1.5.4.1. Metode Pendidikan Berbasis Psikologis
Landasan psikologis mengajarkan betapa pentingnya mengetahui tentang kondisi fisik dan psikis dari peserta didik. Pendidikan pada dasarnya membantu peserta didik untuk dapat
menumbuhkembangkan potensi secara optimal yang mana kegiatan itu lebih bertumpu pada psikologis pesera didik. Pendidikan sebagai suatu tempat tumbuh dan berkembangnya peserta
didik, dan pendidik, guru atau tentor sewajibnya mengetahui tentang kejiwaan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didiknya. Menurut Zulkifili Amin 2009 : 30, lembaga
pendidikan dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut : a. Menentukan dan mencocokkan materi pelajaran siswa berdasarkan kurikulum nasional.
b. Membentuk pola atau metode pengajaran yang dapat bersifat satu arah Tertutup dan metode pengajaran interaktif Terbuka yang menekankan cara pengajaran yang menarik dan
menyenangkan yang menuntut keterbukaan pengetahuan peserta didik dalam proses mengajar dan belajar.
c. Menargetkan tujuan yang akan dicapai d. Melakukan Evaluasi terhadap setiap perkembangan hasil pembelajaran siswa.
e. Menyelenggarakan Remedial Pengulangan bagi siswa yang tidak dapat mencapai nilai kelulusan suatu mata pelajaran.
f. Menyelenggarakan program yang dapat mengidentifikasi segala potensi yang dimiliki masing- masing siswa.
Pemahaman peserta didik, utamanya berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satukunci keberhasilan pendidikan. Metode pendidikan berbasis psikologis menyediakan
sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan minat, bakat, kemampuan otak, kekuatan serta tempo perkembangan setiap peserta didik, dengan kata lain lembaga pendidikan harus dapat memandang perbedaan setiap
peserta didik, juga penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan kondisi dari setiap tingkatan jenjang pendidikan.
1.5.4.2. Metode Pendidikan Berbasis Sosial dan Budaya
Pendidikan berbasis sosial budaya menerangkan pertama pada skala mikro, pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama subjek yang
masing-masing bernilai setara. Sedangkan skala makro pendidikan berlangsung dalam ruang lingkup yang besar seperti dalam masyarakat antar desa, antar sekolah, antar kecamatan, antar
kota dan masyarakat antar suku. Hal ini lah yang biasa terjadi di berbagai bentuk lembaga pendidikan baik formal maupun non formal seperti sekolah dan bimbingan belajar. Dalam skala
makro, masyarakat melaksanakan pendidikan bagi regenerasi sosial yaitu pelimpahan harta budaya dan pelestarian nilai-nilai sosial dari suatu generasi ke generasi muda dalam kehidupan
masyarakat Pada skala makro ini lembaga pendidikan sebagai jaringan sosial yang sering terwujud
dalam bentuk komunikasi terutama komunikasi dua arah yang meliputi kesamaan arah dalam pikiran dan perasaan yang berakhir dengan tercapainya kelompok kemandirian oleh peserta didik
Amin, 2009 : 31.
1.5.5 Lembaga Pendidikan Bimbingan Belajar Kursus