Jaringan Sosial Kepentingan Jaringan Sosial Emosi

secara mendalan dengan jaringan sosial yang lebih luas, sedangkan jaringan informal dapat tidak memihak dan menembus batas struktur yang hierarkis.

1.5.7.3 Jaringan Sosial berdasarkan Tujuan Hubungan Sosial

Bila ditinjau dari tujuan hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, Ruddy Agustyanto 2007 :34 menyatakan bahwa jaringan sosial dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang dapat dijelaskan yaitu : 1. Jaringan Interest jaringan kepentingan, dimana hubungan sosial yang membentuknya adalah hubungan sosial yang bermuatan kepentingan. 2. Jarigan Sentiment jaringan emosi, yang terbentuk atas dasar hubungan sosial yang bermuatan emosi. 3. Jaringan Power jaringan kekuatan, yang terbentuk atas dasar hubungan sosial yang bermuatan kekuatan. Masing-masing jenis atau tipe jaringan sosial tersebut memiliki “logika situsional” yang berbeda satu sama lain.

1. Jaringan Sosial Kepentingan

Jaringan kepentingan terbentuk atas dasar hubungan sosial yang bermakna pada tujuan- tujuan tertentu atau khusus yang ingin dicapai oleh para pelaku. Bila tujuan tersebut sifatnya spesifik dan konkret seperti memperoleh barang, pelayanan, pekerjaan dan sejenisnya setalah tujuan-tujuan tersebut tercapai biasanya hubungan tersebut tidak berkelanjutan. Bila tujuan dari hubungan sosial yang terwujud spesifik dan konkret seperti, struktur sosial yang lahir dari jaringan sosial tipe ini juga sebentar dan berubah-ubah. Namun, bila tujuan tersebut tidak Universitas Sumatera Utara sekonkret dan spesifik seperti itu atau ada kebutuhan-kebutuhan untuk memperpanjang tujuan maka struktur yang terbentuk pun menjadi relatif stabil. Oleh karena itu, tindakan dan interaksi yang dalam jaringan sosial tipe ini selalu dievaluasi berdasarkan tujuan- tujuan relasional. Pertukaran negosiasi yang terjadi dalam jaringan kepentingan ini diatur oleh kepentingan para pelaku yang terlibat di dalamnya dan serangkaian norma yang sangat umum atau general Ruddy, 2007 : 35. Dalam hubungan nya dengan lembaga pendidikan, jaringan sosial seperti ini selalu terjadi khususnya terlihat dari interaksi antara siswa satu dan siswa lainnya yang saling memberikan pengaruh dan keuntungan satu sama lain. Dalam lembaga bimbingan belajar, tentunya dalam hal ini adalah Primagama, jaringan sosial kepentingan ini biasa di tunjukkan dalam realitas jaringan pertemanan yang dikonstruksi secara sosial oleh beberapa orang siswa yang berdiskusi dalam mengerjakan pekerjaan rumah pr serta pembentukan komunitas belajar untuk berdiskusi bersama tentor dari berbagai bidang pelajaran tertentu dalam peningkatan pemahaman materi pelajaran sebelum menghadapi beberapa ujian try out dan ujian akhir sekolah. Oleh karena itu jaringan sosial yang dibentuk beberapa siswa Primagama terjadi karena adanya tujuan-tujuan atau maksud khusus yang dapat menguntungkan mereka.

2. Jaringan Sosial Emosi

Jaringan emosi terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial, dimana hubungan sosial itu sendiri menjadi tujuan tindakan sosial misalnya dalam pertemanan, percintaan atau hubungan kekerabatan, dan sejenisnya. Struktur sosial yang dibentuk oleh jaringan emosi ini cenderung lebih mantap dan permanen. Hubungan sosial yang terwujud biasanya cenderung menjadi hubungan yang dekat dan menyatu. Di antara para pelaku terdapat kecenderungan menyukai atau Universitas Sumatera Utara tidak menyukai pelaku lain dalam jaringan. Oleh karena itu, muncul adanya saling kontrol yang relatif kuat antar pelaku dalam jaringan yang bersangkutan sehingga memudahkan lahirnya nilai dan norma yang mengembangkan kontiuitas pola-pola jaringan yang relatif stabil sepanjang waktu. Akibatnya jaringan tipe ini akan menghasilkan suatu rasa solidaritas. Artinya para pelaku cenderung mengurangi kepentingan – kepentingan pribadinya, dan biasanya mereka saling memberi dan menerima antara pelaku satu dan pelaku lainnya berdasarkan saling keterhubungan Resiprokal di antara mereka Ruddy, 2007 : 38.

3. Jaringan Sosial Power

Dokumen yang terkait

Etnografi Penderita HIV dan Lingkungan Sosial Budayanya di Simpang Selayang Medan

0 29 138

Strategi pengembangan bisnis waralaba Lembaga Pendidikan Primagama

11 77 114

Strategi pemasaran lembaga bimbingan belajar Primagama Vila Nusa Indah Bogor

12 114 195

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI TANGGUNG JAWAB PERDATA DALAM PERJANJIAN JASA BIMBINGAN BELAJAR ATAS KEGAGALAN STUDI ANAK DIDIK (STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA YOGYAKARTA).

0 2 11

PENDAHULUAN TANGGUNG JAWAB PERDATA DALAM PERJANJIAN JASA BIMBINGAN BELAJAR ATAS KEGAGALAN STUDI ANAK DIDIK (STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA YOGYAKARTA).

0 3 16

PENUTUP TANGGUNG JAWAB PERDATA DALAM PERJANJIAN JASA BIMBINGAN BELAJAR ATAS KEGAGALAN STUDI ANAK DIDIK (STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA YOGYAKARTA).

0 2 5

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA QUANTUM KIDS CABANG RADEN SALEH PADANG).

0 0 13

PELAKSANAAN KONTRAK WARALABA (FRANCHISE) DALAM BIDANG PENDIDIKAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA WILAYAH TANGERANG.

0 1 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN SMA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR PADA LEMBAGA PRIMAGAMA KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: SISWA PRIMAGAMA KELAS 3 SMA) - POLSRI REPOSITORY

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN SMA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR PADA LEMBAGA PRIMAGAMA KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: SISWA PRIMAGAMA KELAS 3 SMA)

0 2 30