8
Berdasarkan hasil studi yang ada mengenai kejenuhan belajar, maka peneliti berasumsi bahwa religiusitas dan kecerdasan emosi memiliki hubungan
dengan kejenuhan belajar pada peserta didik. Hal itu di dukung oleh beberapa hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa peserta didik di SMA
cenderung mengalami kejenuhan belajar. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa peserta didik yang memiliki kecerdasan emosi kemungkinan untuk
mengalami kejenuhan cenderung rendah, itu terjadi karena peserta didik yang memiliki kecerdasan emosi mampu memahami perasaan yang sedang terjadi
pada dirinya, mampu mengelola perasaan tersebut, dan mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Begitu pula dengan peserta didik yang
memiliki tingkat religiusitas tinggi maka akan memiliki keyakinan bahwa apapun yang dilakukan merupakan sebuah ibadah atau tugas suci sehingga
peserta didik akan senantiasa memiliki semangat dalam belajar Ajat Sudrajat, ddk, 2008. Selain itu, peserta didik yang memiliki tingkat religiusitas tinggi
akan selalu memiliki keyakinan bahwa semua masalah yang dialami akan memiliki jalan keluar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disebut di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Proses belajar yang dilakukan secara terus menerus dan tekanan yang muncul baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitarnya mengakibatkan
peserta didik mengalami kejenuhan belajar. 2. Siswa mengatasi masalah kejenuhan belajar dengan cara yang negatif.
3. Tingkat religiusitas yang rendah memiliki kecerdasan emosi rendah.
9
4. Tingkat religiusitas rendah memiliki kecenderungan mengalami kejenuhan belajar tinggi.
5. Kecerdasan emosi rendah memiliki kecenderungan mengalami kejenuhan belajar yang tinggi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan terdapat siswa yang mengalami kejenuhan belajar, untuk mengatasi masalah
tersebut siswa lebih banyak melakukan kegiatan negatif dibandingkan kegiatan positif. Hal itu menunjukkan bahwa religiusitas dan kecerdasan emosi yang
dimiliki oleh siswa masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan religiusitas dan kecerdasan emosi secara bersama- sama terhadap tingkat kejenuhan belajar pada siswa?
2. Bagaimana hubungan antara religiusitas dengan tingkat kejenuhan pada siswa?
3. Bagaimana hubungan antara kecerdasan emosi dengan tingkat kejenuhan belajar pada siswa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kejenuhan belajar yang terjadi di SMA Negeri 11 Yogayakarta
10
2. Hubungan antara religiusitas dengan tingkat kejenuhan pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta.
3. Hubungan antara kecerdasan emosi dengan tingkat kejenuhan belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
mengenai hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan tingkat kejenuhan belajar pada siswa. Hasil penelitian juga diharapkan dapat
bermanfaat bagi disiplin ilmu Bimbingan Konseling, terutama bidang pribadi dan belajar.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta
Memberikan pengetahuan mengenai religiusitas, kecerdasan emosi, dan kejenuhan belajar sehingga dapat membantu siswa dalam
kegiatan belajar dan kehidupan sehari-hari. b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling mendapat wawasan baru mengenai hubungan antara religiusitas dan kecerdasan emosi dengan
tingkat kejenuhan belajar pada siswa, sehingga akan membantu guru Bimbingan dan Konseling ketika memberikan layanan pribadi dan
belajar.
11
c. Bagi Peneliti Peneliti mengetahui bagaimana religiusitas, kecerdasan emosi,
dan tingkat kejenuhan belajar pada siswa SMA Negeri 11 Yogyakrta sehingga menambah wawasan dan pembelajaran baginya.
12
BAB II KAJIAN TEORI