61
1 Struktur kalimat. 2 Kejelasan judul.
3 Sistematika penyajian. 4 Penggunaan kata dan istilah.
5 Kemudahan bahasa. 6 Kemenarikan dan kesesuaian bahasa dengan lingkungan peserta
didik. f. Visualisasi modul
Kriteria yang berkaitan dengan visualisasi modul yang ada dalam bahan ajar cetak modul adalah sebagai berikut:
1 Mempermudah pemahaman. 2 Mendorong minat peserta didik untuk belajar.
3 Memperkuat daya ingat. 4 Menyederhanakan informasi yang sulit.
F. Cara Pengumpulan Data
1. Data mengenai masukan dan saran untuk pengembangan penyusunan modul berupa data deskriptif didapatkan dari angket pengembangan modul
yang dipaparkan atau disampaikan oleh dosen pembimbing. 2. Data mengenai penelitian kualitas modul untuk mengetahui kualitas modul
pengayaan didapatkan dari angket penilaian modul yang diberikan kepada guru dan tanggapan siswa.
G. Validasi Bnstrumen
Instrumen yang digunakan perlu diuji kesahihan atau validitasnya.
62
Validitas mempunyai arti sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Arief Furchan, 2007: 293. Suatu instrumen dikatakan
valid bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur. Hasil validitas menunjukkan derajat validitas tinggi, sedang, dan
rendah Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 228. Instrumen penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dengan
menggunakan validasi konstruk yaitu validasi yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil pegukuran benar-benar bermakna, atau dapat
diinterpretasikan, atau dengan kata lain apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mampu mengukur. Peneliti berkonsultasi atau menerima
masukkan dari dosen pembimbing. Hasil validasi tersebut adalah instrumen yang siap digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
H. Teknik Analisis Data 1. Data Proses Pengembangan Modul Pengayaan
Data proses pengembangan modul yang didapatkan berupa data masukan dan saran. Data ini diperoleh dari hasil penilaian dosen
pembimbing. Data masukkan dan saran merupakan data deskriptif. Data tersebut dianalisis. Saran yang dianggap relevan digunakan sebagai acuan
untuk revisi modul.
2. Data Kualitas Modul Pengayaan
Data kualitas modul pengayaan merupakan data kualitatif. Data tersebut diperoleh dari lembar angket penilaian guru dan angket tanggapan
siswa. Jika guru menilai sangat baik terhadap pernyataan yang disajikan
63
dalam instrumen pada tiap aspek, berarti guru menilai tingkat kualitas modul sangat baik. Jika guru menilai kurang atau sangat kurang terhadap
pernyataan yang disajikan dalam instrumen pada tiap aspek, berarti guru menilai tingkat kualitas modul kurang atau sangat kurang. Penilaian
dengan kategori kurang dan sangat kurang akan disajikan penulis sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan akhir modul.
Kualitas modul pengayaan terdiri dari 5 lima kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Untuk mendapatkan kualitas
modul perlu dilakukan analisis dengan langkah sebagai berikut: a. Pengubahan hasil penilaian dari guru dari bentuk kualitatif ke bentuk
kuantitatif berupa skor tertentu dengan ketentuan sebagai berikut: SK Sangat Kurang = 1
K Kurang = 2
B Baik = 3
SB Sangat Baik = 4
b. Menghitung skor rata-rata dari tiap sub aspek yang dinilai dengan rumus kemudian menjumlahkan skor rata-rata sub aspek sehingga
didapatkan skor rata-rata tiap aspek Sumanto, 1995: 210:
Keterangan: = skorrata-rata
= jumlah skor
64
= jumlah reviewer c. Menghitung skor rata-rata tiap aspek kualitas menjadi nilai kuantitatif
sesuai kriteria penilaian. Penjabaran konversi nilai tiap aspek kriteria menjadi nilai kuantitatif terlihat pada tabel 1 berikut ini Anas
Sudijono, 1997: 157-161.
Tabel 1. Kriteria Kategori Penilaian Ideal TiapAspek
Keterangan: Mi =Mean Ideal
SBi=Simpangan Baku ideal
Skor tertinggi ideal = Jumlah butir kriteria X skor tertinggi. Skor terendah ideal = Jumlah butir kriteria X skor terendah.
3. Data Tanggapan Siswa Terhadap Modul Pengayaan
Siswa memiliki peran dalam memberikan tanggapannya. Terdapat 4 empat aspek yang dinilai yaitu kemudahan pemahaman, kemandirian
belajar, penyajian, dan pelaksanaan. Kriteria tanggapan yang akan dipilih
65
siswa untuk tiap aspek yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Data tanggapan yang terkumpul dari siswa dihitung dengan cara
menghitung frekuensi atau banyaknya kriteria yang muncul untuk tiap aspek, kemudian mempresentasekannya. Setelah itu menentukan nilai rata-
rata tiap kriteria pada keempat aspek. Data tanggapan tiap kriteria kemudian dijabarkan dalam bentuk diagram batang. Cara perhitungan
presentase tiap aspek ialah sebagai berikut:
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Potensi Hasil Penelitian
Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Selain itu diharapkan agar proses belajar biologi
benar-benar dapat diwujudkan dengan kegiatan ilmiah. Agar proses dan produk penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Proses
penelitian merupakan proses sains mulai dari merumuskan masalah, sampai dengan penarikan kesimpulan dan pengkomunikasian hasil. Sedangkan
produknya meliputi fakta dan konsep yang diperoleh selama penelitian. Makna dari hasil penelitian ini kemudian dianalisis potensinya agar diangkat
menjadi sumber belajar yang layak. Menurut Suhardi 2002:14,suatu hasil penelitian jika akan diangkat
sebagai sumber belajar di SMA harus melalui tahapan-tahapan yaitu : 1.
Identifikasi proses dan produk penelitian. 2.
Seleksi dan modifikasi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi. 3.
Penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi.
Di bawah ini merupakan penjelasan dari tahapan-tahapan analisis potensi dalam rangka pemanfaatan hasil penelitian tentang keanekaragaman
tumbuhan berbiji sebagai sumber belajar di SMA:
67
1. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian
Tahapan pertama dalam pemanfaatan hasil penelitian biologi untuk diangkat sebagai sumber belajar yang kemudian dikemas menjadi bahan
ajar dalam pembelajaran ialah identifikasi proses dan produk penelitian. Hasil penelitian biologi harus dikaji berdasarkan kurikulum yang berlaku
di sekolah yang bersangkutan. Kurikulum SMA yang berlaku pada sekolah yang bersangkutan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP SMA Tahun 2006. Pada tahap ini meliputi dua tahap pengkajian, yaitu:
a. Mengkaji berdasarkan kurikulum pendidikan biologi yang berlaku
Kurikulum SMA yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, sehingga yang dijadikan acuan untuk mengkaji
hasil penelitian adalah silabus KTSP bidang studi biologi kelas X SMA. Berdasarkan hasil pangkajian awal terhadap silabus biologi
didapatkan bahwa
pemanfaatan hasil
penelitian tentang
keanekaragaman tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden dapat dimasukkan
dalam standar
kompetensi memahami
prinsip keanekaragaman hayati.
Pengkajian hasil penelitian tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain dilihat dari kejelasan potensi
ketersediaan objek, dan permasalahan yang diangkat, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, sasaran materi dan peruntukannya,
informasi yang diungkap, pedoman eksplorasi dan perolehan yang akan dicapai. Apabila dari segi persyaratan tersebut terpenuhi, maka
68
dilakukan pengkajian proses dan produk hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan biologi di SMA. Berikut ini dapat dilihat
penjelasan persyaratan tersebut : 1
Kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat.
Kejelasanpotensi ditunjukkan oleh ketersediaan objek dan ragam permasalahan yang dapat diungkapkan dalam penelitian ini.
Objek dalam penelitian ini adalah tumbuhan berbiji. Sedangkan permasalahan yang diungkap melalui penelitian ini adalah tentang
keanekaragaman pada tingkat jenis. Permasalahan penelitian ini memenuhi syarat kejelasan potensi karena sesuai dengan
Kompetensi Dasar
KD pada
kurikulum KTSP
yaitu mendiskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis dan
ekosistem dan mengkomunikasikan keanekaragaman hayati dan usaha pelestarian serta pemanfaatanya.
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian hasil penelitian dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD
yang tercantum dalam kurikulum KTSP SMA kelas X bidang studi biologi. Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan Standar
Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang tercantum dalam kurikulum KTSP SMA kelas X bidang studi biologi pada
materi Keanekaragaman Hayati. Standar Kompetensi SK yang
69
ingin dicapai adalah memahami prinsip pengelompokkan makhluk hidup. Kompetensi Dasar KD yang ingin dicapai adalah
mendiskripsikan keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. 3
Kejelasan sasaran materi dan peruntukannya Sasaran yang dimaksud meliputi sasaran pengamatan objek
dan sasaran peruntukan subjek. Kejelasan sasaran ini perlu dilihat sebagai pedoman untuk menentukan bentuk modul bagi
siswa. Berdasarkan kajian silabus KTSP bidang studi biologi SMA kelas X, maka yang terkait dengan penelitian ini adalah:
a Sasaran pengamatan
Sasaran pengamatannya yaitu keanekaragaman tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden.
b Sasaran peruntukan
Sasaran peruntukannya yaitu siswa SMA kelas X semester I yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM pada materi Keanekaragaman Hayati. 4
Kejelasan informasi yang diungkap Informasi yang diungkap dalam penelitian ini adalah tentang
adanya berbagai macam jenis tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden.
5 Kejelasan pedoman eksplorasi
Kejelasan pedoman eksplorasi ini berkaitan dengan prosedur penelitian. Sumber belajar biologi yang akan dipergunakan di
70
SMA perlu dipertimbangkan yang menyangkut kemudahan pelaksanaan prosedur penelitian, ketersediaan waktu, tenaga,
sarana dan prasarana, tingkat kemampuan siswa dan kemampuan guru. Dikarenakan keterbatasan waktu, ketersediaan alat-alat,
kemampuansiswa, keberadaan
laboratorium yang
kurang mendukung, maka hanya ada beberapa prosedur penelitian yang
diangkat menjadi sumber belajar untuk SMA. b.
Mengkaji proses yang relevan dengan permasalahan biologi di SMA 1
Hasil penelitian berupa proses Ditinjau dari segi prosesnya, langkah-langkah kegiatan
penelitian merupakan langkah-langkah dalam proses sains, meliputi:
a Identifikasi dan perumusan masalah.
b Perumusan tujuan.
c Perumusan hipotesis.
d Penyusunan prosedur penelitian .
e Pelaksanaan kegiatan.
f Pengumpulan dan analisis data.
g Pembahasan hasil penelitian.
h Penarikan kesuimpulan.
i Pengkomunikasian.
Berdasarkan pengkajian proses penelitian, hanya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh siswa, yaitu analisis
71
data, pembahasan hasil penelitian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian. Sedangkan langkah yang tidak mendukung
untuk dilakukan oleh siswa SMA yaitu identifikasi dan perumusan masalah, perumusan tujuan, perumusan hipotesis, penyusunan
prosedur penelitian, pelaksanaan kegiatan, dan pengumpulan data. Hal ini disebabkan karena faktor keterbatasan waktu, peralatan
laboratorium, kemampuan siswa, keberadaan laboratorium sekolah yang kurang mendukung. Dari kajian tersebut dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah kegiatan penelitian ini dapat diangkat menjadi sumber belajar dengan melakukan modifikasi pada proses
yang tidak mendukung untuk dilaksanakan oleh siswa SMA, berupa studi kasus mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji
yang ada disekitar siswa. 2
Hasil penelitian berupa produk Produk penelitian merupakan hasil generalisasi fakta dan
konsep. Fakta dari hasil beberapa penelitian yang dilakukan yaitu berupa data yang merupakan foto-foto beberapa tumbuhan berbji
yang diambil dari lokasi penelitian.
2. Seleksi dan Modifikasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar
Biologi
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mengangkat proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Kedua hal tersebut
dilaksanakan setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sebagai
72
sumber belajar. Kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: a.
Prosedur kerja penelitian Menurut Suhardi 2007:16 prosedur kerja penelitian harus
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Misalnya penyediaan objek atau media dan
pelaksanaan penelitian bagi siswa. Mengingat alokasi waktu yang relatif sempit, kebutuhan dan ketersediaan alat laboratorium, dan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium, maka tidak memungkinkan untuk mengajak siswa untuk melakukan langkah-
langkah dalam penelitian. Alternatif pemanfaatan hasil penelitian ini yang memungkinkan untuk dilakukan adalah pemecahan masalah yang
didukung oleh data sekunder sebagai produk penelitian, yaitu berupa foto,tabel, dan grafik dari data hasil penelitian yang dapat digunakan
sebagai informasi kedua. Data-data tersebut kemudian disajikan kepada siswa sebagai informasi maupun untuk pengembangan siswa
dalam bentuk kegiatan diskusi di kelas, tugas secara berkelompok ataupun secara individual dan dapat pula disajikan kedalam modul
pengayaan. b.
Produk penelitian Produk berupa fakta,konsep dan prinsip disesuaikan dengan
konsep atau subkonsep berdasarkan KTSP bidang studi biologi SMA kelas X.
73
3. Penerapan dan Pengembangan Hasil Penelitian sebagai Sumber
Belajar Biologi kedalam Organisasi Instruksional
Tahap terakhir dalam pengangkatan atau pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar adalah penerapan dan pengembangan
hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi ke dalam organisasi instruksional. Penerapan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi
SMA diwujudkan ke dalam bahan ajar berbentuk modul pengayaan.
B. Pengangkatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar
Berdasarkan hasil analisis potensi, proses dan produk hasil penelitian, hasil penelitian ini telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai sumber
belajar. Tahapan selanjutnya yaitu mengemasnya menjadi suatu bahan ajar. Menurut Suhardi 2007: 4, sumber belajar yang sudah dikemas menjadi
bahan ajar ini akan berinteraksi dengan siswa. Dengan demikian, pencapaian tujuan pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh kemasan bahan ajar yang
sudah direncanakan dan diprogram. Bentuk bahan ajar yang sesuai untuk mengemas hasil penelitian tentang
keanekaragaman tumbuhan berbiji adalah modul. Modul yang akan disusun merupakan jenis modul pengayaan dengan karakteristik self instructional yang
dapat digunakan untuk belajar secara mandiri oleh siswa dan tidak tergantung pada pihak lain misalnya guru atau pengajar, serta modul ini dapat menjadi
acuan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam maupun diluar kelas. Sebagian materi yang disajikan dalam modul ini
merupakan konsep
yang diperoleh
dari hasil
penelitian tentang
74
keanekaragaman tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden. Menurut Depdikbud Suhardi,2007:5, penggunaan sumber belajar
biologi yang sudah dikemas sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran biologi memiliki kemampuan yang potensial untuk:
1. Membangkitkan produktivitas pembelajaran dengan cara :
a. Mempercepat laju belajar, dan menggunakan waktu secara lebih baik.
b. Membangkitkan kegairahan belajar.
c. Memberikan kegiatan lebih kearah individual.
d. Memberikan kesempatan berkembang sesuai dengan kemampuan.
2. Memberi dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran,dengan cara
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian berdasarkan fakta.
3. Lebih memantapkan pengajaran dengan cara:
a. Penyajian informasi data lebih konkret.
b. Mengurangi sifat verbalistik dan abstrak dengan menampilkan konsep
dan kenyataan yang kongkret, baik berupa foto ataupun tabel dan grafik.
75
C. Hasil Penelitian