Penelitian Terdahulu KAJIAN TEORI

35 d. Menghormati perasaan, pikiran, dan pendapat orang lain. e. Memberikan pembenaran kepada perasaan dan rasa takut yang dialami orang lain. f. Mengetahui makna dari emosi yang dialami oleh diri sendiri. g. Tidak menggurui orang lain.

D. Penelitian Terdahulu

Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain, maka diperlukan kajian-kajian dari penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi sekaligus berkaitan dengan topik religiusitas, kecerdasan emosi, dan kejenuhan belajar, yaitu: 1. Penelitian terdahulu mengenai kejenuhan dilakukan oleh Sugara pada tahun 2011 pada siswa SMA Angkasa Bandung yang menemukan bahwa sebanyak 15,32 intensitas kejenuhan belajar siswa berada dalam kategori tinggi, 72,97 dalam kategori sedang, serta 11,71 pada kategori rendah. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti kejenuhan belajar siswa, akan tetapi penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu metode penelitian yang digunnakan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah 2012 pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang yang menemukan bahwa 14,6 siswa mengalami kejenuhan belajar kategori tinggi, 72,9 pada kategori sedang, serta 12,5 pada kategori rendah. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti kejenuhan belajar siswa. Namun penelitian ini menggunkan metode 36 eksperimen yakni efektivitas teknik self instruction yang jelas berbeda dengan penelitian yang dilakukan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarjo, dkk 2015 terhadap siswa SMA di Kota Yogyakarta menemukan bahwa 93,97 siswa mengalami kejenuhan belajar. Penelitian ini menemukan sebanyak 70,48 siswa mengatasi kejenuhan belajar dengan mengobrol dengan teman, 58,63 dengan berkumpul dengan teman, 52,41 dengan bermain game dan 48,90 dengan mendengarkan musik. Selain keempat cara tersebut penelitian juga menemukan bahwa 46,79 siswa mengatasi kejenuhan belajar dengan memperbanyak berdoa. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti kejenuhan belajar siswa dan dalam penelitian ini ditemukan bahwa siswa yang mengalami kejenuhanbelajar mengatasinya dengan berdoa. Berdoa dilakukan oleh seseorang untuk meminta pertolongan kepada Tuhannya sehingga berdoa merupakan salah satu kegiatan yang menunjukan tingkat religiuistas seseorang yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Namun metode yang digunakan dalam penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan yakni eksperimen. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Finta Eka Wulandani 2009 menunjukkan bahwa religiusitas memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kecenderungan burnout. Sumbangan religiusitas terhadap kecenderungan burnout sebesar 23. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti kejenuhan dan religiusitas. Akan tetapi kejenuhan dalam penelitian ini merupakan kejenuhan yang dialami oleh Guru sehingga subyek dalam penelitian tersebut berbeda dengan subyek penelitian yang akan dilakukan. 37 5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Farid 2011 menunjukkan bahwa religiusitas berhubungan positif dengan perilaku prososial remaja. Kontribusi religiusitas terhadap perilaku prososial remaja sebesar 6,14. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti religiusitas. Namun penelitian ini lebih mengkaji tentang religiusitas dengan perilaku prososial remaja sehingga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Kunaefi Muarif 2015 menemukan bahwa pelatihan kecerdasan emosi berpengaruh efektif menurunkan tingkat kejenuhan pada petugas kepolisian. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti kejenuhan dan kecerdasan emosi. Namun pada penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen yang jelas berbeda dengan penelitian yang dilakukan. Tidak hanya metode penelitian, subyek dalam penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam penelitian tersebut subyeknya adalah polisi sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah siswa. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Fajar Ramadhan 2014 menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada mahasiswa bidikmisi. Kontribusi religiusitas terhadap kebahagiaan pada mahasiswa bidikmisi sebesar 13,6. Meskipun penelitian ini sama-sama mengenai religiuistas tetapi terdapat perbedaan yaitu pada variabel lainnya yaitu kebahagiaan, sedang pada penelitian yang peneliti lakukan variabelnya adalah kecerdasan emosi dan kejenuhan belajar. 38 8. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Chandra Suwastiko Putri 2015 menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memiliki hubungan negatif dengan kecemasan pada pasangan yang akan menikah. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti kecerdasan emosi begitu juga dengan metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni mencari hubungan dengan menggunakan penelitian koresional. Akan tetapi terdapat perbedaan pada variabel lainnya yaitu kecemasan. 9. Cukup menarik penelitian yang dilakukan oleh Retno Anggraeni 2013 menunjukkan kecerdasan emosi secara signifikan mempengaruhi komitmen berkarir tenaga pendidik dengan kontribusi sebesar 42. Meskipun penelitian ini sama-sama mengkaji tentang kecerdasan emosi, akan tetapi penelitian memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pada variabel komitmen berkarir. 10. Cukup menarik penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Rai Kistyanti 2015 menunjukkan religiusitas dan harga diri mempunyai hubungan positif terhadap stress-related growth pada individu dengan disabilitas fisik dengan kontribusi sebesar 60,4. Dalam penelitian ini religiusitas memiliki kontribusi begitu besar. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama mengkaji religiusitas, akan tetapi memiliki perbedaan pada variabel lainnya yaitu stress-related growth.

E. Hubungan Religiusitas dan Kecerdasan Emosi dengan Kejenuhan Belajar