Multikolonieritas Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

Tabel 4.6 : Hasil Uji Outlier Residuals Statistics a .3925 1.4405 .7733 .40057 6 -.951 1.665 .000 1.000 6 .129 .192 .160 .026 6 .4288 1.7378 .9034 .45392 6 -.11048 .18930 .00000 .12556 6 -.556 .954 .000 .632 6 -1.197 1.253 -.175 1.020 6 -.64465 .32678 -.13006 .37195 6 -1.590 1.909 -.142 1.287 6 1.270 3.843 2.500 1.046 6 .009 2.278 .614 .855 6 .254 .769 .500 .209 6 Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cooks Distance Centered Leverage Value Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Dependent Variable: Kebijakan Deviden a. Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan data outlier tidak terjadi pada variabel Insider Ownership X 1 , Free Cash Flow X 2 , Collatrizable Asset X 3 dan Kebijakan Deviden Y, karena dari tabel hasil uji Outlier Multivariate, nilai Mahalanobis Distance [MD] maximum adalah 3,974 Berarti Tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum 3,974 18,4668.

4.4. Uji Asumsi Klasik

4.4.1. Multikolonieritas

Identifikasi secara statististik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Tabel 4.7 : Hasil Uji Multikolonieritas Ke - 1 Variabel VIF Keterangan Insider Ownership X 1 Free Cash Flow X 2 Collaterizable Asset X 3 18,565 1,502 17,315 Multikolinier Non Multikolinier Multikolinier Sumber : Lampiran 3 57 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh hasil bahwa VIF tidak seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu variabel Insider Ownership X 1 dan Collaterizable Asset X 3 yang artinya tidak seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinier. Santoso, 2002 : 206. Untuk mengatasi adanya gejala multikolonieritas pada penelitian ini, maka salah satu variabel yang mempunyai nilai VIF tertinggi harus dikeluarkan dari analisis untuk mengobati terjadinya gejala multikolonieritas yaitu Insider Ownership X 1 . Untuk uji multikolonieritas selanjutnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.8 : Hasil Uji Multikolonieritas Ke - 2 Variabel VIF Keterangan Free Cash Flow X 2 Collaterizable Asset X 3 1,020 1,020 Non Multikolinier Non Multikolinier Sumber : Lampiran 3 Dari hasil pengujuan di atas terhadap analisis regresi linier berganda ini, menyatakan bahwa analisis penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolonieritas karena nilai VIF X 2 = 1,020; X 3 = 1,020 lebih kecil dari 10. Syarat terjadi multikolonieritas jika nilai VIF Variance Influation Factor 10.

4.4.2. Autokorelasi

Prosedur untuk menguji autokorelasi yang sebenarnya dapat dijelaskan lebih baik dengan bantuan gambar dibawah ini, yang menunjukkan bahwa batas d adalah 0 dan 4. 58 fd Menolak Ho Daerah ke- Daerah ke- Menolak H o Bukti auto ragu-raguan ragu-raguan Bukti auto korelasi korelasi positif negatif Menerima Ho atau H o atau kedua-duanya 0 dl du 2 4-du 4-dl 4 d Gambar 4.1. Hasil Uji Statistik d Durbin – Watson, Gujarati Damodar, 1978, Basic Econometrics, Penerbit Erlangga. Mekanisme tes Durbin-Watson adalah sebagai berikut, dengan mengasumsikan bahwa asumsi yang mendasari tes dipenuhi : 1. Untuk ukuran sampel tertentu dan banyaknya variabel yang menjelaskan tertentu dapatkan nilai kritis dl dan du. 2. Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada serial korelasi positif, maka jika d dl : menolak Ho d du : tidak menolak Ho dl ≤ d ≤ du : pengujian tidak meyakinkan 3. Jika hipotesis nol Ho adalah bahwa tidak ada serial korelasi negatif, maka jika d 4 – dl : menolak Ho d 4 – du : tidak menolak Ho 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl : pengujian tidak meyakinkan 4. Jika Ho adalah dua-ujung, yaitu bahwa tidak ada serial autokorelasi baik positif ataupun negatif, maka jika 59 d dl : menolak Ho d 4 - dl : menolak Ho du ≤ d ≤ 4 - du : tidak menolak Ho dl ≤ d ≤ 4 - du atau pengujian tidak meyakinkan 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl Seperti langkah tadi menunjukkan, kelemahan besar dari tes d adalah bahwa jika d tadi jatuh dalam daerah yang meragukan, atau daerah ketidaktahuan, orang tidak dapat menyimpulkan apakah autokorelasi ada atau tidak ada. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variable bebas K = 2 Sedangkan jumlah pengamatan N = 6. Maka diperoleh nilai DW 2,134 lampiran 3 berada diantara nilai -2 dan +2, maka dapat disimpulkan terdapat autokorelasi.

4.4.3. Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI.

0 2 31

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012.

0 10 14

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012.

0 2 12

ANALISIS PENGARUH LABA DAN ARUS KAS TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA.

0 2 8

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 1

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 1

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 3

ANALISA PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISA PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN KELUARGA YANG GO PUBLIC DI BEI

0 0 25