Di dalam perusahaan keluarga kebijakan deviden yang diterapkan adalah untuk pertumbuhan perusahaan, ini dikarenakan di dalam perusahaan keluarga
dewan direksi maupun dewan komisaris adalah keluarga. Pada perusahaan keluarga lebih diprioritaskan tentang bagaimana cara perusahaan tersebut untuk
selalu bertahan dan berjalan selama mungkin. Sehingga di dalam perusahaan keluarga kebijakan dividen yang dilaksanakan adalah untuk pertumbuhan
perusahaan Anderson, Mansi dan Reeb, 2002:4-5.
2.2.4.1. Berbagai Macam Kebijakan Dividen
Ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain Riyanto, 1995:269-272:
1. Kebijakan dividen yang stabil.
Banyak perusahaan yang menjalankan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap sama selama
jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan
kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, baru besarnya
dividen per lembar saham dinaikkan. Dan dividen yang sudah dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra tertentu.
Kebijakan ini menetapkan jumlah Rupiah minimal per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. bagi modal ada kepastian akan menerima jumlah dividen yang minimal setiap tahunnya
meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan perusahaan baik maka pemodal akan menerima
dividen minimal tersbut ditambah dengan dividen tambahan. Kalu keadaan keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen yang minimal
saja. 3.
Kebijakan dividen dengan penetapan divident payout ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio
yang konstan. Ini berarti jumlah dividen perlembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan
neto yang diperolehnya setiap tahun. 4.
Kebijakan dividen yang fleksibel. Penetapan dividen yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi
finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
2.2.5. Pengaruh Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen 2.2.5.1 Pengaruh Insider Ownership terhadap Deviden Payout Ratio
Rozzef 1982 dalam taswan menyatakan bahwa pembayaran deviden adalan bagian dari monotoring perusahaan. Dalam kondisi demikian perusahaan
cenderung untuk membayar deviden yang lebih besar jika insider memiliki
proporsi saham yang lebih rendah. Rozzef 1982 dan Esterbook 1984 dalam taswan juga menyatakan bahwa pembayaran deviden kepada pemegan saham
akan mengurangi sumber0sumber dana yang akan dikendalikan oleh manajer sehingga mengurangi kekuasaan manajer dan membuat pembayaran deviden
mirip dengan monitoring capital market yang terjadi bila perusahaan memperoleh modal baru.
Insider Ownership akan berhubungan negatif dengan deviden payout ratio. Semakin tinggi prosentase insider ownership maka semakin rendah deviden yang
dibayarkan oleh perusahaan. Jensen dan Meekling 1992 sebagaimana dikutip oleh Mollah et.al 2000 menyatakan bahwa jika tingkat kepemilikan insider
ownership semakin besar, maka manajer tidak akan membayar deviden yang besar, melainkan akan menimgkatkan gajinya.
Jensen 1986 menyatakan bahwa salah satu masalah antara manajer dan pemegang saham yaitu pemegang saham lebih menyukai pembayaran dividen
daripada diinvestasikan lagi sementara manajer sebaliknya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah lebih cenderung untuk membayar dividen lebih
besar, agar dapat mengalihkan sumber dana perusahaan agat tidak ditanamkan dalam proyek dengan net present value yang negatif Jensen, 1986. Hal ini juga
akan memperkecil agency cost yang berkaitan dengan aliran kas bebas.
2.2.5.2. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Deviden payout Ratio