52
4.1.3. Kependudukan
Tingkat laju pertumbuhan penduduk di Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut sejalan dengan
pesatnya pembangunan di segala sektor yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Kota Surabaya secara geografis dan topografis
mempunyai kedudukan yang strategis di dalam pembangunan regional maupun nasional yang juga berfungsi sebagai pusat pertumbuhan serta
pengembangan bagi kawasan Timur Indonesia, Kota Indamardi Garpar dan Gerbangkertasusila sudah barang tentu menarik minat dari penduduk
yang berada di sekitar kota Surabaya untuk mendapatkan pendidikan dan mencari nafkah atau pekerjaan yang layak.
www.surabaya.go.id
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini data yang dipergunakan adalah Penyerapan Tenaga Kerja industri Kecil, Investasi Industri Kecil, Nilai Produksi, PDRB.
Adapun data selengkapnya dari tahun 1992 – 2006 tersaji pada sub bab dibawah ini.
53
4.2.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Di Surabaya
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Surabaya dan perkembangannya dari tahun 1992 sampai dengan 2006 tersaji pada tabel
1 berikut ini : Tabel 2. tahun 1992 – 2006
Tahun Penyerapan Tenaga Kerja
Industri kecil Jiwa
Perkembangan 1992
117395
- 1993
119710 1.97
1994
121911 1.84
1995
111065 -8.90
1996
114397 3,00
1997
119948 4.85
1998
194669 62.29
1999
198246 1.84
2000
206561 4.19
2001
207561 0.48
2002
191586 -7.70
2003
195830 2.22
2004
197216 0.71
2005
198981 0.89
2006
199315 0.17
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Berdasarkan pada tabel 2 diatas, perkembangan Penyerapan
Tenaga Kerja industri Kecil selama 15 tahun yaitu dari tahun 1992 – 2006 mengalami fluktuasi. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Industri
Kecil tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu meningkat hingga 62,3. Hal ini di pengaruhi oleh keinginan para pengusaha untuk segera bangkit dari
krisis moneter dengan cara meningkatkan jumlah produksi sehingga dapat mingkatan Penyerapan Tenaga Kerja industri Kecil di Surabay.a .
Sedangkan penurunan Penyerapan Tenaga Kerja industri Kecil terjadi
54
pada tahun 1994 yaitu sebesar -8,9. Hal ini di sebabkan karena masih minimnya produksi yang di lakukan oleh Industri Kecil sehingga
penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan
4.2.2. Perkembangan Investasi Industri Kecil
Jumlah Investasi Industri Kecil di Kota Surabaya dan perkembangannya dari tahun 1992 sampai dengan 2006 tersaji pada tabel
2 berikut ini : Tabel 3. Investasi Industri Kecil di Surabaya tahun 1992 – 2006
Tahun Investasi Industri Kecil
Rp. juta Perkembangan
1992
348647
- 1993
358213 2,74
1994
366238 2,24
1995
330414 -9,78
1996
340327 3,00
1997
394644 15,96
1998
866637 119,60
1999
899834 3,83
2000
286827 -68,12
2001
299371 4,37
2002
320012 6,89
2003
349890 9,34
2004
380530 8,76
2005
406530 6,83
2006
440346 8,32
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur Berdasarkan pada tabel 3 diatas, perkembangan . Investasi Industri
Kecil dari tahun 1992 – 2006 berfluktuasi. Investasi Industri Kecil mengalami kenaikan tertinggi hingga mencapai
119.6
terjadi pada tahun 1997. Hal ini di pengaruhi oleh luas nya segment pasar atau peluang
55
jangka panjang yang nantinya dapat menguntungkan investor dalam meraih laba sehingga investor tertarik menanam kan investasi di Surabaya.
Sehingga dapat meningkatkan Unit usaha lebih besar lagi sehingga penyerapan tenaga kerja dapat lebih di serap lagi. Sedangkan penurunan
Investasi Industri Kecil terbesar terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar
- 68.12
. Hal ini di sebabkan oleh dampak krisis yang di alami indonesia pada tahun 1997 sehingga para investor enggan menginvestasikan
modalnya di Surabaya karena tidak ada kepastian hukum yang jelas, kondisi perekonomian yang tak jelas dan masih banyak lagi permasalahan
yang terjadi.
56
4.2.3. Perkembangan Nilai Produksi
Nilai Produksi di Surabaya dan perkembangannya dari tahun 1992 sampai dengan 2006 tersaji pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 4. Nilai Produksi di Surabaya tahun 1992 – 2006 Tahun
Nilai Produksi Rp. juta
Perkembangan 1992
571382
- 1993
702283 22,91
1994
841401 19,81
1995
799667 -4,96
1996
823657 3,00
1997
847252 2,86
1998
978849 15,53
1999
998966 2,06
2000
404823 -59,48
2001
427381 5,57
2002
341132 -20,18
2003
372983 9,34
2004
405645 8,76
2005
433046 6,75
2006
469145 8,34
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur Berdasarkan pada tabel 4 diatas, perkembangan Nilai Produksi
selama 15 tahun yaitu dari tahun 1992 – 2006 mengalami fluktuasi. Nilai Produksi terbanyak terjadi pada tahun 1992 sebesar
22.91
. Hal ini karena jumlah permintaan yang meningkat sehingga pendapatan meningkat
sehingga penyerapan tenaga kerja ikut meningkat guna untuk memenuhi permintaan pasar. Penurunan Nilai Produksi pada tahun 2000 sebesar
- 59.48
. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum stabil yang mengakibatkan banyaknya perusahaan industri kecil yang tidak beroperasi
57
dan gulung tikar sehingga banyak PHK sehingga turunnya penyerapan tenaga kerja di Surabaya.
4.2.4. Perkembangan PDRB
PDRB di Surabaya dan perkembangannya dari tahun 1992 sampai dengan 2006 tersaji pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 5. Perkembangan PDRB di Surabaya tahun 1992 – 2006 Tahun
PDRB Juta.Rp
Perkembangan 1992
9860110
- 1993
10749593,84 9,02
1994
11847752,59 10,22
1995
13092946,88 10,51
1996
14446766,59 10,34
1997
15373261,89 6,41
1998
11933442,11 -22,38
1999
12015505,86 0,69
2000
40943809 240,76
2001
58662567,77 43,28
2002
68852540,81 17,37
2003
78176031,08 13,54
2004
89527375,25 14,52
2005
106978376,38 19,49
2006
125138100,89 16,98
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Berdasarkan pada tabel 5 diatas, perkembangan PDRB selama 15
tahun yaitu dari tahun 1992 – 2006 mengalami fluktuasi. PDRB Kota Surabaya tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar
240,76
. Hal ini terjadi karena adanya upaya dari pemerintah yang memulai memperbaiki
perekonomian di segala sektor agar dapat merangsang dunia usaha untuk bangkit dan meningkatkan PDRB di berbagai daerah khususnya Surabaya
58
sehingga daya beli masyarakat meningkat dan berpengaruh pada proses produksi yang meningkat sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang
lebih banyak lagi. Dan penurunan PDRB di Kota Surabaya terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar
-22,38
. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum stabil akibat dari krisis moneter.
.
4.3. Analisis Regresi 4.3.1. Pengujian Adanya Pelanggaran Asumsi-Asumsi Klasik