambungan dan terarah yang di dalamnya memuat aktivitas literasi yaitu membaca dan menulis. Bengkel literasi terdiri dari bengkel membaca dan menulis. Bengkel membaca merupakan adalah pengajaran yang bertujuan untuk mengajarkan strategi membaca pemahaman bagi siswa. Bengkel membaca dapat melatih siswa memahami suatu bacaan dengan strategi atau cara yang bervariasi. Selain itu, pada kegiatan bengkel membaca, siswa dapat menerapkan strategi membaca pemahaman baik secara mandiri atau dengan bimbingan guru. USAID PRIORITAS, 2015: 98 30 Bengkel menulis merupakan kegiatan pembelajaran menulis dengan menerapkan tahapan persiapan, menyusun draft tulisan, merevisi, mengedit, dan mempublikan. Bengkel menulis bertujuan untuk mengembangkan minat dan kebiasaan menulis siswa. Dengan adanya kegiatan bengkel menulis diharapkan siswa menjadi gemar menulis. USAID PRIORITAS, 2015: 110 Berdasarkan pengertian di atas, bengkel literasi terdiri dari bengkel membaca dan bengkel menulis. Bengkel membaca dan menulis merupakan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis yang melatih siswa dalam membaca maupun menulis. a. Membacakan Nyaring Interaktif Dalam USAID PRIORITAS 2014: 112 membaca interaktif merupakan aktivitas membaca bersama dengan tujuan melibatkan anak secara interaktif dalam memahami bacaan. Dalam langkah ini, guru membacakan buku atau bacaan kepada peserta didik dengan suara nyaring sehingga semua siswa dapat mendengarnya dengan jelas. Siswa menyimak apa yang dibacakan oleh guru selanjutnya siswa memberi tanggapan atau bertanya secara aktif terkait dengan bacaan. Adapun prinsip-prinsip membacakan nyaring adalah sebagai berikut. 1 Guru membuat tujuan membacakan nyaring. 2 Adanya interaksi antara guru dan siswa saat kegiatan ini berlangsung. 3 Guru dan siswa berperan secara aktif. Tidak hanya guru yang berperan aktif namun siswa juga berperan secara aktif untuk memberikan tanggapan- tanggapan dan pertanyaan. 31 4 Guru dan peserta didik menyampaikan aktivitas berpikirnya tujuannya adalah untuk saling bertukar cara memahami makna dari bacaan. 5 Guru dan siswa mencatat tanggapannya terhadap bacaan. 6 Pemilihan bahan bacaan mempertimbangkan usia dan kemampuan peserta didik. b. Membaca TerpanduTerbimbing Menurut Biddulph membaca terbimbing adalah sebuah metode atau pendekatan dalam pembelajaran yang penting dalam pendidikan berbahasa dengan cara memadukan berbagai macam pendekatan. Selain membaca, menulis terbimbing juga diperlukan untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa. Menulis terbimbing menurut Ontario adalah strategi yang memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan keterampilan menulis yang telah diajarkan. USAID PRIORITAS, 2014:98 Menurut USAID PRIORITAS 2016: 3, membaca terbimbing merupakan kegiatan membaca yang di lakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan kemampuan membaca yang sama homogen. Guru membimbing siswa dalam kegiatan membaca dan memahami isi bacaan. Bimbingan diberikan sebelum, saat, dan setelah membaca. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca terbimbing merupakan metode atau strategi pembelajaran membaca yang dilakukan dengan mengelompokkan siswa secara homogeny sesuai dengan kemampuan membacanya. Pada kegiatan membaca terbimbing, guru memberikan 32 bimbingan terhadap siswa baik sebelum, saat maupun setelah pembelajaran membaca. Manfaat membaca dan menulis terbimbing menurut USAID PRIORITAS 2014:99 adalah: 1 mempermudah guru untuk memfasilitasi anak didiknya dalam belajar literasi, 2 mengurangi kecemasan, ketakutan, dan ketidakmandirian siswa yang belum mampu membaca atau menulis, 3 meningkatkan pemahaman siswa, dan 4 membangun pemahaman siswa melalui pesan yang disampaikan oleh penulis. Pada langkah ini guru dapat membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota 4-6 anak. Siswa dalam kelompok saling bertukar informasi diskusi. Guru mendampingi dan memandu siswa dalam aktivitas ini. Faizah 2016: 33 c. Membaca Bersama Menurut USAID PRIORITAS 2016: 3, kegiatan membaca bersama merupakan kegiatan membaca yang melibatkan semua siswa dalam satu kelas. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, maupun di perpustakaan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa. Hal yang sama diutarakan oleh Wicaksono 2016: 247 yang menyatakan bahwa membaca bersama merupakan kegiatan membaca secara bersama-sama antara guru dan siswa. Kegiatan ini dilakukan dengan cara 1 guru membaca dan siswa mengikutinya khusus kelas awal, 2 guru membaca dan siswa menyimak sambil mengamati teks yang dibaca, dan 3 siswa membaca bergiliran. 33 Faizah 2016: 35 menyatakan bahwa kegiatan membaca bersama dapat dilakukan dengan guru mendemonstrasikan cara membaca kepada siswa kemudian meminta siswa untuk membaca secara bergantian. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam membaca dan meningkatkan kemampuan membaca mereka. Kegiatan membaca bersama memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan membacanya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa membaca bersama merupakan kegiatan membaca yang melibatkan seluruh siswa dalam satu kelas dimana dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, guru mendemonstrasikan cara membaca kepada siswa kemudian siswa mengikutinya. Kedua, guru membaca sementara siswa menyimak dan ketiga, siswa membaca secara bergantian. Ada dua prinsip membaca bersama menurut Faizah 2016: 33 yaitu sebagai berikut. 1 Guru memilih bacaan yang dapat dilihat dan menarik minat seluruh peserta didik. 2 Guru memastikan seluruh peserta didik memperhatikan bacaan dan ikut membaca. Guru memerlukan big book untuk melaksanakan kegiatan membaca bersama. Big book digunakan sebagai media dalam pelaksanaan kegiatan membaca bersama. Media tersebut akan memudahkan semua siswa melihat tulisan serta gambar yang di bawa oleh guru. Big book merupakan buku bacaan 34 yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Ukuran big book mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh siswa di dalam kelas. USAID PRIORITAS, 2014:42 Tujuan penggunaan big book adalah sebagai berikut. USAID PRIORITAS, 2014:44 1 Memberikan pengalaman membaca. 2 Membantu siswa memahami buku. 3 Mengenalkan berbagai jenis bahan membaca kepada siswa. 4 Memberi peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang baik. 5 Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. 6 Menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan siswa. 7 Menggali informasi. Manfaat kegiatan membaca bersama menurut USAID PRIORITAS 2016: 26 adalah sebagai berikut. 1 Tidak hanya sekadar dapat mendengarkan bacaan, namun siswa diharapkan nantinya dapat membaca nyaring atau memahami bacaan yang diperlihatkan. 2 Mendorong siswa mendengarkan semua hurufkata yang dilafalkan. 3 Melatih siswa untuk tetap fokus dan terlibat kegiatan. 4 Memberikan beragam kegiatan dalam waktu singkat. 5 Mengembangkan kompetensi dan kepercayaan diri siswa yang masih mengalami kesulitan. Berikut ini langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan membaca bersama di kelas rendah. USAID PRIORITAS, 2014:106 1 Guru menyiapkan alatbahan atau media yang dibutuhkan. Misalnya big book atau teks cerita sederhana. 2 Guru membaca big book terlebih dahulu sampai memahami isinya. 35 3 Guru mengkondisikan siswa. 4 Guru mengatur strategi sesuai dengan kondisi kelas. 5 Guru membacakan cerita dengan intonasi yang sesuai. 6 Guru membaca sementara itu siswa menyimak sambil melihat bacaan yang tertera pada buku. 7 Guru meminta salah satu siswa membaca kalimat berikutnya kemudian diikuti oleh siswa lain. 8 Di akhir cerita, guru dapat mengajukan pertanyaan terkait isi bacaan atau meminta siswa menceritakan kembali isi cerita. d. Membaca Mandiri Membaca mandiri merupakan kegiatan membaca siswa yang dilakukan secara mandiri. Menurut Fountas and Pinnel USAID PRIORITAS, 2014: 98 membaca mandiri adalah suatu proses berperannya dua orang, peran siswa dan peran guru, dimana kedua pihak saling menguntungkan. Siswa membaca buku secara mandiri dengan memilih sendiri buku yang ingin dibaca. Siswa dapat memilih buku sesuai dengan keinginanya, minat, usia dan kemampuan membacanya. Guru perlu membantu siswa memilih buku yang sesuai dengan memberikan beberapa rekomendasi. Selanjutnya, siswa dapat diberi tindak lanjut dengan pemberian tugas. Misalnya membuat peta pikiran atau tanggapan terhadap bacaannya. Sebagai pengayakan, guru perlu memilih buku baik bergenre fiksi maupun non fiksi. Ada beberapa kriteria dalam pemilihan buku cerita menurut Faizah 2016:39. Berikut ini tabel kriteria dalam pemilihan buku cerita. 36 Tabel 1. Kriteria Pemilihan Buku Elemen Buku Kriteria Sampul muka Ilustrasi sampul muka Ilustrasi sampul muka menggambarkan isi buku. Judul buku Pada buku fiksi, judul buku memberikan petunjuk terhadap isi buku. Identitas kreator Nama penerbit, nama penulis dan ilustrator tercantum pada sampul muka buku. Elemen Visual Ilustrasi isi Buku Ilustrasi pada buku bergambar picture book mengisahkan cerita. Ilustrasi ini membantu peserta didik untuk memahami alur cerita. Ilustrasi pada buku berilustrasi illustrated book dapat bersifat melengkapi cerita. Ilustrasi buku pada buku bergambar picture book untuk pembaca awal dan pemula memiliki alur yang sederhana. Gaya ilustrasi seharusnya bervariasi agar peserta didik terpajang pada ragam karya seni. Ilustrasi buku fiksi dan non-fiksi tidak bias suku, gender, dan agama tertentu. Ilustrasi pada buku non-fiksi membantu pembaca untuk memahami konten informasi. Elemen Cerita Konten Informasi Konten Informasi Konten informasi perlu disesuaikan dengan usia target pembaca buku. Latar cerita Pada buku bergambar, halaman awal memberikan informasi tentang tokoh, di mana dan kapan, apa yang dialami tokoh. Tokoh Tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh pendamping. Tujuan tokoh Tokoh cerita memiliki tujuan dan permasalahan yang dapat diidentifikasi oleh peserta didik. Alur Alur cerita perlu sesuai dengan jenjang usia peserta didik. Buku cerita untuk pembaca awal dan pemula dapat hanya terdiri dari awal – tengah – akhir cerita. Logika cerita Cerita fiksi yang baik memiliki logika cerita yang baik dan menyampaikan pesan yang positif. Sudut pandang Buku untuk pembaca di jenjang Sekolah Dasar dituturkan dengan satu sudut pandang secara konsisten Elemn Kebahasaan Keteracaan Memiliki jumlah kata per kalimat dan jumlah kalimat per halaman yang sesuai dengan kemampuan membaca siswa Kosa kata Teks cerita memiliki kosa kata baru tidak lebih dari 30 dari keseluruhan kosa kata. Kosa kata baru dijelaskan dengan bantuan gambar atau ilustrasi atau konteks kalimat yang sesuai. Tata bahasa Teks cerita ditulis dengan tata bahasa yang baik, pemakaian tanda baca yang sesuai jenjang usia peserta didik, dan koherensi kalimat yang baik. Diksi Teks cerita tidak mengandung bias terhadap suku, gender, dan agama tertentu. Diksi bervariasi 37 3. Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi Sarana dalam konteks literasi merupakan faktor pendukung jalannya program literasi. Sarana tersebut dapat mencakup perpustakaan, sudut baca, atau area baca. Perpustakaan merupakan tempat dimana siswa dapat menemukan sumber belajar. Perpustakaan sebaiknya dikelola dan dikembangkan sebaik mungkin agar siswa tertarik untuk mengunjunginya. Sudut baca kelas merupakan sudut ruang kelas yang berisi buku-buku baik buku pelajaran atau buku cerita yang ditata dengan baik sebagai sarana membaca siswa. Selain perpustakaan, sudut baca kelas juga perlu dikembangkan sehingga siswa dapat membaca kapan saja. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menata dan menciptakan lingkungan kaya literasi yaitu memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca, memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain perpustakaan, sudut buku kelas, area baca, kebun sekolah, kantin, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini dapat diperkaya dengan bahan kaya teks print-rich material, melibatkan komunitas di luar sekolah dalam kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas. a. Area Baca Area baca meliputi lingkungan sekolah serambi, koridor, halaman, kebun, ruang kelas, tempat ibadah, tempat parkir, ruang UKS, ruang kepsek, ruang guru, 38 ruang tunggu orang tua, toilet dll. yang dilengkapi oleh koleksi buku untuk memfasilitasi kegiatan membaca peserta didik dan warga sekolah. b. Menciptakan lingkungan kaya teks Menciptakan lingkungan kaya teks adalah melengkapi setiap sudut sekolah dengan teks-teks. Teks tersebut dapat berupa poster, tulisan, mading, gambar atau yang lainnya dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta pengetahuan dan budi pekerti. Contoh-contoh bahan kaya teks menurut Faizah 2016: 19 yaitu: 1 karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik; 2 poster-poster yang terkait pelajaran, poster buku, poster kampanye membaca, dan poster kampanye lain yang bertujuan menumbuhkan cinta pengetahuan dan budi pekerti; 3 dinding kata; 4 label nama-nama peserta didik pada barang-barang mereka yang disimpan di kelas apabila ada; 5 jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas; 6 surat, resep, kupon, kliping, foto kegiatan peserta didik; 7 label nama-nama pada setiap benda di ruang kelas; 8 komputer danatau perangkat elektronik lain yang mendukung kegiatan literasi; 9 buku dan sumber informasi lain koran, majalah, buletin; 10 papan buletin; 11 poster dan mainan alfabet; 39 12 kaset cerita, DVD, dan bahan digitaleletronik yang mendukung kegiatan literasi, c. Lingkungan Kelas yang Literat Lingkungan kelas yang literat ditunjukkan oleh banyaknya tulisan yang dapat dibaca baik yang ditempel di dinding, di papan tulis maupun dalam bentuk buku. Lingkungan kelas yang literat merupakan lingkungan kelas yang kaya akan media kebahasaan dan cetakan. USAID PRIORITAS, 2014:26-27. Lingkungan kelas dapat diisi dengan berbagai tulisanteks, gambar dan hasil karya siswa. Karya siswa dapat ditempel atau diletakkan di setiap sudut kelas. Selain itu, perpustkaan kelassudut baca kelas juga dapat dikembangkan untuk menunjang kegiatan membaca siswa. Berikut ini beberapa hal yang perlu dikembangkan agar tercipta lingkungan kelas yang literat. 1 Tulisan di dalam Kelas Kelas yang literat dapat ditunjukkan dengan banyaknya tulisan di dalam kelas. Berikut ini beberapa tulisan yang dapat diletakkan di dalam kelas menurut USAID PRIORITAS 2014:28, yaitu: a nama siswa, b alphabet di dinding, c nama hari, d nama bulan, e nama-nama benda yang ada di kelas, dan f jadwal kegiatan kelas. 40 Banyak tulisan yang dapat diletakkan di dalam kelas agar tercermin suasana kelas yang kaya akan tulisan. Misalnya jadwal piket, jadwal pelajaran, tulisan guru atau siswa dapat mengisi ruang kelas. Banyaknya tulisan di dalam kelas dapat memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu dapat memberikan informasi bagi orang lain terkait isi tulisan tersebut. 2 Sudut Baca KelasPerpustakaan Kelas Sudut baca kelas atau perpustakaan kelas merupakan sarana yang mendukung pelaksaan program literasi yang berupa sebuah sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku bacaan dengan tujuan mendekatkan siswa dengan sumber literasi. Menurut Faizah 2016: 17 sudut baca kelas diartikan sebagai berikut. a Sudut baca kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. b Sudut baca kelas adalah sudut di ruangan kelas yang digunakan untuk memajang koleksi bacaan dan karya peserta didik. c Sudut baca kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan SD, yaitu mendekatkan buku kepada peserta didik. d Sudut baca kelas dikelola oleh guru, peserta didik, dan orang tua. Perpustakaan kelas dirancang untuk menunjang program literasi. Tujuannya adalah memfasilitasi kegiatan membaca siswa. Sudut baca kelas berisi buku-buku atau bahan cetakan lainnya yang disesuaikan dengan minat, usia dan kemampuan siswa. Pada buku USAID PRIORITAS 2015: 48 dinyatakan bahwa 41 perpustakaan kelas memiliki beberapa manfaat yaitu menumbuhkan kecintaan siswa dalam membaca, memperkaya pengalaman belajar siswa, mempercepat penguasaan teknik membaca, melatih siswa bertanggung jawab, membantu siswa menyelesaikan tugas sekolah, membentu guru dan siswa menemukan informasi dan sumber-sumber pembelajaran serta mengikuti perkembangan iptek. Bacaan yang dapat diletakkan di perpustakaan kelas dapat berupa buku fiksi, buku non fiksi, majalah, kamus, koran dan lain sebagainya. 3 Pajangan Hasil Karya Siswa Menurut USAID PRIORITAS 2015: 140 pajangan adalah sekumpulan hasil karya siswa yang dipajangkan dalam kurun waktu tertentu. Hasil karya siswa dapat dipajang di dalam kelas maupun di luar kelas. Hasil karya siswa dapat ditempel pada papan pajangan atau pada setiap sudut ruangan. Guru dapat mengkreasikan pajangan karya siswa sesuai dengan kondisi kelas. Ada beberapa tempat yang dapat digunakan untuk memajang hasil karya siswa. Salah satunya adalah dinding. Guru dapat menempel atau memajang karya siswa pada dinding kelas. Apabila tidak ingin merusak dinding, karya siswa dapat ditempel pada karton kemudian digantung pada dinding. Selain dinding, guru dapat memasang karya siswa pada jendela kelas, lantai atau langit-langit ruangan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pajangan merupakan hasil karya siswa yang dipajang di dalam maupun di luar kelas. Pemajangan dapat dilakukan dengan menggantung maupun menempel pada dinding atau jendela, lantai maupun langit-langit. Pajangan karya siswa dapat mendukung program literasi dalam upaya mengembangkan keterampilan literasi siswa. 42 Ada beberapa manfaat dan fungsi pajangan menurut USAID PRIORITAS 2015: 140, yaitu sebagai berikut. a Pajangan terdiri dari karya siswa yang sukup atraktif. Hal ini dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar. b Pajangan dapat secara langsung dimanfaatkan sebagai media mengajar dan belajar. c Pajangan dapat digunakan sebagai penguat informasi dari apa yang telah dipelajari. d Pajangan dapat digunakan sebagai bahan referensi anak. e Pajangan dapat memuat informasi mengenai topic yang akan dipelajari. f Pajangan bisa bersifat interaktif. g Pajangan dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk membaca. h Membentuk iklim belajar yang kondusif bagi siswa sehingga siswa memiliki rasa percaya diri dan strategi dalam belajar membaca dan menulis. i Media komunikasi kelas dengan orang tua. j Pajangan dapat memberikan informasi kepada orang lain tentang apa yang sedang dipelajari siswa. 4. Memilih Buku Bacaan yang Sesuai dengan Siswa SD Memilih buku bacaan perlu disesuaikan dengan usia dan karakteristik peserta didik. Faizah 2016: 21 mengklasifikasikan pemilihan buku bacaan berdasarkan jenjang kelas di sekolah dasar. a. Kelas Rendah 1 Pendampingan kepada siswa dala memilih buku bacaan. 43 2 Buku mengandung informasi yang sederhana dan atau kejadian sehari-hari. 3 Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi anak. 4 Buku dapat bergenre fiksi atau fantasi dengan tokoh binatang fabel. 5 Buku mengandung pesan nilai-nilai sesuai dengan tahapan tumbuh kembang peserta didik dalam berbagai aspek antara lain moral, sosial dan kognitif. 6 Pesan moral cerita disampaikan dengan tidak menggurui. 7 Buku yang dibacakan dapat berukuran besar big book b. Kelas tinggi 1 Peserta didik dapat memilihbuku secara mandiri. 2 Buku mengandung informasi yang kompleks. 3 Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi. 4 Buku dapat bergenre cerita rakyat yang sesuai dengan jenjang SD. 5 Buku mengandung pesan nilai-nilai sesuai dengan tahapan tumbuh kembang peserta didik dalam berbagai aspek, antara lain moral, sosial, kognitif. 6 Pesan moral cerita disampaikan dengan tidak menggurui. 5. Melibatkan Publik Melibatkan publik artinya sekolah dapat melibatkan berbagai pihak dalam mengembangkan program literasi. Pihak tersebut dapat meliputi orang tua siswa, komite sekolah, industri, alumni sekolah dan lain sebagainya. Dukungan dari berbagai pihak dapat membantu sekolah untuk mengelola dan mengembangankan program literasi sehingga dapat berjalan dengan lebih baik. 44 Pelibatan publik dapat dilakukan dengan melibatkan orang tua siswa. Partisipasi orang tua dapat dibangun melalui komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Guru dapat mengkomunikasikan pekerjaan siswa kepada orang tua siswa. Selain itu, orang tua siswa dapat diajak berpartisipasi dengan meminta mereka membacakan buku di dalam kelas secara bergiliran. Tujuannya adalah melibatkan orang tua dalam program literasi dan meningkatkan motivasi siswa. USAID PRIORITAS 2014: 35

G. Pentingnya Literasi di Kelas Rendah