67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngoto yang beralamat di Jalan Imogiri Barat Km 7, Semal, Kelurahan Bangunharjo, Sewon Bantul. Sasaran
penelitian ini adalah kelas rendah. SD Negeri Ngoto memiliki kelas parallel sehingga kelas rendah terdiri dari enam kelas yaitu kelas IA, IB, IIA, IIB, IIIA,
IIIB. 1.
Visi dan Misi Sekolah a.
Visi 1
”Terwujudnya Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Terampil dan Mandiri”
2 Indikator Pencapaian Visi
a Unggul dalam bidang keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa. b
Unggul dalam bidang akademik dan non akademik. c
Mewujudkan peserta didik yang mandiri. b.
Misi 1
Mewujudkan peserta didik yang agamis dalam kehidupan sehari-hari. 2
Mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar, baik intrakurikuler maupun ekstrakuikuler.
3 Menyelenggarakan pembelajaran yang mengarah pembentukan ketrampilan.
68 4
Meningkatkan kemampuan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
5 Meningkatkan kedisiplinan semua warga sekolah.
6 Meningkatkan kompetensiprestasi siswa.
7 Memberdayakan potensi warga sekolah dan lingkungannya.
8 Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait.
9 Meningkatkan kegiatan pengembangan diri siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler. 10
Meningkatkan minat baca warga sekolah melalui perpustakaan sekolah. 11
Melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. 12
Menumbuhkan cinta seni, lingkungan, dan keterampilan batik.
B. Hasil Penelitian
1. Tujuan Program Literasi di SD Ngoto
SD Ngoto memiliki misi untuk meningkatkan minat membaca warga sekolah yang sejalan diselenggarakannya program literasi. Program literasi
merupakan suatu program yang berupaya untuk menciptakan budaya literasi melalui pengembangan minat dan kebiasaan membaca maupun menulis. SD
Ngoto telah menerapkan program literasi. Penerapan program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan dan gemar membaca serta untuk meningkatkan
kemampuan literasi siswa. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru kelas rendah. Berikut ini jawaban guru kelas IA terkait
tujuan program literasi. Untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa mbak supaya siswa bisa
membaca dengan baik, selain itu meningkatkan kemampuan menulis juga,
69 ya meningkatkan kemampuan literasi itu mbak, supaya anak sering
membaca juga. Kalau dibiasakan membaca sejak SD nanti supaya anak menjadi terbiasa membaca. Guru kelas IA, 25 April 2017
Ungkapan tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh guru kelas IIA yang menyatakan bahwa tujuan program literasi adalah untuk menumbuhkan kebiasaan
membaca siswa, supaya siswa senang dan selalu semangat untuk membaca sehingga kemampuan
membaca siswa meningkat. Selain
itu, untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa. Guru kelas IIA, 20 April 2017.
Beberapa guru kelas rendah menyatakan bahwa tujuan program literasi untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa yang meliputi kemampuan
membaca dan menulis serta menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca. Sementara itu Kepala Sekolah SD Ngoto menambahkan bahwa program literasi
bertujuan untuk mengurangi aktivitas siswa yang kurang bermanfaat. Beliau menyampaikan bahwa tujuan program literasi adalah menumbuhkan gemar
membaca, menambah wawasan siswa dan meningkatkan kemampuan membaca siswa serta mengurangi aktivitas siswa yang kurang bermanfaat.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa guru kelas rendah dan kepala sekolah SD Ngoto dapat dipahami bahwa tujuan program literasi adalah
menumbuhkan kebiasaan dan minat membaca serta meningkatkan kemampuan literasi siswa yang meliputi kemampuan membaca dan menulis. Selain itu,
program literasi dapat mengurangi aktivitas siswa yang kurang bermanfaat. Harapan sekolah dengan adanya program literasi adalah adanya peningkatan
kemampuan membaca dan menulis siswa. Selain itu diharapkan siswa dapat memiliki wawasan yang luas serta memiliki minat membaca yang tinggi. Hal
70 tersebut didukung hasil wawancara guru dan kepala sekolah. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh guru kelas IA yang menyatakan bahwa: dengan adanya program literasi ini harapannya ada peningkatan
kemampuan siswa baik dari aspek membaca maupun menulisnya mbak. Selain itu, minat membaca dan menulis mereka juga meningkat serta
wawasan mereka menjadi luas karena sering membaca, kosakanya juga banyak.Guru kelas IA, 25 April 2017
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa harapan adanya program literasi di SD Ngoto adalah adanya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis
serta tumbuhnya minat membaca dan menulis sehingga dapat memperluas wawasan siswa.
2. Implementasi Program Literasi di SD Ngoto
Program literasi mulai diterapkan di SD Ngoto pada tahun 2015. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara guru kelas IIIB yang menyatakan bahwa
program literasi mulai diterapkan di SD Ngoto sejak tahun 2015. Pernyataan guru kelas IIIB didukung pernyataan guru kelas IA yang menyatakan bahwa program
literasi telah dilaksanakan selama 2 tahun yaitu mulai tahun 2015 setelah bekerjasama dengan USAID PRIORITAS. USAID PRIORITAS merupakan suatu
program yang dikembangkan USAID bersama pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas bagi siswa di Indonesia.
Pada pengimplementasian program literasi di SD Ngoto, USAID berperan dalam memberikan materi terkait program literasi kemudian SD Ngoto sebagai
pelaksana program literasi. USAID menyampaikan materi terkait program literasi dengan meminta beberapa guru dan kepala sekolah untuk mengikuti sosialisasi
71 program literasi. Setelah itu, sekolah dihimbau untuk menerapkan program literasi
dengan pendampingan dari USAID. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru kelas
rendah telah menunjukkan bahwa program literasi telah dilaksanakan selama 2 tahun. Peneliti melakukan penelitian pada tahun 2017 sehingga dapat diketahui
bahwa program tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2015. Berdasarkan pengakuan guru kelas IA, program literasi merupakan hasil kerjasama antara SD
Ngoto dengan USAID PRIORITAS. Pada program literasi di SD Ngto terdapat beberapa kegiatan yaitu kegiatan
membaca terbimbing, membaca mandiri, membaca bersama, membaca senyap dan membaca 15 menit sebelum pembelajaran yang disebut Sabtu Membaca.
Guru kelas IIA menyatakan bahwa di kelas rendah melaksanakan semua kegiatan tersebut yang meliputi membaca terbimbing, membaca mandiri, membaca
bersama, membaca senyap dan Sabtu Membaca. Sebagaimana pernyataannya yang menyatakan bahwa:
banyak mbak kalau kegiatannya, ada membaca 15 menit yang dilakukan setiap pagi itu, membaca terbimbing, membaca bersama kemudian
membaca senyap dan membaca mandiri. Tapi kalau di kelas tinggi hanya membaca senyap mbak yang membaca 15 menit pagi itu kalau di kelas
rendah dilakukan semua. Itu ada membaca terbimbing dan lainnya untuk siswa kelas rendah yang bisa dikatakan masih permulaan dalam
membacanya mbak. Guru kelas IIA, 20 April 2017 SD Ngoto memiliki papan program literasi yang ditempel di setiap kelas,
ruang guru dan di depan ruang guru yang berisi tujuan masing-masing kegiatan dalam program literasi yang meliputi kegiatan membaca terbimbing, bersama,
senyap, mandiri, Sabtu membaca dan lomba literasi. Gambar 1. merupakan hasil
72 dokumentasi papan program literasi yang di dalamnya memuat kegiatan-kegiatan
dalam program literasi. Pada program literasi di SD Ngoto terdapat kegiatan membaca senyap, membaca terbimbing, membaca bersama, membaca mandiri,
Sabtu Membaca dan lomba literasi.
Gambar 1. Papan program literasi a.
Mengembangkan Kemampuan Membaca dan Menulis Program literasi merupakan suatu program yang berupaya mengembangkan
kemampuan literasi. Kemampuan literasi tersebut terdiri dari kemampuan membaca dan menulis. Program literasi di SD Ngoto berusaha mengembangkan
kemampuan membaca dan menulis. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk memperoleh data mengenai kemampuan literasi yang
dikembangkan dalam program literasi di SD Ngoto. Ketika peneliti menanyakan
73 kemampuan literasi apa saja yang dikembangkan dalam program literasi, kepala
sekolah menyatakan bahwa kemampuan yang dikembangkan adalah membaca dan menulis.
Kepala sekolah menerangkan bahwa program literasi mengembangkan kemampuan membaca dan menulis. Pernyataan tersebut didukung dengan
jawaban dari beberapa guru kelas rendah terkait pertanyaan yang sama. Berikut ini jawaban dari guru kelas IA.
Harapannya semua. Pada program ini dapat mengembangkan kemampuan membaca tapi kan kegiatannya tidak hanya membaca, kadang anak menulis
juga. Jadi yang dikembangkan ya itu kemampuan membaca dan menulis siswa. Guru kelas IA, 25 April 2017
Guru kelas IB menambahkan bahwa semua kemampuan literasi
dikembangkan namun lebih cenderung pada kemampuan membaca siswa. Kemampuan membaca siswa lebih dikembangkan daripada kemampuan lain.
Berikut ini pernyataan guru kelas IA terkait pengembangan kemampuan literasi dalam program literasi yang meyatakan semua kemampuan literasi dikembangkan
tapi dari semua kegiatan lebih condong pada kemampuan membaca. Sebagaimana pernyataan guru kelas IB yang menyatakan bahwa:
semua kemampuan literasi dikembangkan tapi dari semua itu lebih condong pada kemampuan membaca siswa. Kalau menurut saya yang lebih
dikembangkan itu kemampuan membacanya makanya kebanyakan kegiatannya ya membaca walaupun tetap ada menulis, berbicara dan
mendengarkan juga. Guru kelas IB, 21 April 2017
Beberapa kegiatan yang ada pada program literasi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulis meskipun cenderung
mengembangkan kemampuan membaca siswa. Pada program literasi terdapat aktivitas membaca dan menulis yang dilakukan oleh siswa sehingga dapat
74 mengembangkan kemampuan tersebut. Aktivitas membaca terdapat pada Sabtu
membaca yang dilakukan dengan membaca 15 menit, membaca bersama, membaca terbimbing dan membaca mandiri. Sementara itu, aktivitas menulis
yang dilakukan oleh siswa berupa menulis pada jurnal membaca atau adanya tugas menulis setelah kegiatan membaca mandiri atau kegiatan membaca lainnya.
Jika dilihat dari intensitas aktivitas membaca dan menulis lebih banyak aktivitas membaca.
Tabel 12. Mengembangkan Kemampuan Membaca dan Menulis
No Aspek
Hasil
1 Mengembangkan
kemampuan membaca Pada
program literasi
mengembangkan kemampuan
membaca melalui
beberapa kegiatan yang di dalamnya terdapat aktivitas
membaca yaitu membaca 15 menit, membaca mandiri, membaca bersama, dan membaca
terbimbing.
2 Mengembangkan
kemampuan menulis Pada
program literasi
mengembangkan kemampuan menulis melalui beberapa kegiatan
yang di dalamnya terdapat aktivitas menulis yaitu menulis pada reading log dan menulis
ketika ada tugas menulis setelah kegiatan membaca mandiri atau kegiatan lain.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat dipahami bahwa dalam program literasi mengembangkan kemampuan membaca
dan menulis meskipun lebih cenderung pada kemampuan membaca siswa. b.
Menciptakan Budaya Baca Program literasi bertujuan untuk menciptakan gemar dan kebiasaan
membaca sehingga nantinya tercipta budaya membaca. Untuk menciptakan budaya membaca dengan harapan tumbuhnya gemar dan kecintaan terhadap
membaca, di SD Ngoto dilaksanakan kegiatan membaca 15 menit sebelum
75 pembelajaran yang disebut kegiatan Sabtu Membaca. Kepala sekolah SD Ngoto
menyatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca adalah membaca 15 menit setiap hari. Pernyataan tersebut di dukung
dari hasil wawancara dengan guru kelas rendah. Terkait kegiatan yang menumbuhkan kebiasaan membaca. Guru kelas IIIB menyatakan sebagai berikut.
Untuk menumbuhkan kebiasaan membaca itu dilaksanakan membaca 15 menit setiap hari itu mbak. Jadi disini kan ada sabtu membaca yang
dilaksanakan setiap hari itu seharusnya. Dengan membiasakan siswa membaca setiap hari tersebut harapannya bisa menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca siswa. Guru kelas IIIB, 19 April 2017 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IIIB
dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menciptakan budaya membaca dilaksanakan kegiatan membaca 15 menit setiap hari. Kegiatan tersebut
dilaksanakan sebelum pembelajaran dan disebut Sabtu Membaca. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kegiatan Sabtu Membaca, peneliti memaparkan
hasil penelitian terkait kegiatan Sabtu membaca di bawah ini. Tabel 13. Menciptakan Budaya Baca
No Aspek
Hasil
1 Menciptakan
budaya baca Untuk menciptakan budaya membaca dengan harapan
tumbuhnya gemar dan kecintaan terhadap membaca, di SD Ngoto dilaksanakan kegiatan membaca 15 menit
sebelum pembelajaran yang disebut kegiatan Sabtu Membaca.
1 Sabtu Membaca
Kegiatan Sabtu Membaca memiliki tujuan untuk menciptakan gemar membaca di lingkungan sekolah. Semua warga sekolah diharapkan terbiasa
membaca. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa dan menjadikan guru serta karyawan sekolah sebagai teladan
76 dalam budaya literasi. Pada papan program literasi tercantum tujuan Sabtu
membaca yaitu sebagai berikut. a
Siswa gemar membaca b
Siswa dapat memahami isi bacaan c
Siswa dapat membaca dengan intonasi dan lafal yang benar d
Guru dan Karyawan dapat menjadi teladan bagi siswa dalam budaya membacaliterasi.
Kegiatan Sabtu Membaca dilakukan setiap hari dengan pemberian waktu selama 15 menit kepada siswa untuk membaca buku. Pada kegiatan tersebut,
siswa membaca dalam hati selama 15 menit kemudian menulis jurnal membaca. Jurnal membaca berisi judul buku, tanggal membaca, nama pengarang buku dan
isi buku. Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit atau Sabtu membaca, guru menerangkan bahwa:
iya mbak setiap hari. Itu ya hanya membaca 15 menit. Sabtu membaca itu membaca senyap. Siswa membaca 15 menit kemudian saya minta menulis
pada catatan buku yang sudah dibaca siswa. Iya, jadi nanti siswa setelah membaca itu menuliskan judul buku, tanggal, nama pengarang sama isi
bukunya pada kertas yang saya bagikan. Kalau kertasnya sudah penuh nanti saya berikan lagi tapi satu kertas itu bisa dipakai sampai beberapa kali
membaca. Guru kelas IIA, 20 April 2017
Pernyataan guru kelas IIA didukung dengan pernyataan guru kelas IIIB yang menyatakan sebagai berikut.
Sabtu membaca itu kegiatan membaca senyap 15 menit mbak. Kegiatan tersebut dilakukan setiap pagi sebelum pelajaran dimulai siswa membaca
buku bacaan selama 15 menit kemudian biasanya saya ajukan beberapa pertanyaan atau perwakilan siswa saya minta maju ke depan untuk
menceritakan kembali tapi sebelum itu mereka menulis reading log mbak seperti arahan USAID PRIORITAS. Guru kelas IIIB, 19 April 2017
77 Untuk menciptakan budaya membaca di kelas rendah SD Ngoto
menerapkan kegiatan Sabtu Membaca dimana siswa membaca dalam hati selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Setelah membaca siswa menulis pada
jurnal membaca atau reading log. Reading log berisi nama pengarang buku, tanggal membaca, judul buku dan isi buku. Gambar 2 dan gambar 3 merupakan
dokumentasi kegiatan Sabtu membaca sementara gambar 4 merupakan foto reading log milik siswa.
Gambar 2. Sabtu membaca di kelas IIIB
78
Gambar 3. Sabtu membaca di kelas IIA
Gambar 4. Jurnal membaca siswa Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah
dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan Sabtu membaca
79 dilakukan dengan membaca dalam hati selama 15 menit sebelum pembelajaran
dan dilakukan setiap hari. Pada kegiatan membaca 15 menit tidak ada pemberian tugas. Setelah membaca, siswa menulis pada jurnal membaca. Kadang ada
beberapa siswa yang diminta maju di depan kelas untuk menceritakan isi buku yang telah dibaca atau menjawab beberapa pertanyaan dari guru secara lisan
terkait isi bacaan. Jurnal membaca berisi tanggal membaca, nama pengarang, judul buku dan isi buku yang dibaca siswa. Jurnal membaca berupa satu lembar
kertas yang dapat diganti apabila sudah penuh. Siswa dapat meminta kertas untuk menulis jurnal membaca apabila kertas sebelumnya telah penuh. Satu kertas dapat
digunakan untuk menulis beberapa kali. Pada kegiatan Sabtu membaca, tidak semua warga sekolah ikut membaca
buku, hanya siswa yang membaca buku sementara guru mendampingi siswa di kelas masing-masing sementara warga sekolah lain mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Guru memiliki tanggung jawab dalam memberikan pendampingan terhadap siswa sehingga tidak ikut membaca buku.
Meskipun guru tidak ikut membaca namun guru kelas selalu memberikan pendampingan dan bimbingan saat kegiatan membaca 15 menit berlangsung. Hal
tersebut sesuai dengan jawaban kepala sekolah terkait keikutsertaan warga sekolah dalam membaca. Kepala sekolah memberikan jawaban tidak, seharusnya
semua warga sekolah ikut membaca tetapi guru harus mendampingi siswa di kelas sementara staf dan lainnya kan memiliki tugas dan pekerjaan lain terkait urusan
sekolah. 25 April 2017
80 Guru juga menyatakan bahwa tidak semua warga sekolah ikut membaca dan
guru mendampingi siswa saat kegiatan membaca 15 menit berlangsung. Berikut ini jawaban guru kelas IIIB terkait keikutsertaan warga sekolah dan
pendampingan guru saat program membaca 15 menit berlangsung. Tidak menurut saya karena guru tugasnya mendampingi siswa saat kegiatan
tersebut berlangsung walaupun memang seharusnya dilakukan semua warga sekolah tapi guru dan karyawan memiliki tugas yang banyak mbak jadi
biasanya mereka tidak ikut membaca. Guru kelas IIIB, 19 April 2017 Selama siswa membaca, guru mendampingi aktivitas siswa dengan tetap
berada di dalam kelas dan berkeliling untuk melihat aktivitas membaca siswa. Selain memberikan pendampingan, guru juga memberikan bimbingan kepada
siswa. Guru membimbing siswa ketika kegiatan membaca 15 menit berlangsung. Bimbingan berupa membantu siswa yang kesulitan dalam membaca atau menulis.
Selain itu mengingatkan siswa dan mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan membaca.
Pada kegiatan membaca 15 menit. Siswa membaca buku bacaan yang berupa buku fiksi maupun non fiksi selain buku pelajaran. Siswa bebas memilih
buku yang akan dibaca tanpa adanya pemaksaan dari guru. Guru tidak memberikan saran atau masukan kepada siswa dalam pemilihan buku bacaan.
Pemilihan buku dilakukan oleh siswa sesuai dengan minat dan keinginannya. Siswa dapat memilih buku yang ada pada sudut baca kelas atau di warung ilmu.
Hal tersebut sesuai dengan jawaban guru dari hasil wawancara yang menyatakan sebagai berikut.
Bukan buku pelajaran, itu buku-buku cerita dan buku pengetahuan seperti buku-buku yang ada di rak depan kelas itu mbak. Anak-anak sukanya buku
81 cerita, kalau buku pelajaran sudah diberikan saaat pelajaran. Siswa sendiri
yang memilih sesuai yang mereka suka. Guru kelas IA, 25 April 2017
c. Bengkel Literasi
Selain menciptakan budaya membaca yang dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit, di SD Ngoto terdapat beberapa kegiatan lain. Kegiatan
tersebut antara lain membaca yaitu membaca mandiri, membaca terbimbing, membaca bersama dan lomba literasi. Berikut ini uraian masing-masing kegiatan
tersebut. 1
Membaca Terbimbing Membaca terbimbing merupakan salah satu kegiatan membaca yang
diterapkan di SD Ngoto dalam pelaksanaan program literasi. Tujuan adanya kegiatan membaca terbimbing tertulis pada papan program literasi di SD Ngoto.
Berikut ini tujuan membaca terbimbing di SD Ngoto. a
Siswa dapat membaca dengan lancar b
Siswa dapat memahami isi bacaan c
Siswa dapat membaca dengan intonasi sesuai EYD Kegiatan membaca terbimbing dilaksanakan secara kelompok. Siswa dalam
satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setelah itu guru membimbing salah satu kelompok dan meminta kelompok lain untuk membaca secara mandiri.
Pertama, guru membagikan buku berjenjang kepada siswa dalam satu kelompok. Setiap siswa mendapatkan satu buku dengan judul yang sama. Setelah itu guru
membacakan satu atau dua halaman buku yang dilanjutkan oleh siswa secara bergantian. Setelah satu buku habis terbaca, guru dan siswa melakukan tanya
jawab terkait buku yang telah dibaca baik pengarang, illustrator maupun terkait isi
82 buku. Setelah itu, perwakilan dalam kelompok menceritakan kembali isi buku di
depan kelas sementara siswa lain mendengarkan dan memberikan tanggapan.
Gambar 5. Kegiatan membaca terbimbing Pembagian kelompok dilakukan secara homogen berdasarkan kemampuan
membaca siswa. Siswa yang memiliki kemampuan membaca sama dijadikan dalam satu kelompok. Pembagian kelompok dilakukan secara homogen supaya
guru lebih mudah dalam memberikan bimbingan dan menentukan kelompok mana yang membutuhkan bimbingan lebih. Guru mengaku apabila pembagian
kelompok dilakukan secara heterogen dapat menghambat siswa yang memiliki kemampuan membaca tinggi dan siswa yang kemampuan membacanya masih
kurang akan tertinggal. Berikut ini jawaban guru kelas rendah terkait pembagian kelompok dalam kegiatan membaca terbimbing.
Di kelas ini sudah sudah saya bagi dalam 3 kelompok mbak jumlahnya ada yang 7 ada yang 8. Untuk pembagiannya saya sesuaikan dengan
kemampuan membaca siswa misalnya siswa yang masih kurang lancar
83 membaca saya jadikan satu kelompok supaya lebih mudah dalam
memberikan bimbingan kalau kemampuan membaca mereka sama. Dengan begitu memudahkan saya dalam menentukan mana kelompok yang
memerlukan bimbingan lebih dan mana yang tidak. Guru kelas IIIB, 19 April 2017
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan membaca terbimbing
dilakukan secara kelompok dengan pembagian secara homogen sesuai dengan kemampuan membacanya. Alasan pembentukan kelompok secara homogen
adalah untuk memudahkan guru dalam memberikan bimbingan terhadap siswa. Guru lebih mudah dalam menentukan kelompok yang memerlukan bimbingan dan
perhatian lebih. Pada kegiatan membaca terbimbing, buku yang digunakan adalah buku
berjenjang. Buku berjenjang merupakan buku yang memiliki jenjang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga buku yang digunakan dalam membaca
terbimbing merupakan buku yang sesuai dengan kemampuan siswa dalam satu kelompok. Dengan demikan sesuai dengan pembagian kelompok yang dilakukan
secara homogen karena buku yang digunakan dalam kegiatan membaca terbimbing merupakan buku berjengang yang jenjangnya disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
84 Gambar 6. Buku berjenjang
2 Membaca Bersama
Membaca bersama merupakan salah satu kegiatan yang ada pada program literasi. Pada papan program literasi tercantum tujuan membaca bersama. Berikut
ini tujuan membaca bersama yang tertulis pada papan program literasi. a
Siswa dapat membaca lancar b
Siswa dapat menyebutkan isi bacaan c
Siswa dapat memahami arti kosakata Kegiatan membaca bersama dilaksanakan dengan melibatkan seluruh siswa
dalam satu kelas. Pada kegiatan ini guru menggunakan big book atau buku besar. Guru membawa big book di depan kelas dan membacanya kemudian semua siswa
membaca secara bersama-sama. Guru kelas IIIB menyatakan sebagai berikut.
85 Membaca bersama biasanya memakai buku besar mbak lalu siswa membaca
secara bersama-sama. Untuk sistem pelaksanaanya guru yang membawa buku besar di depan atau salah salah satu siswa yang saya minta membaca
lalu guru atau siswa yang di depan membaca terlebih dahulu kemudian semua siswa menirukan bersama-sama. Setelah selesai, biasanya ya tanya
jawab seperti biasa mbak atau siswa saya minta menulis kata-kata yang masih asing kemudian nanti dibahas bersama-sama. Guru kelas IIIB, 19
April 2017
Pada kegiatan membaca bersama guru menyiapkan buku besar terlebih dahulu dan menunjukkannya kepada siswa. Langkah kegiatan membaca bersama
yang pertama adalah guru membacakan teks bacaan atau salah satu siswa yang membacakan buku. Setelah itu semua siswa menirukan membaca secara bersama-
sama. Kemudian guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait isi bacaan atau pemberian tugas terhadap siswa. Tugas dapat berupa menuliskan kosakata baru
yang kemudian didiskusikan antara siswa dan guru. Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membaca bersama dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama guru menyiapkan buku yang akan digunakan pada kegiatan membaca bersama. Kedua,
guru membacakan teks bacaan yang ada pada buku. Selanjutnya semua siswa membaca secara bersama-sama. Setelah membaca, siswa dan guru melakukan
tanya jawab terkait isi bacaan yang dilanjutkan dengan pemberian tugas menemukan kosakata baru. Setelah itu guru dan siswa membahas makna kosakata
tersebut.
86
Gambar 7. Kegiatan membaca bersama
Buku yang digunakan pada kegiatan membaca bersama berupa big book
sesuai dengan pernyataan guru di atas. Namun, pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ketika kegiatan membaca bersama di dalam kelas IA dan
kelas IB tidak ada penggunaan buku besar. Seperti yang terlihat pada hasil dokumentasi pada gambar 7. Adanya perbedaan hasil wawancara dan pengamatan
membuat peneliti melakukan wawancara ulang dengan guru kelas IA terkait kegiatan membaca bersama. Guru kelas IA mengaku bahwa guru tidak
menggunakan big book karena big book sudah pernah digunakan semua sehingga guru menggunakan buku pelajaran. Guru mengaku bahwa sebelumnya memakai
big book. Guru kelas IA, 26 April 2017 3
Membaca Mandiri Kegiatan membaca mandiri merupakan salah satu kegiatan yang ada pada
program literasi di SD Ngoto. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan
87 tersebut tertulis pada papan program literasi yang ditempel pada setiap kelas,
ruang guru dan di depan ruang guru. Hasil dokumentasi papan program literasi ada pada gambar 1. Berdasarkan hasil observasi pada papan program literasi
dihasilkan data terkait tujuan membaca mandiri. Berikut ini tujuan membaca mandiri di SD Ngoto.
a Siswa dapat memahami isi bacaan
b Siswa dapat membuat sinopsis
Kegiatan membaca mandiri dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan tersebut dimulai dengan memberikan waktu membaca kepada siswa
selama 15 menit untuk membaca buku. Setelah waktu habis, siswa mendapatkan tugas dari guru. Tugas berupa membuat sinopsis atau ringkasan cerita, mencari
kata sulit atau menjawab pertanyaan. Pada beberapa kelas telah dilaksanakan kegiatan membaca mandiri dengan pemberian tugas membuat sinopsis namun
berbeda dengan kelas IB. Guru kelas IB menyatakan bahwa di kelas IB belum melaksanakan kegiatan membaca mandiri karena siswa masih kesulitan dalam
membuat sinopsis cerita. Pada kegiatan membaca mandiri, siswa membaca buku bacaan baik buku
fiksi maupun buku non fiksi selain buku pelajaran. Buku tersebut dapat diambil dari sudut baca kelas maupun dari warung ilmu. Pemilihan buku dilakukan oleh
siswa sendiri sesuai dengan minat dan keinginannya. 4
Lomba Literasi Lomba literasi merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam program
literasi yang diterapkan di SD Ngoto. Lomba literasi dilaksanakan dengan tujuan
88 untuk mengetahui keberhasilan program literasi. Jadi, lomba literasi dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap berjalannya program ini. Pada papan program literasi tertulis bahwa tujuan lomba literasi untuk mengetahui
keberhasilam program membaca yang telah dilaksanakan di SD Ngoto. Guru dan kepala sekolah juga menyatakan bahwa tujuan adanya lomba
literasi adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kemajuan pelaksanaan program literasi. Jadi, dari pernyataan guru, kepala sekolah dan hasil observasi dapat
diketahui bahwa tujuan lomba literasi adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kemajuan program literasi. Adanya lomba literasi memungkinkan pihak sekolah
mengatahui sejauh mana keberhasilan program tersebut. Lomba literasi dilaksanakan dengan mengadakan lomba membuat sinopsis
atau ringkasan cerita. Siswa membaca buku kemudian membuat sinopsis cerita mengenai buku yang telah dibaca. Guru menerangkan bahwa pada lomba literasi
diadakan lomba membuat sinopsis seperti yang diungkapkan oleh guru kelas IB yang menyatakan sebagai berikut.
Anak-anak membaca buku kemudian membuat sinopsis. Nah dari sinopsis tersebut dicari mana yang paling baik diantara kelas 1,2 dan 3. Kalau kelas
tinggi kan jenjangnya berbeda jadi dipisah jadi nanti ada juara kelas tinggi dan rendah. Guru kelas IB, 21 April 2017
Guru kelas IB menerangkan lomba membuat sinopsis yang dilaksanakan
dengan memberi waktu siswa untuk membaca kemudian membuat sinopsis dan dipilih juara satu sampai tiga di antara kelas rendah. Guru kelas IA menambahkan
bahwa dalam lomba literasi diadakan lomba literasi dan lomba membuat deskripsi suatu benda. Guru kelas IA menyatakan bahwa:
89 Kalau dikelas rendah ada lomba menulis sinopsis dan membuat deskripsi.
Dalam membuat sinopsis siswa membaca buku terlebih dahulu kemudian mereka membuat ringkasannya. Kalau membuat deskripsi nanti siswa bebas
mendeskripsikan benda apa saja. Setelah lomba dicari mana yang paling baik kemudian diumumkan siapa yang juara satu, dua dan tiga. Guru kelas
IA, 25 April 2017
Berdasarkan kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam lomba literasi diadakan lomba membuat sinopsis cerita dan membuat deskripsi.
Pada pembuatan sinopsis, yang pertama siswa membaca buku terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membuat ringkasan cerita sementara pada
pembuatan deskripsi siswa bebas mendeskripkan benda apa saja.
90 Tabel 14. Bengkel Literasi
No Aspek
Hasil
1 Membaca
Terbimbing Membaca terbimbing dilakukan secara kelompok dengan
pembagian homogen. Guru membimbing salah satu kelompok. Pertama, guru membagikan buku berjenjang kepada siswa
dalam satu kelompok. Setiap siswa mendapatkan satu buku dengan judul yang sama. Setelah itu guru membacakan satu
atau dua halaman buku yang dilanjutkan oleh siswa secara bergantian. Setelah satu buku habis terbaca, guru dan siswa
melakukan tanya jawab terkait buku yang telah dibaca baik pengarang, illustrator maupun terkait isi buku. Setelah itu,
perwakilan dalam kelompok menceritakan kembali isi buku di depan kelas sementara siswa lain mendengarkan dan
memberikan tanggapan. Buku yang digunakan adalah buku berjenjang.
Membaca Mandiri
Kegiatan membaca mandiri dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan tersebut dimulai dengan memberikan waktu
membaca kepada siswa selama 15 menit untuk membaca buku. Setelah waktu habis, siswa mendapatkan tugas dari guru. Pada
kegiatan membaca mandiri, siswa membaca buku bacaan baik buku fiksi maupun buku non fiksi selain buku pelajaran.
Membaca Bersama
Kegiatan membaca bersama dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama guru menyiapkan buku yang akan digunakan
pada kegiatan membaca bersama. Kedua, guru membacakan teks bacaan yang ada pada buku. Selanjutnya semua siswa
membaca secara bersama-sama. Setelah membaca, siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait isi bacaan yang dilanjutkan
dengan pemberian tugas menemukan kosakata baru. Setelah itu guru dan siswa membahas makna kosakata tersebut. Buku yang
digunakan adalah big book.
Lomba Literasi
Lomba literasi dilaksanakan dengan mengadakan lomba membuat sinopsis atau ringkasan cerita.
d. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan dalam Program Literasi
Sekolah telah membuat jadwal pelaksanaan program literasi. Jadwal tersebut termuat dalam papan program literasi. Kegiatan membaca terbimbing
dilaksanakan pada hari Selasa di akhir pembelajaran. Jadwal pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit adalah setiap hari setelah berdoa sebelum pembelajaran
sementara jadwal kegiatan membaca mandiri dan membaca bersama adalah hari
91 Kamis. Sementara membaca 15 menit dilakukan setiap hari. Hasil dokumentasi
papan program literasi ada pada gambar 1 yang menunjukkan bahwa telah terdapat jadwal kegiatan dalam program literasi seperti di bawah ini.
a Membaca senyap dilaksanakan pada hari Rabu setelah berdoatadarus
b Membaca terbimbing dilaksanakan pada hari Selasa diakhir pelajaran
c Membaca bersama dilaksanakan pada hari Kamis
d Membaca mandiri dilaksanakan pada hari Kamis
e Sabtu membaca dilaksanakan setiap hari selama 15 menit setelah berdoa
f Lomba literasi dilaksanakan setelah UAS
Meskipun sudah ada jadwal dalam pelaksanaan program literasi, guru kelas rendah mengaku bahwa terdapat beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah. Pada hasil observasi juga menunjukkan adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan di luar jadwal sekolah. Berikut ini
pengakuan guru kelas rendah terkait ketersesuaian waktu pelaksanaan program literasi dengan jadwal yang telah ditentukan sekolah serta waktu pelaksanaan
program literasi pada masing-masing kelas. Mengikuti mbak, jadi membaca 15 menit itu setiap pagi, itu kan membaca
senyap, kalau membaca mandiri biasanya hari Rabu karena selasa itu kan jadwal olahraga. Untuk membaca bersama dan terbimbing itu nanti tidak
tentu menyesuaikan materi dan situasi. Sabtu membaca itu setiap pagi, itu kan membaca senyap, kalau membaca mandiri biasanya hari Rabu karena
selasa itu kan jadwal olahraga. Untuk membaca bersama dan terbimbing itu nanti tidak tentu menyesuaikan materi dan situasi. Guru kelas IA, 26 April
2017 Guru kelas IA menyatakan bahwa kegitan membaca 15 menit dilaksanakan
setiap hari sesuai dengan jadwal sementara kegiatan membaca mandiri dilaksanakan setiap hari Rabu karena hari Selasa digunakan untuk jam olahraga.
92 Pernyataan tersebut didukung dengan hasil observasi yang dilakukan di kelas IA
pada hari Rabu, 26 April 2017 yang menunjukan bahwa terdapat pelaksanaan kegiatan membaca mandiri di kelas IA pada hari Rabu tanggal 26 April 2017. Di
bawah ini reduksi data hasil observasi peneliti yang menunjukkan waktu pelaksanaan program literasi.
Tabel 15. Hasil Observasi yang Menunjukkan Waktu Pelaksanaan Program Literasi.
a. Kegiatan membaca 15 menit di kelas IA,IB dan IIB dilakukana setiap hari
sesuai jadwal. Kelas IIIB melaksanakan kegiatan membaca 15 menit pada hari Rabu. Sementara kelas IIB melaksanakan kegiatan membaca 15 menit
secara tidak menentu sehingga belum dilaksankanan setiap hari.
b. Jadwal membaca mandiri adalah hari Kamis. Kegiatan membaca mandiri di
kelas IIA dilaksanakan pada hari Kamis sesuai jadwal. Sementara di kelas IA dilaksanakan pada hari Rabu sementara di kelas lain belum terlihat
pelaksanaan kegiatan membaca mandiri.
c. Pada jadwal kegiatan membaca terbimbing dilaksanakan pada hari
Kamis.Sementara pelaksanaan kegiatan membaca dilakukan pada hari Selasa.
d. Pada jadwal kegiatan membaca bersama dilakukan pada hari Kamis.
Sementara di kelas IA dilaksanakan pada hari Jumat dan di kelas IB dilaksanakan pada hari Rabu.
Berdasarkan hasil wawancara guru kelas IA juga dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan membaca bersama dan membaca terbimbing di kelas IA
dilaksanakan secara tidak menentu menyesuaikan dengan materi dan situasi. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan membaca mandiri, bersama dan
terbimbing belum sesuai dengan jadwal sekolah. Sementara kegiatan membaca 15 menit mengikuti jadwal sekolah yang dilakukan setiap hari setelah berdoa
sebelum pembelajaran. Jika pada paragraf sebelumnya membahas waktu pelaksanaan program
literasi di kelas IA maka, selanjutnya di kelas IB. Guru kelas IB memberikan
93 pernyataan bahwa di kelasnya telah melaksanakan kegiatan membaca 15 menit
setiap hari. Namun, kegiatan membaca mandiri, terbimbing dan bersama dilakukan secara tidak menentu.
Ada yang mengikuti ada yang tidak, kalau membaca 15 menit setiap pagi itu kan setiap hari saya melaksanakan sesuai sekolah tapi selainnya
menyesuaikan waktu dan situasi mbak soalnya kalau dilaksanakan sesuai jadwal itu kan setiap minggu pasti ada nanti mengganggu waktu
pembelajaran. Guru kelas IB, 21 April 2017
Berdarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa di kelas IB telah melaksanakan kegiatan membaca 15 menit sesuai jadwal sekolah. Sementara
kegiatan membaca mandiri, bersama dan terbimbing dilakukan secara tidak menentu karena guru perlu menyesuaikan waktu dan situasi. Jadi, kegiatan
membaca mandiri, bersama dan terbimbing di kelas IB belum dilaksanakan sesuai dengan jadwal sekolah.
Selanjutnya, di kelas IIA telah melaksanakan kegiatan membaca 15 menit setiap hari sesuai jadwal sekolah. Kegiatan membaca mandiri dilaksakan pada hari
Kamis sesuai dengan jadwal sekolah. Sementara kegiatan membaca bersama dan terbimbing belum dilaksanakan sesuai dengan jadwal sekolah. Guru menyatakan
bahwa: iya mbak, saya melaksanakan membaca 15 menit itu setiap hari. Untuk
membaca mandiri setiap hari Kamis mbak tetapi kalau membaca mandiri dan bersama tidak tentu mbak soalnya kalau dilaksanakan terus akan
menganggu pembelajaran, kan kegiatan itu dilaksanakan saat pembelajaran biasanya. Guru kelas IIA, 20 April 2017
Selain pernyataan tersebut, pada tabel reduksi data hasil observasi juga
menunjukkan bahwa setiap hari Kamis di kelas IIA selalu dilaksanakan kegiatan membaca mandiri. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan membaca
94 15 menit di kelas IIA dilaksanakan setiap hari. Kegiatan membaca mandiri pada
hari Kamis sementara kegiatan membaca bersama dan terbimbing dilaksanakan secara tidak menentu.
Kegiatan membaca 15 menit di kelas IIB belum dilaksanakan setiap hari sesuai jadwal sekolah, terbukti dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
yang menyatakan bahwa di kelas IIB melaksanakan kegiatan membaca 15 menit secara tidak menentu. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel reduksi hasil observasi
terkait ketersesuaian jadwal dengan waktu pelaksanaan program literasi. Selain itu, kegiatan membaca bersama belum dilaksanakan di kelas IIB. Hal tersebut
sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa kelas IIB. Berikut percakapan antara peneliti dan siswa kelas IIB.
Peneliti : Apa setiap hari dikelasmu membaca 15 menit setiap pagi?
AD dan AM : Kadang-kadang iya, kadang enggak Peneliti
: Tidak tentu ya? AD dan AM : Iya
Peneliti : Apakah pak guru pernah membawa buku besar untuk
membaca bersama-sama? AD dan AM : Tidak
Peneliti : Apakah dikelasmu pernah dilakukan kegiatan membaca
bersama? AD
: Tidak AM
: Tidak pernah Peneliti
:Kalau membaca mandiri dan membaca terbimbing dilakukan tidak?
AD dan AM : menggeleng Kelas IIIB melaksanan kegiatan membaca 15 menit setiap hari Rabu. Hasil
observasi menunjukan bahwa pada hari Rabu dilaksanakan kegiatan membaca 15 menit di kelas IIIB. Selain itu, guru kelas IIIB menyatakan sebagai berikut.
Kalau saya fleksibel mbak jadi tidak terpaku pada jadwal tersebut. Di kelas ini saya melaksanakan membaca senyap itu hari Rabu yang membaca 15
menit itu seharusnya kan setiap hari tapi menurut saya pagi hari itu waktu
95 yang efektif untuk pembelajaran karena siswa masih fresh jadi
konsentrasinya masih bagus. Untuk membaca terbimbing saya sisipkan saat jam tambahan mbak setelah pulang, biasanya hari Selasa, Rabu dan Sabtu
karena kalau dilaksanakan saat pembelajaran nanti menganggu pelajaran mbak jadi saya laksanakan saat les. Kemudian membaca mandiri dan
membaca bersama tidak tentu karena kegiatan itu memakan waktu yang banyak to jadi menyesuaikan waktunya mbak. Guru kelas IIIB, 19 April
2017 Pagi hari merupakan waktu yang efektif untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran karena konsentrasi siswa masih baik. Alasan tersebut yang membuat guru kelas IIIB hanya menerapkan kegiatan membaca 15 menit pada hari Rabu
saja sementara beliau mengetahui apabila seharusnya dilakukan setiap hari. Selain kegiatan membaca 15 menit, kegiatan membaca terbimbing
dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu dan Sabtu. Hal serupa diungkapkan siswa kelas IIIB yang menyatakan bahwa kegiatan membaca terbimbing dilakukan
pulang sekolah hari Selasa, Rabu sama Sabtu. Pu, 27 April 2017. Sementara itu kegiatan membaca bersama dan membaca mandiri dilaksanakan secara tidak
tentu. Hal tersebut karena guru perlu menyesuaikan dengan waktu.
96 Tabel 16. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan dalam Program Literasi
No Aspek
Hasil
1 Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Literasi a.
Membaca senyap dilaksanakan pada hari Rabu setelah berdoatadarus
b. Membaca terbimbing dilaksanakan pada hari Selasa
diakhir pelajaran c.
Membaca bersama dilaksanakan pada hari Kamis d.
Membaca mandiri dilaksanakan pada hari Kamis e.
Sabtu membaca dilaksanakan setiap hari selama 15 menit setelah berdoa
f. Lomba literasi dilaksanakan setelah UAS
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dalam Program Literasi
a. Membaca 15 menit di kelas IA, IIA dan IB
melaksanakan kegiatan membaca 15 menit setiap hari sementara di kelas IIIB setiap hari Rabu.
b. Membaca mandiri di kelas IIA dilaksanakan setiap hari
Kamis sementara di kelas IA dilaksanakan setiap hari Rabu. Kegiatan membaca mandiri di kelas IIIB secara
tidak menentu sementara di kelas IB belum melaksanakan kegiatan membaca mandiri karena siswa
masih kesulitan dalam membuat synopsis
c. Kegiatan membaca terbimbing dilakukan secara tidak
menentu. Di kelas IIIB dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu.
d. Membaca bersama dilakukan menyesuaikan waktu,
situasi dan kondisi
e. Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi
Untuk mendukung terlaksananya program literasi, di SD Ngoto berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kaya akan literasi. Sarana dan fasilitas yang
ada di SD Ngoto sebagai pendukung program literasi berupa adanya perpustakaan, perpustakaan kelas atau sudut baca kelas, area membaca, warung ilmu yang
berupa rak untuk meletakkan buku-buku bacaan, buku, serta banyaknya kampanye membaca yang berupa slogan-slogan yang digantung di depan setiap kelas dan
ditempel di setiap kelas.
97 Kepala sekolah menyatakan bahwa di setiap ruang kelas telah terdapat sudut
baca kelas. Guru kelas dan siswa kelas rendah juga menyatakan hal sama bahwa di setiap kelas telah dilengkapi sudut baca kelas. Kepala sekolah juga
menambahkan bahwa ada beberapa fasilitas pendukung program literasi yaitu buku, tempat membaca, perpustakaan dan rak buku. Guru kelas IIIB menerangkan
bahwa fasilitas pendukung program literasi meliputi sudut baca, area baca, rak baca di depan kelas. Guru menyatakan bahwa sudah, di depan pintu. Berisi buku
bacaan siswa, buku berjenjang. Area baca, rak baca di depan kelas itu, sudut baca, ya itu mbak isinya buku-buku bacaan untuk siswa. Guru kelas IIIB, 19 April
2017 Buku-buku yang ada di SD Ngoto baik yang ada di kelas, di perpustakaan
maupun di warung ilmu berupa buku cerita bergambar, komik, buku sastra tradisional, dongeng, buku informatif, biografi, buku-buku fiksi dan lain
sebagainya. Selain itu terdapat slogan dan kampenya membaca yang ada di beberapa sudut sekolah. Ada beberapa hasil dokumentasi terkait slogan dan
kampanye membaca serta fasilitas penunjang program literasi. Berikut ini hasil dokumentasi yang diperoleh oleh peneliti.
98
Gambar 8. Sudut baca kelas IIIB
Gambar 9. Warung ilmu di depan kelas II
99
Gambar 10. Area baca
Gambar 11. Slogan membaca
100 Selain fasilitas dan slogan serta kampanye membaca, untuk menciptakan
lingkungan kaya literasi guru kelas berupaya untuk membuat ruang kelas yang kaya akan teks. Terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas
rendah SD Ngoto. Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa terdapat bahan kaya teks di kelas rendah SD Ngoto yang meliputi contoh huruf, pohon harapan,
gambar senjata, papan administrasi, foto-foto kegiatan, tulisan siswa yang ditempel pada steroform, nama nama binatang, gambar alat transportasi, puisi,
papan kata, struktur kelas, jadwal pelajaran dan jadwal piket, visi misi sekolah, papan administrasi, papan program literasi, contoh-contoh bangun datar dan hasil
karya siswa yang ditempel di papan pajangan dan dinding kelas. Poster tentang membaca, menulis, menyimak dan bercerita terpasang di setiap kelas rendah di
SD Ngoto, serta terdapat slogan-slogan membaca di depan kelas. Hasil observasi diikuti dengan hasil dokumentasi seperti di bawah ini.
101
Gambar 12. Tulisan siswa kelas IIA
Gambar 13. Bahan kaya teks di kelas IIB
102 Selain itu, guru kelas IB menambahkan bahwa hasil karya siswa dipajang di
kelas. Setiap kelas memiliki papan pajangan yang berguna untuk menempelkan hasil karya siswa. Meskipun demikian, banyak karya siswa yang dipajang di
dinding karena papan pajangan sudah penuh. Dengan demikian, terlihat suasana kelas yang penuh dengan tulisan dan hasil karya siswa. Berikut ini pernyataan
guru kelas IB terkait pemajangan hasil karya siswa. Iya, itu banyak karya-karya siswa sampai penuh ini kelasnya mbak, papan pajangannya sudah penuh jadi di
dinding saya gunakan untuk menempel karya siswa. Guru kelas IB Jika guru kelas IB menyatakan bahwa di kelas telah dipenuhi hasil karya
siswa yang tertempel pada papan pajangan atau pada dinding ruangan, guru kelas IIA menambahkan bahwa hasil karya siswa yang dipajang di dalam kelas untuk
memberikan motivasi terhadap siswa. Pemajangan kasil karya siswa diharapkan dapat memotivasi anak untuk lebih semanagat belajar. Guru kelas IIA
menerangkan bahwa di kelasnya hasil karya siswa dipajang di dalam kelas untuk memotivasi siswa.
Tabel 17. Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi
No Aspek
Hasil
1 Area Baca
Terdapat area baca di dekat ruang kepala sekolah Menciptakan
lingkungan kaya teks
Lingkungan kaya teks terlihat dari banyaknya slogan dan poster kampanye membaca, selain itu adanya
warung ilmu di depan kelas yang memfasilitasi siswa untuk membaca.
Lingkungan Kelas yang
Literat Adanya sudut baca kelas, pajangan hasil karya siswa,
banyaknya tulisan-tulisan di dalam kelas.
Buku bacaan siswa
Buku bacaan siswa berupa buku cerita bergambar, komik, buku sastra tradisional, dongeng, buku
informatif, biografi, buku-buku fiksi dan lain sebagainya
.
103 f.
Keterlibatan Orang Tua Siswa Pada program literasi melibatkan orang tua untuk memberikan dukungan
terhadap pelaksanaan program tersebut. Orang tua siswa memiliki keterlibatan dalam memberikan pendampingan kepada siswa ketika di rumah. Kepala sekolah
menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam program literasi dalam mendampingi siswa di rumah. Guru kelas IA menambahkan bahwa orang tua
siswa terlibat dalam kegiatan gebyar buku seperti yang diungkapkan pada saat wawancara.Guru menyatakan bahwa tentu ada. Dulu yang mewakafkan buku wali
murid. Dulu ada kegiatan gebyar buku itu melibatkan wali murid. Disini juga ada paguyuban yang anggotanya dari wali murid. Guru kelas IA, 25 April 2017
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas rendah, dapat diketahui bahwa keterlibatan orang tua dalam program literasi berupa
memberikan pendampingan kepada siswa di rumah, menyumbangkan buku bacaan pada kegiatan gebyar buku dan adanya paguyuban sekolah yang
beranggotakan wali murid.
104
Gambar 14. Gebyar buku
g. Penilaian dalam Program Literasi
Penilaian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Pada program literasi di SD Ngoto tidak terdapat penilaian. Beberapa guru kelas rendah
menyatakan bahwa tidak ada penilaian dalam program literasi. Penilaian dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini jawaban guru terkait ada
tidaknya penilaian terhadap program literasi. Tidak, adanya saat pembelajaran misalnya dari kegiatan membaca 15 menit
itu kan ada peningkatan kemampuan membaca itu berpengaruh pada penilaian bahasa Indonesia. Guru kelas IA, 25 April 2017
Hal yang sama diungkapkan oleh guru kelas IB bahwa tidak ada penilaian dalam program literasi. Guru kelas IB menyatakan bahwa kalau dalam program ini tidak
105 tapi kan bisa diukur, nanti anak yang belum bisa membaca menjadi bisa, yang
belum lancar menjadi lancar. Guru kelas IB, 21 April 2017 Jika guru kelas IA dan IB menyatakan bahwa tidak ada penilaian dalam
program literasi dan penilaian dilakukan pada kegiatan pembelajaran, maka guru kelas IIA menambahkan bahwa ada penghitungan jumlah buku yang telah dibaca
siswa. Siswa yang paling banyak membaca buku akan mendapatkan reward dari guru. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru kelas IIA ketika wawancara.
Kalau saya dari jumlah buku yang sudah dibaca siswa. Itu nanti yang paling banyak saya beri hadiah. Anak-anak kan senang kalau diberi
hadiah, jadi nanti akan termotivasi untuk membaca. Guru kelas IIA, 20 April 2017
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, tidak ada penilaian dalam program
literasi di SD Ngoto. Penilaian terintregrasi dalam pembelajaran. Selain itu, terdapat pemberian reward bagi siswa yang mampu membaca buku paling banyak
di kelas. Pemberian reward dimaksudkan untuk memberikan motivasi terhadap siswa supaya memiliki semangat dalam membaca.
3. Hambatan Program Literasi
Pada pelaksanaan program literasi, tentu ada hambatan yang menghambat jalannya program tersebut. Hambatan tersebut dapat dari siswa, guru maupun dari
hal lainnya. Guru mengaku bahwa hambatan yang ditemui dalam melaksanakan program literasi adalah waktu. Selain itu, karakter siswa juga menghambat
jalannya program literasi. Guru merasa terhambat dengan pembagian waktu antara waktu untuk melaksanakan program tersebut dan waktu untuk pembelajaran serta
karakter siswa kelas rendah yang masih senang bermain seperti yang disampaikan oleh guru kelas IA dalam wawancara.
106 Kalau saya pada waktu. Soalnya kan setiap pagi anak harus membaca
sementara mereka juga harus mengikuti pembelajaran. Selain itu anak-anak kelas 1 kan masih suka bermain jadi kadang konsetrasinya suka terpecah,
jadi kadang kalau diminta membaca malah ngobrol dengan temannya. guru kelas IA, 25 April 2017
Hal yang sama diungkapkan oleh guru kelas IIIB yang merasa terhambat
dengan waktu seperti yang diungkapkan dalam wawancara, berikut jawaban guru kelas IIIB terkait hambatan program literasi. Hambatannya waktu kalau menurut
saya, karena kegiatan ini kan membutuhkan banyak waktu jadi harus bisa membagi waktu untuk membaca dan pembelajaran. Guru kelas IIIB, 19 April
2017 Guru kelas IB juga menambahkan bahwa hambatan dalam melaksanakan
program ini adalah adanya siswa yang pasif. Guru mengaku bahwa di kelasnya terdapat dua anak yang pasif ketika di kelas. Beliau merasa terhambat dengan
karakter anak yang pasif seperti yang diungkapkannya dalan wawancara. Disini ada anak yang pasif mbak, ada dua yang sangat pasif. Mereka ini
susah kalau diajak untuk aktif seperti teman-temannya. Jadi kalau di kelas ya hanya diam, jarang berpendapat atau menjawab pertanyaan. Kalau
menurut saya itu mbak hambatannya. Guru kelas IB, 21 April 2017 Dengan demikian, terdapat dua hambatan yang menghambat pelaksanaan
program literasi di SD Ngoto. Hambatan pertama adalah waktu. Guru merasa kesulitan dalam membagi waktu antara pelaksanaan program literasi sementara
semua materi pembelajaran harus diajarkan kepada siswa. Hambatan kedua berkaitan dengan karatkter siswa. Karakter siswa yang senang bermain terkadang
menganggu konsentrasi siswa sehingga siswa tidak fokus dalam melaksanakan kegiatan dalam program literasi. Selain itu terdapat siswa yang berkarakter pasif
di kelas yang menghambat jalan program literasi.
107
C. Pembahasan