diperhitungkan sebagai perkiraan atas aliran kas bebas. Hal ini menunjukkan adanya hipotesis yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara aliran kas
bebas dengan ratio deviden pay-out karena perusahaan memiliki aliran kas bebas
lebih banyak, maka jumlah deviden pun akan lebih baik untuk dibagikan kepada pemegang saham atau membayarkan hutang, dan ini akan mengurangi biaya
keagenan. Variabel tersebut diukur dengan rumus :
FCF =
a TotalAktiv
su BebanPenyu
dividen ak
SetelahPaj LabaBersih
tan +
−
Sumber : Maqsudi dan Ambon, 2004 : 9
2.2.3.3. Collaterizable Asset Aktiva Yang Digunakan
Collaterizable Asset atau ketersediaan aset dalam jumlah yang besar yang digunakan untuk menjamin pinjaman kreditur, akan dapat mengurangi konflik
antara pemegang saham dan pemegang obligasi Mollah et.al. 2000 : 10. Ratio atas aktiva tetap bersih terhadap aktiva total diperhitungkan sebagai perkiraan atas
aktiva yang bisa diagunkan untuk meningkatkan biaya keagenan terhadap permasalahan antara manajer dengan pemegang saham. Collaterizable asset
memiliki hubungan negatif dengan ageny cost. Semakin tinggi aktiva tetap yang menjamin pinjaman kreditur, makan semakin rendah konflik antara pemegan
saham dan kreditur. Rendahnya konflik antara kreditur dan pemegan saham disebabkan olek kreditur yang tidak merasa terjadi pengalihan kekayaan kepada
pemegang saham ketika perusahaan memiliki aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan, sehingga kreditur tidak khawatir ketika manajer atas perintah pemegang
saham untuk mengambil proyek yang beresiko tinggi untuk mendapatkan return
yang tinggi. Titman 1988 sebagaimana dikutip oleh Mollah et.al.2000 menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki Collaterizable asset yang cukup
tinggi dapat mengurangi konflik antara pemegang saham dengan kreditur karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman. “ ... firm that hold
more collaterizable asset have fewer agency problem between their bondholders and stockholders because these asset may seveas a colleteral against borrowing”.
Collaterizable asset akan berhubungan positif dengan deviden pay-out raito yang dibayarkan oleh perusahaan. Semakin banyak Collaterizable asset
yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak deviden yang akan dibayarkan perusahaan , dan sebaliknya bila semakin sedikit Collaterizable asset
yang dimiliki oleh perusahaan makan akan semakin sedikit deviden yang dibayarkan oleh perusahaan karena kreditur melakukan pembatasan atas
pembayaran yang dilakukan perusahaan. Pembatasan deviden tersebut merupakan salah satu bentuk hambatan yang dilakukan oleh kreditru untuk mengurangi
pengalihan kekayaan kepada pemegang saham. Mollah et.al.2000. Menyatakan bahwa terdapat hubungn positif antara collaterizable asset dengan deviden pay out
ratio. Variabel ini diukur dengan rumus sebagai berikut :
Collas =
TotalAsset Bersih
AssetTetap
Sumber : Maqsudi dan Ambon, 2004 : 9
2.2.4. Kebijakan Dividen