Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

b. Jika t t , maka Ho diterima dan H i ditolal, artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. hit tabel

3.5 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji hipotesis penelitian ini, variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis diuji terlebih dahulu dengan menggunakan pengujian regresi asumsi klasik untuk memperoleh model penelitian yang valid dan dapat digunakan untuk melakukan estimasi. Pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

3.5.1 Autokorelasi

Dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurut berdasarkan urut waktu tertentu data time series [Gujarati 1991 : 201]. Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Y prediksi pada waktu ke-t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel waston dengan jumlah variabel bebas k dan jumlah data n sehingga diketahui D L dan D U maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak terjadi autokorelasi Gujarati, 1991 : 218. Distribusi daerah keputusan Autokorelasi Menolak Ho Daerah keragu- Daerah keragu- Menolak Ho Bukti auto raguan raguan bukti auto Korelasi korelasi Positif negatif Menerima Ho atau Ho kedua-duanya 0 D L D U 2 4-D U 4-D L 4 Mekanisme tes Durbin-Watson adalah sebagai berikut, dengan mengasumsikan bahwa asumsi yang mendasari tes dipenuhi : a. Untuk ukuran sampel tertentu dan banyaknya variabel tertentu yang dapat menjelaskan nilai kritis dl dan du. b. Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada serial korelasi positif, maka jika d dl : menolak Ho d du : tidak menolak Ho dl ≤ d ≤ du : pengujian tidak meyakinkan c. Jika hipotesis nol Ho adalah bahwa tidak ada serial korelasi negatif, maka jika d 4 – dl : menolak Ho d 4 – du : tidak menolak Ho 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl : pengujian tidak meyakinkan d. Jika Ho adalah dua-ujung, yaitu bahwa tidak ada serial autokorelasi baik positif ataupun negatif, maka jika d dl : menolak Ho d 4 - dl : menolak Ho du ≤ d ≤ 4 - du : tidak menolak Ho dl ≤ d ≤ 4 - du atau pengujian tidak meyakinkan 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl

3.5.2 Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI.

0 2 31

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012.

0 10 14

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012.

0 2 12

ANALISIS PENGARUH LABA DAN ARUS KAS TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI INDONESIA.

0 2 8

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 1

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 1

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - Umpo Repository

0 0 3

ANALISA PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

ANALISA PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH AGENCY COST TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN KELUARGA YANG GO PUBLIC DI BEI

0 0 25