Pengujian Hipotesis 1. Uji Hipotesis Secara Simultan

64 4.5. Pengujian Hipotesis 4.5.1. Uji Hipotesis Secara Simultan Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara Simultan serempak digunakan uji F. Adapun langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : Tabel 10 : Analisis Varian ANOVA ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 20344905505.586 3 6781635168.529 19.350 .000a Residual 3855143743.347 11 350467613.032 Total 24200049248.933 14 a Predictors: Constant, PDRB, Investasi industri kecil, Nilai Produksi b Dependent Variable: Jumlah tenaga kerja Sumber : Lampiran 2 a. Ho : β 1 = β 2 = β 3 = 0 Secara Simultan tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat. H I : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 Secara Simultan ada satu atau lebih variabel bebas yang berpengaruh terhadapvariabel terikat. b. α = 0,05 dengan df pembilang = 5 df penyebut = n – k – 1 = 15 – 3 – 1 = 11 c. F hitung = Residual Square Mean Regression Square Mean 65 F hitung = 032 350467613, ,529 6781635168 F hitung = 19,350 d. F tabel α = 0,05 = 3,587 e. Pengujian Hipotesis : Gambar 9 : Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Secara Simultan F tabel = 3,587 F hitung = 17,139 Sumber : Lampiran 2 dan 4 Ho ditolak jika F hitung ≥ F tabel Ho diterima jika F hitung F tabel Karena F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan H 1 ditarima yang berarti secara simultan bahwa Investasi industri Kecil, Nilai Produksi, PDRB, berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenga Kerja Industri Kecil sebagai variabel terikat. Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho 66

4.5.2. Uji Hipotesis Secara Parsial

Selanjutnya untuk menguji adanya pengaruh secara parsial antara Variabel Investasi Industri Kecil X 1 terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri kecilY digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut: a. Ho : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel X 1 , dengan variabel Y H 1 : β 1 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel X 1 dengan variabel Y b. 2 α = 0,052 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 15 – 3 – 1 = 11 c. t hitung = 1 Se 1 β β = 039 , 204 , = 5,251 d. t tabel 2 α = 0,025 = 2,201 e. Pengujian hipotesis : Gambar 9 : kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara parsial untuk variabel X 1 . Sumber : Lampiran 2 dan 3 Dari perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 5,251 sedangkan t tabel = 2,201 pada df = 11 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Sehingga secara parsial Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho t tabel = 2,201 t hitung = 5,251 t tabel = -2,201 67 Investasi Industri Kecil X 1 berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Penyerapan Tenaga kerja Industri KecilY. Artinya jika Investasi Industri Kecil yang disalurkan semakin besar maka akan Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Surabaya Sedangkan Nilai Koefisien Determinasi Parsial r 2 untuk Investasi Industri Kecil sebesar 0,845 2 = 0.7140, nilai ini menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja industri kecil mampu dijelaskan oleh variabel Investasi industri kecil hingga 71,40. Sedangkan sisanya sebesar 38,60 dijelaskan oleh faktor lain. Selanjutnya untuk menguji adanya pengaruh secara parsial antara Variabel Nilai Produksi X 2 terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri kecil Y digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut: a. Ho : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel X 1 , dengan variabel Y H 1 : β 1 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel X 1 dengan variabel Y f. 2 α = 0,052 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 15 – 3 – 1 = 11 g. t hitung = 1 Se 1 β β = 047 , 174 , − = -3,705 h. t tabel 2 α = 0,025 = 2,201 68 i. Pengujian hipotesis : Gambar 10 : kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara parsial untuk variabel X 2 . Sumber : Lampiran 2 dan 3 Dari perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = -3,705 sedangkan t tabel = -2,201 pada df = 11 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Sehingga secara parsial Nilai Produksi X 2 berpengaruh signifikan dan berhubungan Negatif terhadap Penyerapan Tenaga kerja Industri KecilY. Artinya jika Nilai Produksi Industri Kecil yang disalurkan semakin besar maka akan Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Surabaya Sedangkan Nilai Koefisien Determinasi Parsial r 2 untuk Investasi Industri Kecil sebesar -0,745 2 = 0.5550, nilai ini menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja industri kecil mampu dijelaskan oleh variabel Investasi industri kecil hingga 55,50. Sedangkan sisanya sebesar 54.50 dijelaskan oleh faktor lain. Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho t tabel = 2,201 t hitung = -3,705 t tabel = -2,201 69 Selanjutnya untuk menguji adanya pengaruh secara parsial antara PDRB X 3 terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri kecil Y digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut: a. Ho : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel X 1 , dengan variabel Y H 1 : β 1 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel X 1 dengan variabel Y j. 2 α = 0,052 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 15 – 3 – 1 = 11 k. t hitung = 1 Se 1 β β = 000 , 000 , = 0,609 l. t tabel 2 α = 0,025 = 2,201 m. Pengujian hipotesis Gambar 11 : kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara parsial untuk variabel X 3 . Sumber : Lampiran 2 dan 3 Dari perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 0,609 sedangkan t tabel = 2,201 pada df = 11 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung t tabel maka Ho diterima dan H 1 ditolak Sehingga secara parsial Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho t tabel = 2,201 t hitung = 0,609 t tabel = -2,201 70 PDRB X 3 tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Penyerapan Tenaga kerja Industri KecilY. Sedangkan Nilai Koefisien Determinasi Parsial r 2 untuk PDRB sebesar 0,181 2 = 0,0327 nilai ini menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja industri kecil mampu dijelaskan oleh variabel PDRB hingga 3,27. Sedangkan sisanya sebesar 96,63 dijelaskan oleh faktor lain.

4.6 Pembahasan