Harga Saham Analisis Risiko Sistematis

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Harga Saham

Saham merupakan surat berharga yang berlaku sebagai bukti penyertaan modal atau pemilikan individu seseorang maupun badan dalam sebuah perusahaan. Anoraga dan Pakarti 2001 mengklasifikasikan nilai saham berdasarkan fungsinya ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut. a. Par Value Nilai nominal Stated Value Face Value, yaitu nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi Ketentuan UU PT No. 11995. Nilai nominal ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca. b. Base Price Harga Dasar, yaitu harga perdana yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. c. Market Price, yaitu harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya closing price. Harga pasar 13 ini merupakan harga jual dari satu investor ke investor yang lain, yang disebut sebagai harga pasar sekunder. Harga pasar inilah yang menyatakan naik-turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau di media-media lainnya.

2.1.2 Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis terhadap faktor-faktor fundamental ekonomi suatu perusahaan untuk melihat kondisi dan nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham. Nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan tidak hanya sebagai nilai nominal saham pada satu periode tertentu, tetapi juga sebagai harapan akan kemampuan perusahaan di masa mendatang untuk memaksimalkan laba bagi para pemegang saham dan sebagai pertimbangan bagi para calon investor dalam membuat keputusan untuk berinvestasi atau tidak dalam perusahaan bersangkutan yang dianalisis. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara: 1 mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan 2 menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham Widiasari, 2009. Dalam analisis fundamental, sangat banyak faktor-faktor fundamental yang harus dianalisis untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai kondisi perekonomian perusahaan di masa lalu dan saat ini, serta gambaran prospek perekonomian perusahaan di masa mendatang. Di antara banyaknya 14 faktor-faktor fundamental tersebut, penulis mengambil beberapa rasio keuangan di antaranya yang dianggap sangat penting dan dapat mewakili faktor-faktor fundamental tersebut sebagai variabel data dalam penelitian ini untuk dilihat pengaruhnya terhadap harga saham, yaitu ukuran perusahaan size sebagai skala pengukuran besar kecilnya suatu perusahaan dan price to book value PBV sebagai pengukur tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.

2.1.2.1 Ukuran Perusahaan Size

Ukuran perusahaan Size adalah skala pengukuran atas suatu perusahaan, yang dapat diukur dari besarnya nilai total kekayaan atau total aktiva suatu perusahaan, dari besarnya nilai ekuitas, besarnya total penjualan bersih perusahaan, dari jumlah tenaga kerja, maupun dari unsur-unsur lainnya yang menggambarkan kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran perusahaan berdasarkan total aktiva yang dimiliki dengan menghitung logaritma natural dari total aktiva tersebut. Perhitungan dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva ini digunakan untuk mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dan perusahaan yang terlalu kecil, sehingga data total aktiva terdistribusi normal. Ukuran perusahaan size dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 15 Keterangan: Size adalah ukuran perusahaan. Ln of Total assets adalah logaritma natural total aktiva. Total assets adalah total asetaktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Agnes Sawir 2004:101-102 dalam Dewi 2010, ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda, yaitu: 1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi hambatan bagi perusahaan kecil. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga memerlukan penentuan harga sedemikian rupa agar investor bisa mendapatkan return yang lebih tinggi secara signifikan. 2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya memiliki kelebihan dalam memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran khusus yang lebih menguntungkan, dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang 16 digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. 3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return yang membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan, seperti misalnya perusahaan yang sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen.

2.1.2.2 Price to Book Value PBV

Price to book value PBV adalah rasio keuangan yang digunakan untuk memperbandingkan harga pasar saham terhadap nilai buku saham tersebut untuk mengukur tingkat harga saham, apakah overvalued atau undervalued. PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin rendah nilai PBV suatu saham yang disebabkan turunnya harga saham, mengindikasikan terjadinya undervalued. Keadaan undervalued tersebut dapat mengindikasikan menurunnya nilai, kepercayaan, ekspektasi dan minat pasar akibat menurunnya kualitas dan kinerja fundamental perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV dari tahun ke tahun, akan semakin meningkatkan nilai 17 perusahaan di mata investor dan calon investor karena dinilai akan dapat memberikan keuntungan. Sehingga semakin tinggi minat investor dan calon investor akan saham tersebut, akan semakin tinggi pula harga saham. Keterangan: PBV = tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Stock price = harga saham penutupan pada akhir tahun Book value = nilai buku saham

2.1.3 Analisis Risiko Sistematis

Analisis risiko sistematis adalah analisis terhadap risiko sistematis atau yang sering disebut risiko pasar market risk, yang disebabkan oleh faktor- faktor yang menimpa seluruh perusahaan yang berada di dalam satu perekonomian atau pasar, misalnya karena kenaikan pajak, resesi, devaluasi, dan faktor-faktor lainnya. Risiko sistematis merupakan risiko atas sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dan diukur dengan koefisien beta. Koefisien beta saham adalah koefisien yang mengukur kepekaan return suatu saham terhadap perubahan return saham-saham secara rata-rata di pasar indeks pasar. Semakin tinggi tingkat beta, maka semakin tinggi risiko sistematis yang tidak dapat dieliminasi oleh diversifikasi. Untuk menghitung 18 beta suatu saham secara historis, dapat dilakukan dengan cara meregresi antara return historis suatu saham sebagai variabel terikat dan return historis indeks pasar misalnya IHSG sebagai variabel bebas. Koefisien regresi hasil perhitungan tersebut merupakan beta atau risiko sistematis Fauzie, 2012. Dalam mengestimasi beta saham, dapat digunakan model regresi linear untuk persamaan: Dengan : αi = variabel acak yang menunjukkan komponen dari return saham i yang independen terhadap kinerja pasar βi = beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat perubahan Rm Ri = tingkat return saham i, Rm = tingkat return dari index pasar, Dengan berpedoman pada konsep dasar dalam investasi, yaitu “High risk, high return. Low risk, low return”, diharapkan risiko beta yang tinggi menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi juga sehingga akan berpengaruh positif terhadap minat investor yang akhirnya akan meningkatkan harga saham.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumekar 2003 yang berjudul “Analisis Pengaruh Size, Beta, dan Price to Book Value