Kuesioner Penelitian Metode Pengukuran 1. Validitas dan Reliabilitas

3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan, yaitu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur sehingga menghasilkan data penelitian yang akurat. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung ≥ r tabel maka setiap item pernyataan dinyatakan valid dan sebaliknya bila r hitung ≤ r tabel maka setiap item dari pernyataan dinyatakan tidak valid Sugiono, 2012. Sedangkan uji validitas isi dilakukan dengan uji expert yang sesuai dengan bidang keahliannya untuk menguji kelayakan kuesioner yang akan digunakan, pada penelitian ini dilakukan pada 2 orang dosen dan I orang pelayanan. Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau konsistensi sebagai alat ukur. Uji reliabilitas dengan menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan cronbach’s alpha yaitu dengan ketentuan jika nilai r hitung cronbahc’s alpha ≥ r tabel maka instrumen penelitian dinyatakan valid Sugiono, 2012.

3.6.2. Kuesioner Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kueisoner, terdiri dari kuesioner mekanisme koping individu dan tingkat kepatuhan penatalaksanaan diabetes. Bagian pertama dari kuesioner adalah mekanisme koping individu dari coping orientation and prototypes COAP yang dikembangkan oleh Wong, Universitas Sumatera Utara Reker Peacock yang terdiri dari 81 item dengan nilai validitas 0,80 – 0,97. Kemudian kuesioner diadopsi oleh Hidayat 2013 dan sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas dengan koefisien ≥ 0,391 dan hasil uji reliabel adalah 0,956, maka dari 81 pernyataan menjadi 68 item pernyataan. Instrumen ini menggunakan skala Likert dengan menggunakan 5 pilihan jawaban. Kuesioner terdiri dari pernyataan positf favorable dan negatif unfavorable. Bobot penilaian untuk pernyataan positif favorable dimulai dari 1 sampai 5 yaitu TP 1, JR 2, KD 3, SR 4, dan SL 5, sedangkan untuk pernyataan negatif unfavorable bobot penilaian adalah SL 1, SR 2, KD 3, JR4 dan TP 5. Berdasarkan rumus statistik Sudjana 2005, p adalah rentangkelas dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang kelas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah, maka mekanisme koping individu dapat dikategorikan menjadi dua 2 yaitu: 1. Berorientasi pada situasi, dengan kategori : a. Adaptif, apabila skor 34-55 b. Maladaptif, apabila skor 11-33 2. Berorientasi pada emosi, dengan kategori : a. Adaptif, apabila skor 17-52 b. Maladaptif, apabila skor 53-85 3. Berorientasi pada pencegahan, dengan kategori : a. Adaptif, apabila skor 34-55 b. Maladaptif, apabila skor 11-33 Universitas Sumatera Utara 4. Berorientasi pada agama, dengan kategori : a. Adaptif, apabila skor 29-40 b. Maladaptif, apabila skor 8-28 5. Berorientasi pada eksistensi, dengan kategori : a. Adaptif, apabila skor 26-45 b. Maladaptif, apabila skor 9-25 6. Berorientasi pada restrukturisasi, dengan kategori : a. Adaptif, apabila skor 34-55 b. Maladaptif, apabila skor 11-33 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Mekanisme Koping Sub Varians Pernyataan � Favorable Positif Unfavorable Negatif Berorientasi pada situasi 5,15,25,30,40,56,58,61, 68 1,26,80 12 Berorientasi pada emosi 4,18,22,27,28,34,41,44, 45,57,79 12,17,21,42,55,67 17 Berorientasi pada pencegahan 10,14,19,20,23,38,46,65, 70 71,78 11 Berorientasi pada agama 6,29,37,47,51,60,73,7 8 Berorientasi pada eksistensi 11,16,39,53,62,66,69,74, 77 9 Berorientasi pada retruksturisasi 23,50,63 9,13,24,48,54,59,64,8 1 11 Jumlah 57 19 68 Bagian kedua dari kuesioner adalah untuk mengukur tingkat kepatuhan penatalaksanaan diabetes terdiri dari 30 pernyataan. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan 5 lima penatalaksanaan diabetes melitus yaitu diet, farmakologi, olah raga, perawatan kaki, dan pemantauan glukosa darah mandiri PGDM. Instrumen ini akan diuji dengan uji validitas isi, instrumen dinyatakan valid apabila conten validity indeks CVI 0,8 atau lebih, untuk uji validitas Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan menggunakan product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan teknik one shot yaitu pengujian butir pernyataan dengan sekali penyebaran kuesioner terhadap responden, untuk reliabilitas dilakukan dengan menggunakan alpha crobach, instrumen dinyatakan reliabel apabila koefisien alpha 0,7. Uji instrumen telah dilakukan pada penelitian ini pada penderita diabetes mellitus di ruang poli endokrin RSUP Dr. H Adam Malik Medan dengan jumlah responden 30 orang yang memiliki kriteria inklusi yang sama dengan responden penelitian. Validitas konstruk menunjukkan sejauh mana skor yang diperoleh benar-benar menyatakan nilai item corrected correlated, jika nilai item r hitung 0,361 maka nilai dinyatakan valid. Hasil dari uji validitas kuesioner tingkat kepatuhan terdapat 1 item pernyataan tidak valid, lalu dilakukan uji content validity indeks CVI 0,93. Demikian juga dengan hasil reliabilitas menunjukkan 29 item dinyatakan reliabel, karena memiliki nilai lebih dari 0,68 yaitu 0,923. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kepatuhan Diabetes Melitus Sub Varians Pernyataan � Favorable Positif Unfavorable Negatif Diet 6,9,10,13,14,18,26 3,19,20 10 Farmakologi 2,20,21,28 5 5 Olah raga 12,16 15 3 Perawatan kaki 17,25,28,30 4 Pemantauan glukosa darah mandiri 1,4,8,23,24 7,29 7 Jumlah 22 7 29 Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban TP 1, JR 2, SR 3, dan SL 4, Kuesioner terdiri dari pernyataan positf favorable dan negatif unfavorable. Bobot penilaian untuk pernyataan Universitas Sumatera Utara positif favorable dimulai dari 1 sampai 4 yaitu TP 1, JR 2, SR 3, dan SL 4, sedangkan untuk pernyataan negatif unfavorable bobot penilaian adalah SL 1, SR 2, JR 3, dan TP 4. Berdasarkan rumus statistik Sudjana 2005, p adalah rentangkelas dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang kelas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Dimana nilai tertinggi 116 dan nilai terendah 29. Banyak kelas dibagi menjadi dua kategori untuk penatalaksanaan diabetes, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 72. Dengan p =72, maka kategori tingkat kepatuhan penatalaksanaan diabetes adalah : Patuh : Bila responden menjawab pernyataan dengan skor 73-116 Tidak Patuh : Bila responden menjawab pernyataan dengan skor 29-72

3.7. Metode Analisa Data