107
C. Pembahasan
Hasil penelitian di atas merupakan hasil proses penelitian di SD Ngoto yang telah dilakukan peneliti selama kurun waktu dari bulan April hingga
bulan Mei tahun 2017. Peneliti akan membahas satu per satu data hasil penelitian yang ditemukan peneliti dilapangan. Berikut ini pembahasan dari
data hasil penelitian yang ditemukan peneliti selama di lapangan.
1. Tujuan Program Literasi Sekolah di SD Ngoto
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas rendah maupun dengan kepala sekolah SD Ngoto, dapat disimpulkan bahwa program literasi telah
diterapkan di SD Ngoto sejak tahun 2015. Tujuan program literasi adalah untuk menumbuhkan kebiasaan dan gemar membaca serta meningkatkan kemampuan
literasi siswa. Adanya program literasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa, menumbuhkan rasa senang terhadap membaca dalam
diri siswa sehingga siswa dapat memiliki wawasan yang luas. Tujuan dari masing-masing kegiatan dalam program literasi di SD Ngoto
adalah sebagai berikut. a.
Sabtu Membaca 1
Siswa gemar membaca 2
Siswa dapat memahami isi bacaan 3
Siswa dapat membaca dengan intonasi dan lafal yang benar 4
Guru dan Karyawan dapat menjadi teladan bagi siswa dalam budaya membacaliterasi.
108 b.
Membaca Terbimbing 1
Siswa dapat membaca dengan lancar 2
Siswa dapat memahami isi bacaan 3
Siswa dapat membaca dengan intonasi sesuai EYD c.
Membaca Bersama 1
Siswa dapat membaca lancar 2
Siswa dapat menyebutkan isi bacaan 3
Siswa dapat memahami arti kosakata d.
Membaca Mandiri 1
Siswa dapat memahami isi bacaan 2
Siswa dapat membuat sinopsis e.
Lomba Literasi Untuk mengetahui keberhasilan dan kemajuan pelaksanaan program
literasi. Tujuan literasi secara khusus menurut Faizah 2016: 2 adalah
menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai
taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan
menghadirkan beragam buku bacaan di sekolah dan mewadahi berbagai strategi membaca.
109 Berdasarkan teori tujuan literasi tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
program literasi di SD Ngoto sesuai dengan salah satu tujuan literasi yaitu menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi sekolah.
2. Implementasi Program Literasi Sekolah di SD Ngoto
Program literasi bertujuan meningkatkan kemampuan literasi siswa. Oleh karena itu, pada pelaksanaanya program ini berupaya untuk mengembangkan
kemampuan membaca dan menulis. Berdasarkan hasil pengumpulan data, kemampuan memmbaca dan menulis dikembangkan dalam program literasi
namun kemampuan membaca lebih diutamakan. Berdasarkan hasil wawancara guru, program literasi lebih mengembangkan kemampuan membaca dan apabila
dicermati dari keseluruhan kegiatan dalam program literasi yang diterapkan di SD Ngoto melaksanakan aktivitas membaca. Terlihat dari intensitas aktivitas
membaca dan menulis lebih banyak aktivitas membaca. Meskipun demikian bukan berarti hanya mengembangkan kemampuan membaca, kemampuan menulis
tetap dikembangkan dalam program literasi hanya saja lebih banyak mengembangkan kemampuan membaca.
Pada program literasi terdapat beberapa kegiatan. Pertama kegiatan menciptakan budaya membaca yang dilakukan dengan menerapkan kegiatan
Sabtu membaca. Selain itu terdapat kegiatan membaca mandiri, membaca terbimbing, membaca senyap, dan membaca bersama serta lomba literasi.
a. Kegiatan Sabtu Membaca
Kegiatan Sabtu membaca merupakan salah satu kegiatan dalam program literasi yang diterapkan di SD Ngoto. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
110 menciptakan gemar membaca serta menumbuhkan kebiasaan membaca sehingga
tercipta budaya membaca. Sabtu membaca dilakukan dengan melaksanakan kegiatan membaca selama 15 menit setelah berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
Pada buku USAID PRIORITAS 2014:34 dituliskan bahwa program membaca untuk menciptakan budaya membaca dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut. 1
Membaca pada saat pertemuan awal setiap hari selama 10-15 menit. 2
Membaca setelah jam istirahat selama 10-15 menit. 3
Membaca setelah menyelesaikan tugas. Kegiatan Sabtu Membaca di SD Ngoto dilaksanakan setiap hari selama 15
menit sebelum pembelajaran dimulai sesuai dengan teori dalam buku USAID PRIORITAS yang tertulis bahwa untuk menciptakan budaya membaca dapat
melaksanakan kegiatan membaca setiap hari dengan durasi waktu 10 hingga 15 menit baik sebelum pembelajaran, ditengah pembelajaran maupun diakhir
pembelajaran. Beberapa kelas rendah SD Ngoto telah melaksanakan kegiatan membaca 15 menit setiap hari, namun ada beberapa kelas yang belum
melaksanakannya setiap hari. Kelas IIIB melaksanakan kegiatan membaca 15 menit pada hari Rabu. Hal tersebut karena menurut guru kelas pagi hari
merupakan waktu yang efektif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu di kelas IIB juga belum melaksanakan kegiatan membaca 15 setiap hari.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara tidak menentu. Meskipun di kedua kelas tersebut belum melaksanakan kegiatan Sabtu Membaca setiap hari, namun di
kelas lain telah melaksanakannya setiap hari yaitu di kelas IA, IB dan IIA.
111 Menurut Faizah 2016:8 terdapat beberapa prinsip-prinsip kegiatan
membaca sebagai upaya menumbuhkan kebiasaan membaca. Prinsip pertama buku yang dibaca siswa adalah buku bacaan selain buku pelajaran baik fiksi
maupun non fiksi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa buku yang digunakan pada kegiatan Sabtu membaca adalah buku bacaan selain buku
pelajaran. Prinsip kedua adalah buku yang dibaca siswa merupakan buku yang diminati siswa. Pada pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit di SD Ngoto siswa
memilih sendiri yang akan dibaca sesuai dengan minat dan keinginan siswa. Prinsip ketiga, kegiatan membaca tidak diikuti tugas sesuai dengan kegiatan Sabtu
membaca yang dilaksanakan tanpa adanya pemberian tugas kepada siswa. Setelah membaca, siswa menulis pada jurnal membaca atau melakukan tanya jawab
terkait isi bacaan dengan guru sesuai dengan prinsip kegiatan membaca yang keempat yang menyatakan bahwa kegiatan membaca dapat diikuti dengan diskusi
tentang buku maupun kegiatan menyenangkan lainnya. Pada kegiatan membaca 15 menit di SD Ngoto, siswa menulis pada jurnal
membaca reading log yang berisi nama pengarang buku, judul buku, tanggal membaca dan isi buku. Menurut CambournTurbill USAID PRIORITAS,
2015:52 reading log jurnal membaca siswa merupakan catatan harian dari kebiasaan dan ketertarikan membaca siswa yang disimpan selama periode latihan
membaca independen. Jurnal membaca siswa dapat berisi judul buku, pengarang, tanggal membaca dan isi buku. Dengan demikian terdapat kesesuaian antara teori
tentang reading log dengan penggunaan reading log dalam pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit di SD Ngoto.
112 b.
Bengkel Literasi Bengkel literasi yang diterapkan di SD Ngoto meliputi membaca mandiri,
membaca terbimbing dan membaca bersama. 1
Membaca Terbimbing Membaca terbimbing merupakan salah satu kegiatan dalam program literasi
yang diterapkan di SD Ngoto. Tujuan kegiatan tersebut adalah meningkatkan kemampuan membaca siswa yang meliputi supaya siswa dapat membaca dengan
lancar, siswa dapat memahami isi bacaan serta agar siswa dapat membaca dengan intonasi yang tepat sesuai dengan EYD. Kegiatan tersebut dilakukan secara
berkelompok. Kelompok dibagi secara homogen sesuai dengan kemampuan siswa. Pada kegiatan membaca terbimbing, guru dan siswa membaca secara
bergantian dengan buku yang sama. Guru menggunakan buku berjenjang dalam melaksanakan kegiatan membaca terbimbing. Pada kegiatan ini, guru memberikan
bimbingan terhadap satu kelompok sementara kelompok lain membaca buku secara mandiri.
Pelaksaan kegiatan membaca terbimbing sesuai dengan teori USAID PRIORITAS 2016: 3 yang menyatakan bahwa membaca terbimbing merupakan
kegiatan membaca yang dilakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan kemampuan membaca yang sama homogen. Guru
membimbing siswa dalam kegiatan membaca dan memahami isi bacaan. Bimbingan diberikan sebelum, saat, dan setelah membaca. Berdasarkan teori dan
hasil penelitian yang ditemukan peneliti dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan membaca terbimbing sesuai dengan teori USAID PRIORITAS yaitu
113 dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok dan memberikan bimbingan
selama kegiatan membaca terbimbing berlangsung. 2
Membaca Bersama Kegiatan membaca bersama di kelas rendah SD Ngoto dilakukan dengan
melibatkan semua siswa dalam satu kelas. Kegiatan dilakukan dengan guru membaca buku kemudian diikuti oleh semua siswa membaca secara bersama-
sama. Setelah itu guru melakukan tanya jawab terkait isi buku atau perwakilan kelompok menceritakan kembali isi bacaan serta adanya pemberian tugas dari
guru. Pada kegiatan membaca bersama, diperlukan buku besar atau big book agar semua siswa dapat melihat teks bacaan. Kegiatan membaca bersama di kelas
rendah SD Ngoto dilaksanakan dengan menggunakan buku besar namun dari hasil observasi tidak ada penggunaan buku besar dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Hal tersebut karena semua buku besar sudah pernah digunakan dalam kegiatan membaca bersama sehingga guru menggunakan buku pelajaran. Jadwal
pelaksanaan membaca bersama adalah hari Kamis namun pada pelaksanaanya kegiatan membaca bersama belum dilaksanakan setiap hari Kamis karena guru
perlu menyesuaikan dengan materi pembelajaran, situasi maupun kondisi. Wicaksono 2016: 247 menyatakan bahwa membaca bersama merupakan
kegiatan membaca secara bersama-sama antara guru dan siswa. Kegiatan membaca bersama dapat dilakukan dengan beberapa cara. Ketiga cara
pelaksanaan kegiatan membaca bersama yaitu 1 guru membaca dan siswa mengikutinya khusus kelas awal, 2 guru membaca dan siswa menyimak sambil
mengamati teks yang dibaca, dan 3 siswa membaca bergiliran.
114 Berdasarkan hasil penelitian dan teori mengenai membaca bersama yang
disampaikan oleh Wicaksono dapat diketahui bahwa pelaksaan kegiatan membaca bersama dilakukan dengan cara yang kedua yaitu guru membaca kemudian diikuti
oleh siswa. Pelaksanaan kegiatan membaca bersama sesuai dengan ungkapan Wicaksono 2016: 247 yang menyatakan bahwa membaca bersama merupakan
kegiatan membaca secara bersama-sama antara guru dan siswa yaitu dilaksanakan oleh guru dan semua siswa secara bersama-sama.
3 Membaca Mandiri
Kegiatan membaca mandiri bertujuan agar siswa dapat memahami isi bacaan dan siswa dapat membuat sinopsis cerita. Pelaksanaan kegiatan membaca
mandiri di kelas rendah SD Ngoto dilakukan dengan meminta siswa membaca secara mandiri selama 15 menit kemudian diberikan tugas. Tugas tersebut berupa
mencari kata sulit, membuat sinopsis atau menjawab pertanyaan terkait isi bacaan. Buku yang dibaca siswa saat membaca mandiri merupakan buku bacaan yang
dipilih siswa sesuai dengan keinginannya. Menurut Faizah 2016:39, pada kegiatan membaca mandiri siswa membaca
buku secara mandiri dengan memilih sendiri buku yang ingin dibaca. Siswa dapat memilih buku sesuai dengan keinginanya, minat, usia dan kemampuan
membacanya. Selanjutnya siswa dapat diberi tindak lanjut dengan pemberian tugas. Teori tersebut sesuai dengan pelaksaan kegiatan membaca mandiri di kelas
rendah SD Ngoto yang dilakukan dengan memberikan waktu kepada siswa untuk membaca buku secara mandiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian
antara teori dan pelaksanaan kegiatan membaca mandiri di SD Ngoto.
115 4
Lomba Literasi Lomba literasi juga merupakan kegiatan dalam program literasi. Lomba
literasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan program literasi. Pada lomba tersebut diadakan lomba
membuat sinopsis dan membuat deskripsi suatu benda. Pada pembuatan sinopsis, yang pertama siswa membaca buku terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan
membuat ringkasan cerita sementara pada pembuatan deskripsi siswa bebas mendeskripkan benda apa saja. Lomba literasi dilaksanakan setelah Ujian Akhir
Semester. c.
Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan dalam Program Literasi Di SD Ngoto terdapat jadwal pelaksanaan kegiatan membaca terbimbing,
membaca bersama dan membaca mandiri. Sekolah telah membuat jadwal pelaksanaan kegiatan membaca terbimbing yaitu pada hari Selasa di akhir
pembelajaran. jadwal tersebut termuat dalam papan program literasi sementara jadwal kegiatan membaca mandiri dan membaca bersama adalah hari Kamis.
Membaca senyap dilaksanakan pada hari Rabu setelah berdoatadarus. Berikut ini jadwal pelaksanaan kegiatan membaca di SD Ngoto.
a Membaca terbimbing dilaksanakan pada hari Selasa diakhir pelajaran
b Membaca bersama dilaksanakan pada hari Kamis
c Membaca mandiri dilaksanakan pada hari Kamis
d Sabtu membaca dilaksanakan setiap hari selama 15 menit setelah berdoa
e Lomba literasi dilaksanakan setelah UAS
116 Meskipun di sekolah terdapat jadwal pelaksanaan program literasi, namun
pelaksanaan kegiatan tersebut belum semua kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun sekolah. Ada beberapa kegiatan pada beberapa kelas
yang dilakukan sesuai dengan jadwal sekolah namun beberapa kegiatan belum dilaksanakan sesuai dengan jadwal tersebut. Hal itu dikarenakan guru harus
menyesuaikan materi, waktu, situasi maupun kondisi. Kegiatan membaca mandiri di kelas IA dilaksanakan pada hari Rabu pagi
guru perlu menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran. Sementara membaca bersama dan terbimbing disesuaikan dengan materi pembelajaran dan situasi.
Kegiatan membaca mandiri di kelas IB belum dilaksanakan karena siswa masih kesulitan dalam membuat sinopsis sementara membaca bersama dan terbimbing
dilaksanakan dengan menyesuaikan situasi. Kegiatan membaca mandiri di kelas IIA dilaksanakan setiap hari Kamis sesuai dengan jadwal namun pada kegiatan
membaca terbimbing dan membaca bersama dilaksanakan secara tidak tetap. Membaca terbimbing di kelas IIIB dilakukan setiap hari Selasa, Rabu dan Sabtu
disisipkan pada kegiatan tambahan di akhir pembelajaran sementara kegiatan membaca mandiri dan membaca bersama dilaksanakan secara tidak menentu
menyesuaikan waktu. d.
Pendampingan terhadap Siswa dalam Program Literasi Sekolah Pada program literasi sekolah di SD Ngoto diberikan pendampingan
terhadap sekolah baik pendampingan dari guru maupun dari orang tua siswa. Pada pelaksanaan setiap kegiatan dalam program literasi sekolah siswa didampingi oleh
guru. Guru selalu memberikan pendampingan dan bimbingan terhadap siswa. Hal
117 tersebut dilakukan karena mengingat siswa kelas rendah masih memerlukan
perhatian dan pendampingan dari guru maupun orang tua. Pendampingan orang tua diberikan di rumah. Orang tua bertanggung jawab mendampingi aktivitas
siswa ketika siswa berada di sekolah sementara ketika siswa berada di sekolah, guru yang bertanggung jawab memberikan pendampingan.
e. Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi
Untuk menata sarana dan lingkungan yang literat, di SD Ngoto telah dilengkapi dengan buku-buku bacaan, area membaca, sudut baca kelas, warung
ilmu dan perpustakaan. Area membaca merupakan tempat yang memungkinkan siswa dapat membaca buku. Sudut baca kelas berupa rak buku yang berisi buku
bacaaan siswa sementara warung ilmu berada di depan kelas I, kelas II dan di depan ruang guru yang berisi buku bacaan siswa. Selain itu terdapat slogan dan
kampanye tentang membaca untuk mendukung pelaksanaan program literasi. Slogan membaca di gantung di depan setiap kelas.
Fasilitas lain yang mendukung program literasi adalah perpustakaan. SD Ngoto memiliki satu ruangan perpuatakaan yang berisi buku-buku baik pelajaran
maupun non pelajaran. Buku-buku yang ada di SD Ngoto baik yang ada di kelas, di perpustakaan maupun di warung ilmu berupa buku cerita bergambar, komik,
buku sastra tradisional, dongeng, fable, buku informatif, biografi, buku-buku fiksi dan lain sebagainya.
Untuk menciptakan lingkungan kelas yang literat perlu adanya bahan kaya teks di dalam kelas dan panjangan hasil karya siswa. SD Ngoto telah memenuhi
hal tersebut. Setiap kelas memiliki papan pajangan hasil karya siswa yang
118 digunakan untuk memajang hasil karya siswa. Apabila papan pajangan penuh,
guru memenuhi dinding kelas dengan hasil karya siswa. Selain itu, terdapat beberapa bahan kaya teks yaitu tulisan siswa, kampanye literasi, nama siswa,
jadwal pelajaran maupun jadwal piket, contoh huruf, pohon harapan, gambar senjata, papan administrasi, foto-foto kegiatan, tulisan siswa yang ditempel pada
steroform, nama nama binatang, gambar alat transportasi, puisi, papan kata, struktur kelas, visi misi sekolah, papan administrasi, papan program literasi,
contoh-contoh bangun datar dan hasil karya siswa yang ditempel di papan pajangan dan dinding kelas.
f. Keterlibatan Orang Tua Siswa
Pada pelaksanaan program literasi perlu adanya pelibatan publik. Melibatkan publik artinya sekolah dapat melibatkan berbagai pihak dalam
mengembangkan program literasi. Pihak tersebut dapat meliputi orang tua siswa, komite sekolah, industri, alumni sekolah dan lain sebagainya. Pelaksanaan
program literasi di SD Ngoto telah melibatkan orang tua siswa. Orang tua siswa terlibat dalam memberikan pendampingan kepada siswa di rumah serta terlibat
dalam kegiatan gebyar buku dan paguyuban sekolah. Pada kegiatan gebyar buku, orang tua siswa terlibat dalam wakaf buku.
g. Penilaian dalam Program Literasi
Pada program literasi di SD Ngoto tidak dilakukan penilaian. Penilaian dimasukkan dalam penilaian pembelajaran di kelas. Meskipun tidak terdapat
penilaian namun terdapat pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang dapat membaca buku paling banyak di kelas. Pemberian reward memiliki tujuan untuk
119 memberikan motivasi terhadap siswa supaya mereka memiliki semangat dalam
membaca dan terpacu untuk terus membaca.
3. Hambatan Program Literasi
Di SD Ngoto, hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program literasi berkaitan dengan karakter siswa yang masih senang bermain. Selain itu,
pelaksanaan program literasi juga terhambat karakter siswa yang pasif. Hasil penelitian Widyaningrum 2016:141 menunjukkan bahwa hambatan program
pembiasaan membaca berasal dari siswa yang senang bermain ketika memilih buku dan siswa yang maih kesulitan mengungkapkan secara lisan informasi yang
telah dibacanya. Hal tersebut sesuai dengan karakter siswa sekolah dasar yang masih senang bermain dan bergerak. Dengan demikian, hambatan yang ditemui di
SD Ngoto sesuai dengan hasil penelitian Widyaningrum yang menyatakan bahwa siswa masih kesulitan dalam mengungkapkan informasi yang diketahuinya.
Hambatan program literasi di SD Ngoto berkaitan dengan banyaknya prioritas guru dalam melaksanakan kegiatan di sekolah. Guru memiliki banyak
tanggung jawab dan harus melaksanakan banyak kegiatan sehingga harus mengatur waktu untuk melaksanakan semua kegiatan yang ada di sekolah. Guru
terhambat oleh waktu dalam pelaksanaan kegiatan literasi karena banyaknya kegiatan sekolah yang harus tetap dilaksanakan. Hasil penelitian Wulandari
2017: 96 menunjukkan bahwa faktor penghambat literasi dapat berasal dari guru. Guru memiliki banyak kesibukan dan tagihan serta tanggung jawab
sehingga pencapaian literasi bukan satu-satunya prioritas guru. Dengan demikian, hambatan yang ditemui di SD Ngoto sesuai dengan hasil penelitian Wulandari
120 yaitu banyaknya tagihan dan tanggung jawab guru sehingga guru harus mengatur
waktu dalam melaksanakan semua kegiatan sekolah dan program literasi.
D. Keterbatasan Penelitian